Sejak berusia enam tahun, Zakia Angelina Axeline tidak pernah merasakan bahagia Sejak sang ibu pergi untuk selamanya. Tak pernah di anggap ada oleh ayah dan ketiga kakak laki-lakinya. Di tuduh sebagai pembunuh dan pembawa sial.
Selain itu, Karena sebuah kesalahpahaman. Zakia harus menikah dengan Maxime Roberto, Pria yang ia kira sebagai pelindung justru menjadi penambah luka.
Namun siapa sangka, Tekatnya untuk pergi mempertemukan Zakia dengan Akbar RafasyaMaulana, Cucu seorang kyai besar.
Perbedaan agama sempat menjadi penghalang. Lalu? Akankah Zakia bisa hidup bahagia bersama Gus Rafa? Atau justru sebaliknya??
"Aku mencintaimu sejak pada pandangan pertama, Sejak delapan tahun yang lalu. Aku ingin kamu menjadi milikku. Maka dari itu, Bolehkah aku egois? Izinkan aku merebutmu dari Tuhanmu, Zakia..."Akbar Rafasya Maulana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Satu-satunya
Usai sholat subuh berjamaah. Ummi Shafira mengekor di belakang sang putra. Masih lengkap dengan mukena yang di pakainya, Ummi mengikuti langkah kaki Gus Rafa.
Pria itu masuk ke kamarnya. Sebenarnya Gus Rafa tidak tinggal di sana melainkan bersama sang Opa. Namun karena merasa rindu dengan orang tuanya Gus Rafa datang dan menginap.
"Ada apa Ummi?Kenapa Ummi ngikutin Rafa dari tadi.."Pria berusia tiga puluh tahun itu meletakkan sajadah, Peci serta sorbannya di atas tempat tidur. Ummi Shafira masuk dan duduk di samping sang putra.
"Semalam sebelum kamu datang ada tamu.."Ujar Ummi Shafira kepada sang putra. Rafa mengangguk, Ia sudah tahu kemana arah pembicaraan ini. Karena Abahnya pun sudah menyampaikannya semalam.
"Abah sudah mengatakannya Ummi, Dan Rafa sudah menjawabnya.. Rafa rasa, Rafa tidak perlu menjawabnya lagi.."Ummi Shafira mendesah kecewa. Wanita itu tidak tahu kenapa putranya tidak tertarik sama sekali dengan para wanita.
"Ya, Semalam Kyai Siddiq kemari. Beliau menyampaikan, Ya barang kali kamu mau di jodohkan sama Putrinya.."Kyai Siddiq adalah salah satu sahabat Abah Fahri. Putrinya menjadi ustadzah di pesantren ini, Anak-anak biasa memanggilnya Ustadzah Nayla.
"Sudah berapa kali Rafa bilang.. Rafa punya pilihan sendiri Ummi,. Cuma dia satu-satunya wanita yang ada di hati Rafa saat ini? Rafa tahu ini salah,Karena memang tidak seharusnya Rafa memikirkan wanita yang bukan mahramnya. Tapi salahkah kalau Rafa yang berjuang? Setiap sepertiga malam, Rafa selalu menyebut namanya.. Jadi untuk saat ini Rafa mohon, Jangan paksa Rafa.. "Gus genggam tangan sang ibu agar tidak terlalu memikirkan hal demikian.
"Apa wanita itu yang kamu maksud? Tapi agama kita berbeda Rafa...Bagaimana kalau dia tidak mau ikut dengan kita.. "Gus Rafa menghela nafas panjang.
"Aku akan merebutnya Ummi..Bukan dari keluarganya, Tapi langsung dari Tuhannya..Mengikuti jejak Umma Salma tidaklah buruk bukan?" Gus Rafa mengedipkan sebelah matanya genit.
"Ya, Dia memang selalu jadi panutan..
Waktu terus berjalan, Saat ini Gus Rafa sudah siap dengan pakaian rapinya. Ia sudah siap akan pergi ke kantor yang ia kelola. Siapa lagi yang akan bekerja, Abahnya sudah ada pesantren, Kakaknya ikut ke ibu kota dan mengurus Cafe nya yang di pindahkan disana.
"Gus.."Vino datang untuk menjemput sang Gus. Pria itu tampak sedang gelisah dan Gus Rafa bisa melihat itu.
"Ada apa? Kenapa kau gelisah sekali..Apa ada masalah di kantor?
Vino diam, Jawabannya sudah ada tapi lidahnya seolah sangat kelu. Vino akhirnya berbisik di telinga Gus Rafa membuat pria itu terbelalak.
"Kenapa kau tidak bilang sejak kemarin Vin? Alden juga? Bagaimana bisa dia tidak mengatakannya padaku.."Gus Rafa langsung masuk ke dalam mobil. Ia sangat terkejut dengan kabar yang di sampaikan oleh Sekretaris nya ini.
"Kata Alden, Sejak kemarin ponsel Anda tidak aktif Gus.. Makanya dia menghubungi saya.. Hanya saya minta maaf karena saya lupa.."Gus Rafa berdecak. Bagaimana bisa ia sampai tidak tahu tentang semua ini.
