Alexa seorang gadis cantik yang memiliki wajah bulat seperti tomat yang menyukai seorang pria tampan di kantor nya. "Sampai kapan pun aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita berwajah bulat. Mau dia secantik bidadari sekali pun aku tidak akan tertarik. "ucap chavin (pria yang disukai lexa). Dengan seiring nya waktu tanpa disadari mereka pun berpacaran. Chavin menerima cinta lexa kerena alasan tertentu. Tapi lexa sering diperlakukan tidak baik. Chavin suka membandingkan lexa dengan wanita lain. Dan akhirnya chavin memutuskan untuk berpisah dengan lexa. Tak disangka- sangka lexa mengalami kecelakaan yang membuat wajah nya yang bulat menjadi tirus mungkin disebabkan dia sakit teruk. Apakah setelah wajah lexa tirus cavin menerima cinta lexa kembali dengan tulus??? apakah lexa akan tetap mengejar cinta cavin atau malah sebaliknya. Nantikan kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15. PERMINTAAN MAAF
Alexa mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk Ninda:
“Nin, aku butuh teman cerita. Besok sebelum masuk kita bisa ngobrol, ya?” ujar Alexa.
Beberapa detik kemudian, balasan Ninda pun muncul:
“Pasti donk, Lex. Apa pun untuk sahabatku yang cantik. Kamu tenang dulu, ya Lex. Jangan terlalu dipikirkan.” jawap Ninda dalam pesan telfon nya.
Alexa tersenyum kecil membaca pesan itu. Hanya Ninda yang selalu membuatnya merasa lebih baik. Alexa pun berusaha tidur, meskipun pikirannya terus dihantui oleh sikap Chavin yang tadi begitu emosional.
KEESOKAN PAGINYA DI KANTOR
Alexa tiba lebih awal tidak seperti biasa. Lebih pagi ia datang dan sengaja membawa mobil sendiri tidak dijemput Chavin, agar bisa menghindari Chavin untuk sementara waktu. Saat ia sedang menyiapkan dokumen di mejanya, Ninda datang menghampirinya dengan membawa dua gelas kopi.
“Pagi, Lex! Nih, kopi favoritmu. Siap mendengarkan keluhanmu hari ini,” kata Ninda sambil tersenyum lebar.
Alexa menerima kopi itu sambil tersenyum tipis. “Thanks, Nin. Kamu selalu tahu cara membuat aku merasa lebih baik.”
Mereka duduk di ruang pantry yang sepi. Alexa pun mulai menceritakan kejadian semalam, termasuk kemarahan Chavin dan perasaan tidak nyamannya.
"Lex, kalau aku boleh jujur, aku rasa Chavin belum berubah lagi. Kamu layak dapat kehidupan yang baik yang bisa membuat kamu bahagia lex, Bukan seperti Chavin yang selalu sering membuat kamu menangis. " ucap Ninda dengan nada serious.
“Tapi aku mencintainya, Nin. Aku sudah memberikan dia kesempatan kedua. Kalau aku menyerah sekarang, rasanya seperti aku tidak memperjuangkan apa yang sudah kami mulai,” jawab Alexa pelan.
“Memang cinta itu butuh perjuangan, Lex. Tapi cinta juga harusnya membuat kamu merasa aman, bukan tertekan. Coba kamu pikirkan lagi, apakah hubungan ini layak dipertahankan kalau dia terus bersikap seperti itu?” Ninda mencoba membuka mata Alexa.
Alexa hanya diam. Hatinya tahu bahwa Ninda benar, tetapi pikirannya masih ingin percaya bahwa Chavin bisa berubah.
DI RUANG KERJA CHAVIN
Sementara itu, Chavin duduk di mejanya dengan gelisah. Ia mengingat kembali kejadian semalam, bagaimana ia marah besar hanya karena Alexa berbicara dengan Bimo.
Di satu sisi, ia merasa tindakan semalam salah, disisi lain dia gak suka ada orang lain mendekati Alexa tapi bukan karena cemburu. Tapi memang ia tidak suka melihat Lexa berbicara dengan jantan lain.
"Eehhmmm... menghela nafas.
"Kenapa aku selalu begini??? ucapnya dalam hati.
Ia mencoba mengalihkan fikiran nya dengan perkerjaan nya, tetapi tetap saja dia teringat kejadian semalam dan bayang bayang Alexa pun terus terlintas dibenak nya. Memang perasaan itu bukan perasaan Chavin takut kehilangan Alexa tapi dia memang tidak mau ada lelaki yang mendekati nya selain dirinya.
Aku harus minta maaf pada Alexa biar dia percaya kalau aku sudah berubah. Eehmmm.. Tapi aku harus bagaimana yah. Aarkk... yang benar saja seorang Chavin minta maaf dengan Lexa. "ucap nya dalam hati dengan sombong.
" Aarrk... Lexa.. kenapa kamu ha. (berteriak)
"Kenapa bro??? Bertengkar lagi sama Lexa??? Baru juga semalam sweet sweet. Sekarang sudah bertengkar saja!! " ucap seorang rekan dengan geleng-geleng.
"Aaarrkk... Bukan urusan lu. "jawap Chavin emosi.
Dan semua rekan rekan Chavin hanya geleng-geleng saja melihat tingkah Chavin. Mereka tau sifat Chavin yang arogan dan tempramental. Jadi mereka tidak heran melihatnya.
