S 2
"Aku Punya Papa." Tiga kata yang selalu diucapkan Farzan bocah berusia 6 tahun itu, ketika teman-teman seusianya mengolok dirinya tidak punya papa.
Ibu mana yang tidak sakit hati melihat putranya yang selalu diolok, namun Zana hanya bisa diam karena dia tidak bisa menunjukkan siapa ayah dari anaknya.
Hingga ketika Farzan dinyatakan mengidap Pneumonia, penyakit yang bisa mengancam nyawanya, membuat dunia Zana seakan runtuh. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk pengobatan putranya, namun hasilnya selalu nihil bahkan semua yang ia punya telah habis terjual. Dan pada akhirnya, dengan terpaksa Zana kembali ke kota kelahirannya untuk mencari sosok ayah biologis putranya, yaitu laki-laki yang telah menghancurkan masa depannya 7 tahun lalu, dengan harapan laki-laki itu bisa menolong putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16. SESEKALI BERI PELAJARAN PADA PAPAMU
"Ayo Om Wili angkat teleponnya." Gumam Keyla sambil terus berusaha menghubungi nomor om Wiliam. Ia benar-benar merasa takut jika om nya itu tertangkap oleh Farhan karena bukan hanya om Wiliam yang akan terkena masalah tetapi dirinya juga.
"Tenang Key, tenang. Om Wiliam pasti sudah berhasil menyingkirkan Farzan dan sekarang dia pasti sedang berusaha mengamankan diri." Ucap Keyla lagi berusaha menenangkan dirinya. Yah ia harus yakin jika om Wiliam pasti sudah berhasil menjalankan perintahnya.
Senyum sumringah merekah diwajahnya membayangkan hal itu, hari-harinya bersama Farhan pasti akan sangat menyenangkan karena tidak ada lagi Farzan yang mengganggunya. Perhatian Farhan sepenuhnya hanya akan tercurah kepada dirinya saja.
"Bocah yang malang, maaf ya lagi-lagi kamu harus terpisah dengan Papamu. Aku tidak mau kau menjadi pengganggu diantara aku dan Farhan, apalagi Mamamu itu dia bisa saja menggoda Farhan. Aku tidak akan membiarkan kalian berdua terus berada di kehidupan Farhan, karena hanya akulah yang berhak atas diri Farhan. Setelah berbagai cara aku lakukan untuk bisa mendapatkan Farhan, jadi mana mungkin aku membiarkan orang lain juga memilikinya." Keyla tersenyum menyeringai.
"Sebenarnya, awalnya aku hanya berniat membalas Farhan yang pernah menghancurkan perusahaan Om Wiliam meskipun Om Wiliam tidak pernah memintaku melakukan itu. Tapi lama-lama aku malah jadi jatuh cinta padamu, kau itu terlalu tampan untuk disia-siakan Farhan. Jadi lupakan saja, tidak akan ada balas dendam. Aku akan menjadi nyonya Farhan." Keyla merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum lebar, membayangkan dirinya menjadi seorang ratu di istana Farhan.
"Dan teruntuk calon Papa mertua yang sedang sakit-sakitan, terimakasih karena sudah percaya akulah yang mendonorkan darahku, padahal sebenarnya aku membayar orang untuk mendonorkan darahnya." Ujarnya lagi sambil tertawa pelan. Mengingat bagaimana papanya Farhan memintanya untuk menjadi menantu karena merasa berhutang nyawa padanya.
"Oh Farhan, aku sudah tidak sabar menjadi pengantinmu." Ujarnya sambil memeluk dirinya sendiri yang masih mengenakan gaun pengantin itu. Ia merasa benar-benar bahagia saat ini.
Namun, ia tidak menyadari dibelakangnya sepasang mata menatapnya dengan sorot mata yang tajam, seperti belati yang siap menikamnya.
Kedua tangan Farhan terkepal erat sampai terlihat buku tangannya yang memutih. Rahangnya mengeras dengan hebat sehingga wajahnya nampak bergetar.
