Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.6
Saat eyang pulang ke rumah untuk sarapan,Mimi pun memberi tahu eyang bahwa aku pulang dan sekarang sedang beristirahat di kamar.
eyang yang mendengar kabar tersebut pun merasa sangat bahagia, karena memang Lilia adalah cucu satu²nya yang mereka miliki.
"tapi, biarkan Lilia istirahat , jangan di ganggu dulu, kelihatannya Lilia sangat kelelahan",ucap Mimi mengingatkan eyang
"baiklah, padahal aku sangat rindu ingin segera bertemu dengan Lilia",sahut kakek.
"yaa lagipula kan Lilia juga masih disini, nanti juga kamu bakalan ketemu ", ucap Mimi memberi pengertian.
Setelah beberapa jam, akhirnya eyang pun mencoba untuk membangunkan ku tanpa sepengetahuan Mimi.
"Lilia...? " , panggil eyang yang sedari tadi sudah tak sabar ingin membangunkan ku, akupun langsung terbangun dan segera menjawab panggilan eyang.
"iya eyang,sebentar" , jawab ku yang segera membuka pintu kamar.
"Ya tuhan cucu kakek semakin cantik saja" ,kata kakek memuji.
"iyaa dong" , jawab ku penuh percaya diri, "Eyang sehat " , tanya ku kepadanya .
"yaa sehat dong, apalagi sekarang cucu kakek pulang, semakin sehat eyang ", jawabnya yang terlihat sangat bahagia karena kehadiran ku.
"kamu sendiri gimana Lilia ?" , kata Eyang balik bertanya.
"yaaa sehat dong seperti eyang ", jawab ku menghibur eyang .
"pah, makan siang sudah siap ", tiba-tiba terdengar suara Mimi memanggil eyang.
"Loh,,, Lilia kamu bangunin ya ", kata Mimi yang kaget melihat ku sudah bangun.
"iya Mi,sudah cukup kok tidur nya ", jawab ku menenangkan Mimi.
"yaudah kalo begitu yu kita makan siang bersama ", ajak Eyang begitu bersemangat. "waaahh pasti enak nih masakan Mimi ", kata ku yang rindu masakan rumah.
Karena setiap hari selalu makan di luar, kami bergegas menuju ruang makan, menunya terlihat sangat menggiurkan, membuat ku semakin bersemangat untuk makan.
"makan yang banyak ya Lilia ", kata eyang yang terlihat sangat bahagia.
Setelah nasi dan semua lauk sudah berada di piring, tiba tiba aku tidak bernafsu untuk makan, tapi aku tidak mungkin mengecewakan Mimi yang sudah menyiapkan semuanya,aku berusaha untuk tetap biasa saja di depan mereka .
Setelah selesai makan aku segera masuk ke kamar lagi.
"Aku ke kamar lagi ya yang,Mi," ,kataku meminta izin.
"eemmm iya Li " ,kata eyang yang masih mengunyah makanan nya,aku segera bergegas menuju kamar kembali.
Ku lihat ponsel ku ternyata sudah ada puluhan panggilan tak terjawab dan juga puluhan pesan yang belum di baca.
"sayang ,kamu kenapa gak bilang² sama aku kalo mau pulang ke rumah kakek kamu,kan aku bisa mengantarkan kamu ", pesan Amar setelah ku baca dan masih banyak pesan Amar yang sangat cemas dan mungkin dy kebingungan dengan apa yang terjadi kepada diriku..
Hatiku ku sangat sakit rasanya, seperti ada yang bergemuruh di dada, seketika aku menangis tidak bisa ku bendung lagi air mataku,membayangkan ternyata lelaki yang selama ini aku cintai dengan sepenuh hati,yang menemani ku selama 2 tahun belakangan ini dan yang selalu membuat aku merasa menjadi wanita yang sangat istimewa, ternyata dy adalah kakak ku ..
"Ya tuhan kenapa bisa seperti ini kejadiannya", suara ku tertahan dengan rasa yang semakin sesak di dada.
Bagaimana jika Amar juga mengetahui semua ini, apalagi kami sudah berencana ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius.
"apa yang harus aku lakukan sekarang ?", otak ku sudah tidak bisa berpikir sekarang.
apa aku harus mengatakan kepadanya semua hal ini, apa dy akan membenciku atau bahkan dy akan membenci papanya yang ternyata juga papaku ..
Pikiran ku sudah tak karuan,aku sangat mencintai nya, kenapa kami harus di pertemukan dengan kondisi seperti ini.
