Berkisah tentang perjalanan panjang seorang pendekar tingkat tinggi dari dunia persilatan. Dia mengalami pertempuran antara hidup dan mati melawan para pendekar dari dunia persilatan.
Kisah ini berawal dari beberapa tahun silam ketika dia menemukan sebuah kitab suci legenda dan pedang pusaka. Kitab suci itu dipercayai mampu mengubah takdir dan hidup seseorang.
Dan akhirnya para pendekar dari berbagai kalangan mulai dari aliran putih, netral dan hitam bekerja sama membuat jebakan untuk mengkapnya.
Mari kita ikuti petualang Feng Xuan atau Lan Xuan Yu dalam perjalanan hidup barunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya anam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Perjalanan menuju sekte Teratai Emas
Setelah mengamati dengan teliti pedang yang awalnya menarik perhatiannya langsung berubah kecewa. Lan Xuan Yu hanya bisa mendesah panjang karena tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Lan Xuan Yu memiliki mata yang tajam jadi dengan mudah bisa menilai kualitas pedang dengan sekali pandang.
"Pedang ini memang bagus kualitasnya. Namun sayang pedang ini mempunyai sedikit kelemahan. Pedang ini tidak akan bisa menahan kekuatan tenaga dalam dan aura kehidupan secara bersamaan."
Memang hanya pedang tingkat dunia yang mampu menahannya. Tetapi di sini tidak mungkin ada kualitas pedang setingkat itu di sini. Kalau pun ada harganya pasti setinggi langit, mengingat kualitas pedang tingkat langit sangat langka.
Karena dirasa tidak cocok Lan Xuan Yu pindah dari tempatnya dan mulai berkeliling kembali. Seorang petugas paviliun senjata mendekati Lan Xuan Yu dan bertanya apakah membutuhkan bantuan.
"Tuan muda. Apakah ada yang bisa saya bantu?"
"Oh... Saya sedang mencari senjata yang berkualitas bagus. Kira kira yang kualitas tingkat langit. Apakah ada?"
"Silahkan ikuti saya tuan muda." Petugas paviliun senjata mengajaknya naik ke lantai atas. Lan Xuan Yu pun mengikutinya dari belakang.
"Tuan muda. Semua senjata yang berkualitas tingkat tinggi di simpan di tempat ini. Jadi silahkan anda mencarinya."
"Baik. Terima kasih."
Benar saja Lan Xuan Yu dapat menilai kualitas senjata disini jauh lebih bagus jika di bandingkan dengan yang ada di lantai bawah.
Lan Xuan Yu pun mulai mencari pedang yang sesuai dengan keinginannya. Lima belas menit telah berlalu namun masih juga belum menemukan yang sesuai.
Di saat Lan Xuan Yu hampir saja menyerah karena tidak ada yang cocok, tetapi matanya melihat sebuah pedang berwarna hitam pekat.
Dia pun mendekat serta meraihnya. Betapa terkejut Lan Xuan Yu ketika berusaha membuka pedang dari sarungnya. Dia merasakan ada aura kematian menyelimuti pedang itu. Lan Xuan Yu yakin pedang ini bisa di aliri tenaga dalam dan aura kehidupan dalam jumlah besar. Maka Lan Xuan Yu pun memutuskan untuk mengambil pedang itu.
"Tuan muda Anda sudah yakin mau mengambil pedang itu?"
"Iya. Kenapa?"
"Tapi tuan muda pedang itu..."
"Tidak apa-apa. Aku tahu." Lan Xuan Yu mengerti maksud dari petugas paviliun. Lan Xuan Yu mempunyai keyakinan kalau dirinya bisa memurnikan aura kematian yang ada di dalamnya.
Lan Xuan Yu pun turun kembali ke lantai bawah dan langsung menemui ayahnya yang duduk di ruang tunggu paviliun di temani oleh tetua sekte yang bertugas menjaga paviliun senjata.
"Ayah. Tetua Han." Lan Xuan Yu langsung menyapa dan memberikan hormat pada keduanya ketika sampai di hadapannya.
Tetua Han menganggukkan kepalanya sebagai jawaban tapi patriak Lan Meng Tao melontarkan sebuah pertanyaan alih alih menjawab sapaan Lan Xuan Yu.
"Bagaimana? Apakah kamu sudah mendapatkan senjata sesuai dengan kamu keinginanmu."