"Langsung ke bandara Vin..
"Baik Gus..
*****
Sepasang pria dan wanita telah keluar dari area bandara. Bukan ibu kota tujuan mereka melainkan kota B. Sebuah kota yang pernah Darrel datangi lima tahun yang lalu karena perjalanan bisnis.
Mereka adalah Darrel dan Zakia. Sepasang kakak beradik itu telah sampai, Mereka berjalan dan sekarang sudah berada di luar area bandara.
"Kamu mau makan? "Zakia meraih ponselnya dan mengetik sesuatu disana.
"Di dalam bandara ada cage juga tadi.. Kenapa kita tidak makan disana saja..
Darrel tersenyum, Sebelah tangan pria itu terangkat mengusap kepala sang adik.
"Di dalam sana banyak pelanggan..Kakak tidak terbiasa makan di tempat yang ramai seperti itu.."Zakia mengangguk, Ia paham sekarang, Kakak nya memang sudah terbiasa hidup enak sejak kecil dan Daddy nya selalu mengajaknya makan di restoran tertentu.
"Kira cari cafe di daerah disini.. Dulu saat kakak kemari, Ada cafe yang menunya enak-enak..."Zakia sangat setuju. Kali ini ia akan menurut apapun yang akan Kakaknya lakukan. Zakia juga sudah berniat ingin mencari kerja guna membantu sang kakak nanti.
.
.
.
Niat hati ingin makan di cafe yang tempatnya tak jauh dari bandara. Darrel dan Zakia harus mengurungkan niatnya karena taksi online yang di pesan sudah datang.
Sekarang, Zakia dan Darrel tengah berada di salah satu Cafe. Zakia sebenarnya tidak ingin makan, Namun Darrel memaksa karena ia tidak ingin calon keponakannya kelaparan di dalam sana.
Usai makan siang, Darrel membayar biaya makanan yang telah mereka pesan tadi. Pria itu sudah berniat ingin mencari sewaan rumah untuk tempat tinggal mereka sementara.
"Ohya, Kamu tunggu disini dulu ya.. Kakak mau kembali ke dalam mau beli air minum.."Zakia mengangguk tersenyum. Wanita yang tengah hamil anak Max itu berdiri di depan cafe.
Zakia melihat kesana kemari, Walaupun sejak kecil pernah tinggal di negara ini, Zakia tetap saja penasaran. Perlahan kaki itu melangkah hingga sampai di gerbang cafe. Banyak orang lalu lalang keluar masuk cafe tersebut.
Cuaca hari ini memang tidak terlalu panas. Langit terlihat seperti sedang mendung namun tak ada satu rintik hujan yang turun.
"Sepertinya aku akan betah tinggal disini.."Batin Zakia mengamati orang-orang yang tengah berbincang. Sangat ramah dan mudah bergaul.
Zakia masih berdiri disana guna menunggu sang kakak. Hingga matanya tanpa sengaja melihat seorang wanita paruh baya berhijab syar'i sedang menyebrang. Tampaknya, Wanita berhijab itu tak peduli dengan sekitar karena sedang menerima telepon.
Zakia semakin terkejut begitu melihat sebuah kendaraan berupa truk yang sepertinya oleng. Truk tersebut mengarah ke wanita paruh baya tadi dan..
Tin....Tin...
Wanita berhijab itu kaget begitu melihat kendaraan besar dengan kecepatan tinggi mengarah padanya..
"Awaaaas!!! Remnya bloong!! "Teriak sang supir truk memberi peringatan. Wanita itu ingin segera menghindar tapi sepertinya sudah terlambat hingga..
Bruk
BRAAKK!!
"Astagfirullah..."Wanita tadi mengucap istighfar saat merasakan tubuhnya di dorong keras hingga jatuh dengan kondisi tengkurap. Gamis putih Gading yang di kenakannya sudah kotor. Lutut dan sikunya juga terluka.
Beberapa orang membantunya berdiri, Wanita itu terkejut dengan menutup mulutnya. Jantungnya berdetak kencang ketika matanya menatap seorang gadis yang menyelamatkannya terkapar tak berdaya dengan bersimbah darah di tengah jalan.
Orang-orang langsung berkerumun. Tak terkecuali seorang pria yang baru saja keluar dari cafe.
Dug!
Botol air minum yang di pegangnya jatuh ke tanah. Dengan mata kepalanya sendiri Darrel melihat sang adik di hantam truk hingga terpental beberapa meter. Kali Darrel lemas bak jelly seolah tak berdaya dan tak bisa menahan tubuhnya, Air matanya luruh begitu saja. Bibirnya bergetar hendak berucap tapi lidahnya seolah begitu kelu..
Dengan sekuat tenaga Darrel mengumpulkan tenaganya..
"ZAKIAAAAA!!!!
.
.
.
TBC
hrs'y sadar ap penyebab yg mmbuat zakia pergi😡
Selamat Max .......rasakan penyesalanmu sekarang