"Ok.. Aku harus menemuinya dan berbicara kepada nya.
"Betul betul kamu Lex. Sambil memukul meja.
Alexa dan Ninda sedang duduk di kantin bersama beberapa rekan kerja. Tiba-tiba, Chavin datang dan langsung duduk di sebelah Alexa. Semua orang di meja itu merasa canggung karena wajah Chavin tampak serius.
“Alexa, aku bisa bicara sebentar?” tanyanya dengan nada rendah.
Alexa melihat Ninda, yang mengangguk memberinya isyarat untuk pergi. Mereka berdua berjalan ke sudut kantin yang sepi. Chavin menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berkata,
“Kenapa kamu tidak minta aku jemput tadi pagi??? tanya Chavin.
"Jadi kamu cuma mau menanyakan hal itu saja datang menemui ku?? "jawap Alexa. sambil beranjak mau pergi.
"Lexa..tunggu. Bukan bukan itu. Aku tahu sikap ku semalam membuat kamu benci dengan ku. Aku tahu aku salah. Aku hanya tidak suka Lex ada lelaki yang dekat dekat dengan kamu selain aku.
Aku gak suka itu. Kamu tau kan dari dulu aku memang tidak suka apa yang sudah menjadi kepunyaan ku diambil orang lain. "ujar Chavin.
Iya aku tahu. kalian hanya ngobrol sebentar. Tapi aku tahu Bimo, jantan itu. Dia tertarik dengan mu Lex. Dari cara dia memandang mu aku tahu. Aku harap kamu faham kenapa tiba tiba aku marah dengan mu. Aku janji tidak akan mengulangi.
Sambil memegang tangan Lexa dan mencium nya. Aku janji sayang tidak akan mengulangi lagi. Sudah yah jangan marah lagi?? ucap Chavin memujuk.
Alexa menatap mata Chavin yang terlihat tulus. “Vin, aku butuh kepastian.
Aku butuh pembuktian dari kamu. Kalau kamu betul betul telah berubah. Karena aku masih belum yakin dengan sikap mu yang kemarin. Dan aku pun tidak tahu apakah kita bisa bertahan kedepan nya atau tidak. "ucap Lexa.
“Aku janji, Lex. Aku akan berubah. Beri aku waktu,” ucap Chavin dengan suara bergetar.
Alexa mengangguk pelan. “Baiklah, Vin. Aku beri kamu kesempatan. Tapi ingat, aku bukan boneka yang bisa kamu kendalikan sesuka hati.Yang bisa kamu perlakukan seperti dulu lagi. "ucap Lexa.
Mendengar itu, Chavin merasa lega. Ia berjanji dalam hatinya untuk menjadi pria yang lebih baik untuk Alexa. Dan seperti biasa keadaan pun telah membaik Chavin pun memberi satu kecupan di kening Lexa. Dan mencium tangan Lexa.
Dan hubungan Alexa Dan Chavin pun membaik lagi. Hubungan mereka berdua ibarat Roller coster naik turun. Susah untuk menebak kedepan nya bagaimana.
BEBERAPA HARI KEMUDIAN.
Chavin mengajak Alexa pergi ke sebuah restaurant yang sangat romantis tempat nya. Chavin memang handal untuk membuat wanita kelepek-kelepek apalagi kalau wanita itu Lexa. Mudah bagi nya untuk membuat Lexa tergila-gila padanya.
Malam itu Lexa mengenakan long dress berwarna hitam. Gaun yang mewah dan elegant. Lexa tampak anggun dan menawan. Membuat siapa saja yang melihat nya pasti tidak berkedip. Benar saja direstauran itu semua mata tertuju padanya. Bak bidadari turun dari kayangan, cantik nya luar biasa.
Mata Chavin pun sempat terpukai seketika melihat kecantikan Lexa. Tapi rasa itu tiba-tiba hilang. Karena memang sampai detik ini Chavin masih saja tergila gila sama perempuan yang berwajah tirus.
Yah dia sendiri pun pernah bilang. Walupun bidadari turun sekali pun kebumi. Dia tidak akan terarik kalau wajahnya tidak tirus.
"Alexa.. kamu cantik malam ini. Sambil memegang tangan Lexa dan mencium nya. Aku janji pada mu aku akan coba untuk berubah. Membuang sifat egois ku. sifat kasar ku. Sifat sifat ku yang kamu tidak sukai."ucap nya dengan penuh keyakinan.
Alexa tersenyum kecil. “Aku harap kamu benar, Vin. Karena aku sudah memberikan segalanya untuk hubungan ini.”Jawap Lexa.
Terima kasih Lexa. Terima kasih sayang.. Dan mereka pun saling pandang. Chavin pun memberi kecupan di kening Lexa. Dan satu ciuman dibibir mungil Lexa
Malam itu, Alexa merasa sedikit lebih tenang. Kerena Lexa memang merindu kan hari hari ini. Betapa hangat kecupan Chavin dia rasakan. kecupan yang dia tidak pernah lupakan.
Namun, jauh di dalam hatinya, masih ada rasa ragu. Apakah Chavin benar-benar bisa berubah? Atau ini hanya janji manis yang tidak akan bertahan lama?
BERSAMBUNG...
jika berkenan mampir juga dikaryaku yuk/Smile/