"Sudah ayah." Lan Xuan Yu memperlihatkan pedang yang ada di dalam genggaman tangannya keatas.
Patriak Lan Meng Tao tidak lagi mempertanyakan pilihan Lan Xuan Yu. Namun berbeda dengan tetua Han, dia sangat kaget dengan pedang yang menjadi pilihan Lan Xuan Yu itu.
Sebagai petugas yang menjaga paviliun senjata dia sudah pasti mengetahui dengan jelas senjata yang di pilih oleh Lan Xuan Yu. Pedang kegelapan malam yang memiliki kualitas tingkat dunia. Karena senjata itu sudah puluhan tahun ada di paviliun senjata.
Meskipun pedang itu memiliki kualitas sangat tinggi tapi tidak ada seorang pun yang berminat dengan pedang itu. Sebab selain bentuk dan warnanya yang kuno pedang itu memiliki aura kematian yang pekat.
Tetua Han saat ini tidak mau berkomentar takut membuat patriak Lan Meng Tao tersinggung. Tetua Han berpikir patriak nya itu pasti juga mengenali senjata yang ada di tangan Lan Xuan Yu. Kalau patriak Lan Meng Tao saja diam, lalu kenapa dia harus mempermasalahkan.
Setelah meninggal paviliun senjata Patriak Lan Xuan Yu dan Patriak Lan Meng Tao tidak langsung pulang. Kali ini tujuan mereka adalah paviliun leluhur.
Patriak Lan Meng Tao ingin membawa Lan Xuan Yu untuk memberikan penghormatan pada para leluhurnya sebelum keberangkatannya.
Selama tiga hari ini patriak Lan Meng Tao sibuk mempersiapkan keperluan putranya mulai dari administrasi dan lain sebagainya. Dia sengaja mempersiapkan segala sendiri karena ingin memastikan tidak ada kesalahan untuk kepergian putranya.
Akhirnya hari keberangkatan pun tiba patriak Lan Meng Tao dan Xiao Mei mengantarkan langsung putranya sampai depan gerbang sekte Gunung Awan. Meski dengan berat hati Xiao Mei pun melepas kepergian putranya juga.
Tidak ada henti hentinya dia berpesan pada Lan Xuan Yu untuk menjaga diri dengan baik. Harus pulang dengan selamat. Tidak mendapatkan juara tidak masalah asal tidak sampai terluka. Dan masih banyak lagi pesan pesan yang lainnya.
Patriak Lan Meng Tao hanya tersenyum mendengar semua ocehan istrinya pada Lan Xuan Yu. Dia sangat paham dengan kekhawatiran istrinya.
Dia sendiri pun sebenarnya memiliki perasaan yang sama namun dia berusaha untuk menekan rasa itu. Karena dia tidak ingin membebani pikiran Lan Xuan Yu dengan hal hal lain.
Dia ingin putranya belajar mandiri. Ibarat burung di mulai dari belajar mengepakkan sayapnya, hingga terbang tinggi melintasi ke angkasa.
Begitu pula harapannya pada Lan Xuan Yu saat ini. Dia ingin Lan Xuan Yu belajar pelan pelan mengenali dunia persilatan diluar sana.
"Patriak. Nyonya." Sapa tetua Jiang Zhuo.
Karena tetua ini yang diminta untuk mengantar dan melindungi Lan Xuan Yu dan Zhang Xin sebagai perwakilan dari sekte Gunung Awan.
"Tetua Jiang Zhuo. Aku titipkan putraku pada anda. Tolong jaga dan lindungi dengan baik."
"Saya. Akan menjaga tuan muda dengan segenap kemampuan saya, patriak."
"Terima kasih. Saya percaya pada tetua Jiang Zhuo."
"Terima kasih atas kepercayaan patriak."
Setelah berbasa-basi akhirnya mereka berangkat meninggalkan sekte Gunung Awan. Ini adalah pengalaman pertama bagi Lan Xuan Yu meninggal sekte Gunung Awan setelah kelahirannya kembali.
Dia sangat menantikan pengalaman seperti apa yang bisa dia dapatkan kali ini. Lan Xuan Yu tersenyum puas karena bisa keluar dari sekte dan melihat kembali betapa luasnya dunia persilatan.
Catatan.
Chapter 1. Kebangkitan sang penguasa end.
Saya hanya berharap semoga pembaca bisa menerima karya saya tanpa harus menghakimi.