NovelToon NovelToon
Mamaku Simpanan Suamiku

Mamaku Simpanan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Wanita Karir / Romansa / Pelakor jahat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Simpanan Suamiku selama ini ... MAM4?!!! nggak mungkin, nggak mungkin mam4 tega melakukan ini padaku. Aarrgghhh!!!"

Ungkapan kekecewaan Kimberly terdengar melalui jeritan kerasnya setelah menemukan kebenaran yang tersembunyi di ponsel suaminya. Mam4 yang selama ini dihormatinya dan sangat disayanginya, ternyata adalah simpanan dari suaminya sendiri.

Bagaimana jadinya jika orang yang kau anggap sebagai mam4 tiri yang begitu kau cintai melebihi siapapun, dan kau perlakukan dengan penuh kasih sayang seperti mam4 kandungmu sendiri, tiba-tiba menjadi sumber konflik dalam pernikahanmu?

Di depannya ia terlihat begitu baik, namun di belakangnya ia bermain peran dengan licik. Penasaran dengan kisahnya? Segera simak perjalanan emosional Kimberly hingga akhir cerita!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25. Proses Pengalihan Saham

Beberapa hari pun berlalu. Saat ini, dalam balutan gaun putih selutut tanpa lengan yang elegan, rambut panjangnya tergerai anggun, dan langkahnya dipercantik sepatu heels hitam, Kimberly terlihat menaiki mobilnya, hendak pergi ke acara ulang tahun bos di tempat kerjanya.

Setibanya di tempat tersebut, Kimberly disambut oleh dekorasi ruangan yang sangat mewah dan berkelas. Semuanya terlihat teratur dan indah, menciptakan atmosfer pesta bergaya Eropa yang elegan. Kimberly segera berjalan menuju ke tempat bosnya berada.

Sesampainya disana dia segera memberikan selamat dan hadiah kecil kepada bosnya itu.

Bosnya tersenyum senang menerima hadiah dari Kimberly. "Terima kasih, Kimberly. Kamu pakai memberikan saya hadiah segala." ucapnya.

Kimberly tersenyum malu. "Tidak apa-apa, Bos. Ini sebagai bentuk ucapan selamat Saya atas ulang tahun bos. Sekali lagi selamat ulang tahun ya bos. Semoga panjang umur dan sehat selalu." 

Mereka berbincang-bincang sejenak sebelum bosnya mengajak Kimberly untuk bergabung dengan tamu-tamu lainnya. Kimberly pun berjalan mengelilingi ruangan, menyapa teman-teman kerjanya yang hadir.

***

Di tengah-tengah pesta, bosnya mengumumkan bahwa akan ada sesi karaoke untuk menghibur para tamu. Kimberly yang sejak kecil suka bernyanyi langsung antusias. Dia segera mendaftar untuk ikut serta dalam sesi karaoke tersebut.

Saat giliran Kimberly untuk menyanyikan lagu, dia memilih lagu favoritnya, "I Will Always Love You" dari Whitney Houston. Suara merdunya membuat semua orang terpukau. Bosnya terlihat sangat terkesan dengan penampilan Kimberly.

Bosnya pun memberikan standing ovation untuk Kimberly setelah dia selesai menyanyikan lagu tersebut. "Wow, Kimberly! Suaramu sungguh luar biasa. Aku tidak tahu kalau kamu memiliki bakat menyanyi sehebat ini," ucap bosnya dengan penuh kagum.

Kimberly tersenyum malu-malu. "Terima kasih, Bos. Aku memang suka bernyanyi sejak kecil. Tapi aku tidak pernah berpikir kalau suaraku bisa membuat orang terkesan seperti ini."

Bosnya mengangguk. "Kamu memiliki bakat yang luar biasa, Kimberly. Saya yakin suatu hari nanti kamu bisa menjadi seorang penyanyi terkenal bila kamu mendaftarkan diri kamu di pencarian bakat."

Kimberly terkejut mendengar pujian dari bosnya. Dia tidak pernah berpikir untuk mengejar karir sebagai penyanyi. Terlebih dengan pekerjaannya sekarang sebagai agen properti. Bakat menyanyinya ini hanya Kimberly jadikan hobinya saja. Tidak sampai pekerjaan.

Kimberly pun tersenyum geli. "Ah, Bos. Saya pikir saya lebih cocok menjadi agen properti daripada menjadi penyanyi terkenal. Tapi terima kasih atas pujian dan dorongan dari Bos."

