" Mau gimanapun kamu istriku Jea," ucap Leandra
Seorang gadis berusia 22 tahun itu hanya bisa memberengut. Ucapan yang terdengar asal dan mengandung rasa kesal itu memang sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri.
Jeanica Anisffa Reswoyo, saat ini dirinya sudah berstatus sebagai istri. Dan suaminya adalah dosen dimana tempatnya berkuliah.
Meksipun begitu, tidak ada satu orang pun yang tahu dengan status mereka.
Jadi bagaimana Jea bisa menjadi istri rahasia dari sang dosen?
Lalu bagaimana lika-liku pernikahan rahasia yang dijalani Jea dan dosennya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Rahasia 33
Pada akhirnya hingga sore Lean baru bisa keluar dari rumah. Seharian tadi dia terus ditanyai oleh sang ibu. Zanita bahkan sampai tidak datang juga ke kampus.
" Ughhh, untung punya alesan bagus buat segera pergi. Mana sampai lupa ngirim pesen ke Jea lagi." Lean menggerutu selama mengemudi.
Situasi jalanan yang macet membuat Lean bisa melihat ke sekeliling. Dan sebuah pemandangan membuat Lean mengerutkan keningnya. Ia lalu membuka kaca mobilnya untuk memastikan bahwa matanya itu benar.
" Jea?"
Lean sungguh terkejut, dia tidak menyangka bahwa istrinya itu menjadi tukang ojek online. Dan hebatnya dia sama sekali tidak pernah melihat jaket serta helm milik Jea.
Tapi bukan itu poin pentingnya. Saat ini dalam dada Lean terasa begitu panas. Rasanya seperti terbakar ketika melihat Jea tertawa dengan lepas bersama pria yang bukan dirinya. Lean merasa tidak suka.
Ya Lean sangat tidak suka melihat Jea tertawa begitu lepas dengan para pria itu. Terlebih tawa itu belum pernah terjadi selama bersama dengan dirinya.
Dengan perasaan yang menggebu Lean mencari tempat parkir. Dia berjalan cepat untuk menghampiri istrinya. Lean sangat tidak sabar untuk segera menangkap Jea.
" Jea, kamu ngapain di sini?"
" B-bang."
Wajah Jea pucat pasi ketika tangannya dipegang erat oleh Lean. Ia jelas sangat terkejut. Sedangkan rekan sejawat Jea, mereka tidak mengerti tentang situasi saat ini. Sampai Lean menjelaskannya, dan itu cukup membuat mulut mereka menganga.
" Permisi, perkenalkan saya suami Jeanica. Maaf saya harus membawa Jea pulang. Jika tidak keberatan, bolehkan saya minta tolong untuk membawakan motor Jea ke alamat ini. Saya akan memberikan biaya perjalananya."
Siapa yang tidak terkejut saat mengetahui bahwa rekan ngojek mereka yang mereka sangat tahu masih berstatus sebagai mahasiswa itu sudah menikah. Namun dari penjelasan yang sangat yakin membuat mereka langsung saja percaya apa yang dikatakan oleh Lean.
Terlebih sikap ramah, wajah tampan sempurna, dan tubuh yang tinggi serta gagah benar-benar membuat rekan Jea seolah terhipnotis. Mereka pun menganggukkan kepala tanda menyetujui permintaan Jea. Terlebih saat Lean mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah.
" Baik Pak, kami akan mengantarkan motor Jea."
" Kalau begitu, tolong ya. Dan sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih. Permisi, kami pulang dulu."
Tangan Lean menggenggam erat tangan Jea lalu menariknya untuk dibawa ke mobil. Ia menunggu penjelasan dari istrinya tentang apa yang baru saja dia lihat itu. Dan selama berjalan menuju ke mobil, mereka berdua hanya diam tanpa sepatah kata pun.
Cekleek
Klaaak
" Sayang, jelasin!" ucap Lean singkat.
Rahangnya sedikit mengeras ketika dia mengingat bagaimna Jea tertawa bersama teman-temannya yang notabene adalah pria. Tapi saat ini dia jelas tidak akan meledak-ledak. Lean takut kalau Jea menjadi terkejut. Lagi pula lebih baik bicara dengan tenang tanpa melibatkan emosi.
" Bang, ada apa sih?"
" Kamu masih tanya ada apa? Apa yang kamu lakukan di sini tadi. Bukannya seharusnya kamu udah ada di rumah." Lean sedikit kesal sekarang. Padahal dia sudah sebisa mungkin menahan amarahnya.
Jea sedikit berdecak kesal. Satu hal yang membuatnya sedikit tidak suka adalah jika ada yang mengungkit apa yang dia kerjakan. Namun Jea juga tahu bahwa dirinya bersalah karena tidak bicara jujur.
" Aku tahu kamu nggak suka, tapi Jea gimanapun kamu istriku. Aku bertanggungjawab penuh sama kamu." Ucap Lean kembali. Dia tahu dari raut wajah istrinya bahwa saa ini Jea sedang tidak suka jika di tegur. Tapi sungguh, Lean tidak ingin melihat Jea di sana. Rasanya sungguh tidak menyenangkan bagi hatinya.
Jea terdiam. Apa yang dikatakan oleh pria yang berstatus sebagai suaminya itu memang benar adanya. Saat ini dia merupakan istri dari pria yang bernama Lean. Jika Lean tidak menyukai apa yang ia lakukan sekarang, seharusnya dia juga berhenti melakukannya.
" Maaf Bang, aku hanya ingin melakukan apa yang sudah aku lakukan sebelumnya."
" Haah, Jea kenapa nggak ngomong sih. Kenapa nggak jelasin apapun. Sayang, kamu bisa nyari sampingan lainnya. Ini bahaya tahu, aku yang khawatir. Buseeet deh, bayangin kamu ngojek, duuuh aku nggak bisa beneran. Jadi please, berhenti aja ya. Kamu bisa ngelakuin kegiatan lain. Aah iya, kamu fokus aja buat belajar. Huuft, Jea apa kamu tahu, pikiranku jadi kalut ngeliat kamu diantara para pria itu."
" Ya?"
Jea tersentak dengan ucapan sang suami. Melihat raut wajah Lean yang kacau, terlintas sesuatu dalam pikirannya. Apa Lean saat ini sedang cemburu?
TBC