"Keyla...!" Ucapnya dengan nada yang terdengar menyeramkan.
Yang membuat Keyla langsung berbalik. Wajahnya yang mengembangkan senyum seketika berubah pias setelah melihat siapa yang telah berdiri dibelakangnya. Namun, ia berusaha setenang mungkin berharap Farhan tidak mendengar apa yang diucapkannya tadi.
"Farhan, kau darimana saja?" Tanyanya kemudian mendekati calon suaminya itu hendak memeluk, namun yang ia dapati malah tamparan keras diwajahnya.
Plak...! Pipi Keyla yang seperti ondel-ondel kata Farzan kini bertambah memerah akibat tamparan dari Farhan.
Keyla mematung sambil mengusap pipinya yang terasa kebas bercampur panas.
"Farhan,
"Jangan berani-beraninya menyebut namaku lagi Keyla! Karena aku tidak sudi kau menyebut namaku. Wanita berhati iblis sepertimu sama sekali tidak pantas menyebut namaku!" Tukas Farhan dengan nafas yang naik turun, ia menunjuk tepat didepan wajah Keyla. Tatapannya begitu mematikan sehingga membuat Keyla terpejam beberapa detik.
"Dengar ini baik-baik Keyla, jangan pernah bermimpi menjadi ratu di istanaku, bahkan kau sama sekali tidak pantas menginjakkan kaki sebagai babu di rumahku." Ujarnya dengan lantang.
"Kau tidak bisa membatalkan pernikahan kita Farhan, Papamu pasti akan syok bila kau melakukan itu." Balas Keyla.
"Pernikahan itu tidak akan batal, tapi bukan kau yang akan menjadi mempelai wanitanya!" Tukas Farhan kemudian berbalik memanggil pegawai butik dengan berteriak.
Tak berapa lama kemudian, dua orang wanita datang dengan tergesa menghampiri Farhan.
"Ada apa, pak?" Tanya salah satu wanita itu yang merupakan pegawai butik.
"Paksa wanita itu untuk melepas gaun pengantinnya, lalu kirimkan gaun itu ke rumahku." Setelah memerintah dua pegawai butik itu, Farhan pun bergegas pergi dari tempat itu tanpa memperdulikan teriakan Keyla yang memanggilnya. Ia akan mengurus wanita itu nanti, yang terpenting sekarang adalah Zana dan putranya. Ia harus meminta maaf pada Zana, bahkan jika perlu ia akan berlutut didepan wanita itu.
Namun, ketika sampai ditempat ia meninggalkan Farzan dan Zana. Ia tidak mendapati keberadaan ibu dan anak itu.
Ketika melihat laki-laki yang tadi mengantarkan Farzan, ia bergegas menghampirinya untuk bertanya.
"Maaf saya mau tanya, apa kamu lihat anak kecil yang tadi bersama ibunya?"
"Oh mereka sudah pergi."
"Pergi kemana?" Tanya Farhan lagi.
"Tadi saya hanya melihat mereka masuk kedalam mobil, setelah itu saya tidak tahu lagi."
"Terimakasih," ujar Farhan kemudian bergegas menuju mobilnya. Farzan dan Zana pasti pulang kerumah yang sudah ia berikan pikirnya, dan ia harus segera menyusul mereka.
Farhan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh agar cepat sampai, bayang-bayang wajah Zana yang terlihat sangat marah beberapa saat lalu terus terlintas dipikirannya. Ia harus meminta maaf pada wanita itu.
Sementara itu ditempat lain...
.
.
.
"Wah, rumah Om besar sekali." Seru Farzan, menatap kagum bangunan megah didepannya.
"Anggap saja ini juga rumahmu, Farzan." Ujar seorang laki-laki yang membawa Farzan dan Zana pergi dari butik. Tadinya ia ingin masuk kebutik membeli hadiah untuk istrinya, namun urung ketika melihat Farzan dan mamanya seperti sedang menunggu taksi.