Bosnya mengangguk mengerti. "Tentu saja, Kimberly. Tapi jangan pernah menutup kemungkinan untuk mengejar passionmu dalam bernyanyi. Siapa tahu suatu hari nanti kesempatan itu datang dan kamu bisa menjadi penyanyi sukses."

Kimberly merenung sejenak. Dia memang menyukai pekerjaannya sebagai agen properti, tapi juga tidak menutup kemungkinan untuk mengejar passionnya dalam bernyanyi. Mungkin suatu hari nanti dia akan mencoba peruntungannya dalam dunia musik.

Pesta ulang tahun bos berjalan dengan meriah. Kimberly menikmati setiap momen yang ada, dari berbincang dengan teman-teman kerjanya hingga menyanyikan lagu favoritnya di sesi karaoke. Dia merasa bahagia bisa menjadi bagian dari acara tersebut.

****

Setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai art, Dania pulang bersama putrinya, Tasya, yang ikut menemaninya. Sebelum pulang ke rumah, Dania singgah sebentar di sebuah toko untuk membeli makanan untuk Tasya.

Namun, ketika mereka hampir sampai di sebuah toko kelontong di dekatnya, tiba-tiba sekelompok preman mendatangi Dania dengan kasar.

Dania merasa jantungnya berdegup kencang ketika sekelompok preman itu mendekatinya dengan wajah yang penuh dengan kekerasan. Dia mencoba untuk tetap tenang, namun ketakutan yang melanda dirinya membuatnya sulit untuk berpikir dengan jernih.

"Berikan uangmu, atau kau akan mendapat akibatnya," ujar salah satu preman dengan suara yang penuh dengan ancaman.

Dania meraba-raba saku bajunya, namun dia menyadari bahwa semua uang yang dimilikinya telah direbut oleh para preman itu. Dia merasa putus asa, namun dia tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan putrinya yang masih kecil.

Tasya, yang berdiri di samping ibunya, menatap dengan penuh kebingungan. Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, namun dia bisa merasakan ketegangan yang menggelayuti ibunya.

Dania mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Dia tahu bahwa dia harus tetap kuat demi putrinya. Dengan langkah gemetar, dia mencoba untuk berbicara dengan para preman itu.

"Tolong, berikan kembali uang saya. Saya hanya ingin membelikan makanan untuk anak saya," ucap Dania dengan suara yang bergetar.

Namun para preman itu hanya tertawa dengan nada yang merendahkan. Mereka tidak peduli dengan alasan Dania. Mereka hanya ingin uang dan tidak akan berhenti sampai mendapatkannya.

Dania merasa semakin putus asa. Dia tahu bahwa dia tidak bisa melawan sekelompok preman itu sendirian. Namun, dia tidak akan menyerah begitu saja. Dia harus melindungi putrinya, Tasya, dan tidak akan membiarkan mereka merugikan dirinya ataupun Tasya.

Dengan langkah gemetar, Dania mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Dia mencoba untuk berpikir cepat, mencari cara untuk mengatasi situasi yang sulit ini. Tiba-tiba, sebuah ide muncul dalam pikirannya.

"Dengar, saya punya ide. Bagaimana kalau saya memberikan barang berharga saya sebagai ganti uang?" ucap Dania dengan suara yang bergetar.

Para preman itu saling berpandangan, kemudian salah satu dari mereka mengangguk setuju. Mereka tertarik dengan tawaran Dania. Dania segera melepas kalung emas yang dipakainya dan memberikannya kepada para preman itu.

"Sekarang, tolong biarkan kami pergi. Saya hanya ingin membawa pulang putri saya," ucap Dania dengan suara yang penuh dengan harapan.

Para preman itu menerima kalung emas tersebut dengan senang hati. Mereka kemudian pergi meninggalkan Dania dan Tasya. Dania merasa lega, namun juga sedih karena telah kehilangan barang berharga itu.

Dania dan Tasya akhirnya melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Mereka berjalan dengan hati-hati, tetapi Dania tidak bisa menahan rasa cemas yang masih menghantui dirinya. Dia merasa bersyukur bahwa mereka berhasil lolos dari para preman tadi, tetapi dia juga merasa sedih karena kehilangan kalung emasnya.