Flashback...
"Itu kan Farzan, syukurlah sepertinya dia sudah sehat. Tapi dia mau pergi kemana?" Gumamnya yang baru saja memarkirkan mobilnya di pelataran butik. Dari dalam mobil ia memperhatikan bocah itu dan mamanya yang berdiri di pinggir jalan, iapun turun menghampiri mereka.
"Farzan," panggilnya.
Farzan menoleh, bocah tampan itu seketika tersenyum melihat laki-laki yang membantunya untuk menggagalkan rencana Keyla memanipulasi hasil DNA nya.
"Om."
"Farzan, dia siapa Nak?" Tanya Zana, ia menggenggam erat tangan putranya ketika laki-laki asing itu datang menghampiri.
"Saya Adam." Ujar laki-laki itu memperkenalkan namanya.
"Ma, Om ini kerabatnya Papa. Om ini juga yang bantu aku untuk menggagalkan rencana Tante Keyla." Ujar Farzan.
"Rencana apa?" Tanya Zana.
"Keyla mencoba untuk menukar hasil DNA Farzan dan Farhan. Tapi aku tidak membiarkan itu terjadi." Ujar laki-laki yang bernama Adam itu.
Laki-laki itupun menceritakan ketika pertama kali ia melihat Farhan datang ke rumah sakit bersama seorang wanita dengan terlihat panik.
Secara diam-diam ia mengawasi, dan apa yang dilihat dan didengarnya begitu membuatnya terkejut. Ternyata Farhan memiliki seorang anak tanpa dari hasil pemerkosaan yang sebenarnya ia tidak menginginkan hal itu terjadi. Farhan terjebak dalam pengaruh obat yang diberikan seseorang.
"Pantas saja, waktu itu Farhan selalu menghilang entah kemana. Ternyata dia mencari mu." Ujar laki-laki itu.
Zana hanya diam, ia tidak mau membahas tentang kejadian itu lagi.
"Farzan, sebaiknya kita segera pergi dari sini." Ajak Zana, ia tidak ingin berurusan dengan siapapun keluarga Farhan.
"Kalian mau pergi kemana?"
"Om, Mama mau membawaku pergi dari Papa. Mama tidak mau aku celaka. Tadi Tante Keyla berusaha untuk mencelakai aku." Ujar Farzan mengadu.
Laki-laki yang bernama Adam itupun mengajak Zana dan Farzan untuk ikut dengannya. Awalnya Zana menolak, namun setelah ia meyakinkan dan berjanji tidak akan memberitahu pada Farhan, Zana pun akhirnya menerima tawarannya.
...✨✨✨...
Dan disinilah Zana dan Farzan berada sekarang. Berdiri didepan sebuah rumah yang sangat megah.
Tak lama kemudian pintu rumah megah itupun terbuka, seorang wanita bersama anak laki-laki yang terlihat lebih muda dari Farzan keluar dari rumah itu.
"Sayang, ini Farzan dan Zana yang aku ceritakan waktu itu." Ujar Adam pada wanita yang merupakan istrinya.
Wanita itu menatap Zana kemudian berpindah menatap Farzan, "Kak Adam benar, anak ini sangat mirip dengan Kak Farhan." Ujarnya.
"Ayo masuk." Ajaknya kemudian.
Farzan terlihat antusias untuk memasuki rumah megah itu, terlebih sang pemilik rumah memiliki anak laki-laki yang bisa menjadi temannya. Namun, langkahnya terhenti di ambang pintu ketika teringat dengan papanya. Iapun mendongak menatap mamanya.
"Ma, pasti sekarang Papa pasti sedang mencari kita."
"Tidak apa-apa, sesekali beri pelajaran pada Papamu itu." Ujar Adam sambil terkekeh.
.
.
.
TBC.......✨✨✨
Tinggalkan like dan komennya dong, terimakasih. ☺️🙏🙏🙏