Sesampainya di rumah, Dania segera memeluk Tasya dengan erat. Dia merasa lega bahwa para preman tadi tidak berbuat jahat pada putrinya. Tasya, meskipun masih kecil, bisa merasakan perubahan suasana hati ibunya. Dia mencoba untuk menenangkan Dania dengan pelukan hangatnya.

"Mama, apa yang terjadi tadi?" tanya Tasya dengan polos.

Dania tersenyum kecil. Dia tidak ingin membuat Tasya khawatir dengan cerita yang terlalu menakutkan. "Tidak apa-apa, sayang. Mama hanya lelah saja. Kamu segera istirahat ya Sayang, habis itu makan. Mama akan buatkan kamu makanan." jawab Dania dengan lembut.

Dania pun segera memasak makanan kesukaan Tasya, sambil sesekali tersenyum melihat putrinya yang sedang bermain dengan mainan kesayangannya. Meskipun hatinya masih terasa berat karena kehilangan kalung emasnya, namun melihat senyum bahagia Tasya membuat Dania merasa lega.

Setelah makan malam selesai, Dania membawa Tasya ke kamar tidur dan membacakan cerita sebelum tidur seperti biasa. Tasya yang masih polos dan tidak tahu apa-apa tentang kejadian tadi, tertidur dengan tenang dalam pelukan ibunya.

Dania duduk di samping tempat tidur Tasya, memperhatikan wajah putrinya yang damai saat tertidur. Dia merasa bersyukur memiliki Tasya sebagai anugerah terbesarnya. Meskipun hidupnya kini tidak selalu mudah, namun kehadiran Tasya selalu memberinya kekuatan untuk terus melangkah.

Dania kemudian mengambil sebuah foto seorang lelaki yang tersimpan di dalam laci di samping tempat tidur. Dia melihat wajah kekasihnya, William yang sekarang entah dimana, dan air mata mulai mengalir di pipinya. William adalah segalanya baginya, dan kehilangannya meninggalkan luka yang sulit untuk sembuh.

Dania mengusap air matanya dan menatap foto William dengan penuh rindu. Dia merindukan kehangatan pelukan dan senyum lelaki itu. Namun, kini William telah pergi entah ke mana, meninggalkan Dania dan Tasya sendirian.

Dania menggenggam erat foto William dan berbisik pelan, "Aku akan terus mencarimu, Sayang. Aku tidak akan pernah menyerah untuk membujukmu kembali kepadaku." 

Dengan hati yang berat, Dania meletakkan foto William kembali ke dalam laci. Dia kemudian berbaring di samping Tasya, memeluknya erat. Meskipun kehidupannya kini penuh dengan caci4n dan derita, namun Dania tahu bahwa dia memiliki Tasya yang selalu menjadi sumber kebahagiaannya.

****

Keesokan harinya Kimberly segera pergi untuk mengurus beberapa saham yang dahulu diberikan oleh almarhum papanya pada mantan suaminya, William. Saat ini, Kimberly ingin mengubah nama kepemilikan atas saham itu sepenuhnya menjadi namanya, tanpa sekalipun melibatkan William atau memberitahunya.

Dengan langkah cepat, Kimberly segera pergi ke kantor notaris untuk memulai proses pengalihan kepemilikan saham. Di dalam hatinya, dia merasa senang karena akhirnya bisa mengambil apa yang seharusnya dia ambil dan miliki.

Sesampainya di kantor notaris, Kimberly disambut oleh seorang pria paruh baya yang ramah. Dia menjelaskan maksud kedatangannya ke kantor tersebut dan memberikan semua dokumen yang diperlukan untuk proses pengalihan kepemilikan saham.

Proses pengalihan kepemilikan saham berjalan lancar, dan dalam waktu singkat, saham tersebut resmi menjadi milik Kimberly. Dia merasa lega dan bahagia karena akhirnya bisa memiliki sesuatu yang benar-benar miliknya tanpa harus terikat dengan masa lalu yang menyakitkan.

Bersambung ...

1
Ira
Aduh hallu nya jgn keterlaluan msk sekelas artis aja bayaran gk semahal itu jadi wanita panggilan .. Apalagi kelas ibu dpt 75 jt.. Bokis bgt..
◍•Grace Caroline•◍: hehe ini ada daya tariknya tersendiri kak. baca terus ya
total 1 replies
Masitoh Masitoh
isshh muka mu letak d mana dania
◍•Grace Caroline•◍: di dengkul kali ya/Curse//Curse/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!