Dada ku semakin sesak membayangkan apa yang sudah kami lakukan di dalam mobil, rasanya aku tidak terima kalau dy ternyata adalah kakak ku,aku berharap ini hanya mimpi buruk ku dan aku berharap aku segera terbangun dari mimpi buruk ini.
Tiba-tiba ponsel ku berdering lagi, terlihat panggilan nomor tidak di kenal ,aku curiga jangan² ini Amar mencoba menghubungi ku dengan nomor yang lain.
Aaahhh rasanya dunia ku runtuh dalam sekejap mata.aku matikan ponsel ku agar tidak ada lagi yang bisa menelpon ku.
Aku berpikir bahwa ini semua sangat tidak adil untuk Amar karena dy tidak tahu apa², tapi entah aku harus bagaimana, jangankan untuk menjelaskan kepada nya, mendengar suara nya pun rasanya aku tidak sanggup untuk saat ini.
"maafkan aku Amar ,aku sangat mencintaimu, tapi kita tidak mungkin bisa bersama" , kataku yang semakin sakit rasanya harus mengucapkan itu semua.
Di rumah Amar, terlihat Amar semakin uring-uringan karena Lilia tak kunjung memberikan kabar, Amar yang kebingungan harus mencari Lilia kemana, karena dy pun tidak tahu alamat rumah kakek nya, selama berpacaran Lilia tidak pernah memberi tahu alamat nya, karena Lilia pun jarang sekali pulang, biasanya hanya saat hari hari besar dan begitu pula dengan Amar , jika ada hari² besar Amar pun juga sibuk dengan keluarganya.
"pacar lu belom kasih kabar juga ?", tanya Riza sok peduli, Amar pun hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Riza.
"kenapa ga lo susul aja ke rumah nya ?", tanya Riza lagi walaupun Amar tak menimpali, Amar pun malah bergegas pergi meninggalkan Riza.
"dasar orang gila, makanya kalo cinta itu sewajarnya biar gak stres kalo tiba-tiba Dy ninggalin,hahaha" ,kata Riza yang mengejek karena kesal tak di ladeni.
Amar pun bergegas pergi dari rumah, mencoba mencari informasi dari teman² nya Lilia dan sialnya temannya pun tak ada yang mengetahui alamat rumah nya, begitu pula dengan pemilik kos kosan yang terkenal galak dan tidak bisa di ganggu oleh siapapun.
Lilia memang terkenal pendiam dan tidak banyak memiliki teman, jika sedang libur Lilia hanya menghabiskan waktunya di kamar dan malah lebih sering pergi dengan Amar ke tempat² wisata dan kuliner.
Amar semakin frustasi di buat Lilia,dy bingung harus kemana lagi mencari Lilia, terlebih Dy semakin bingung karena Lilia sangat mendadak bersikap seperti ini, sedangkan sebelumnya belum pernah Lilia bersikap seperti ini .
"emang salah gw apaaaa..?" ,kata Amar berbicara sendiri sambil memegang kepalanya yang sudah sangat kebingungan.
Terlebih sekarang Lilia tidak bisa di hubungi, rasanya semakin menumpuk beban pikiran Amar saat ini.
"kamu di mana sayang..?", kata Amar yang semakin kesal dengan semua keadaan yang ada .
Riza yang masih di rumah pun mulai penasaran, sebenarnya apa yang terjadi dengan calon adik iparnya itu, kenapa tiba-tiba bersikap aneh menghilang tanpa kabar, akhirnya Riza menghampiri bi Sani bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
Bi Sani pun hanya menjelaskan seadanya, Riza yang mengetahui bahwa Lilia memesan taxi online, akhirnya Riza berinisiatif untuk mengecek cctv depan rumah nya,dan mencari tahu mobil mana yang sudah mengantarkan Lilia ,dengan cara mencari flat nomor mobilnya, Riza memang anak yang pandai,Dy selalu tenang dalam segala hal sehingga membuat otak nya lebih bisa berpikir jernih di bandingkan dengan orang yang cepat terbawa emosional.
Akhirnya setelah mengetahui berapa flat nomor mobil yang mengantarkan Lilia,Dy segera menelepon orang suruhannya untuk segera mencari informasi kemana mobil itu mengantarkan Lilia.
Tidak butuh waktu lama, orang suruhannya pun mendapatkan informasi dan langsung memberikan nya kepada Riza .
Riza pun bergegas menuju mobilnya dan segera melaju ke alamat rumah Lilia.
Sebenarnya Riza pun bingung dengan dirinya sendiri, kenapa bisa²nya dy sampai sejauh ini ikut campur urusan orang.
Tapi memang perasaannya tidak bisa di bohongi, saat pertama kali dirinya melihat Lilia saat makan malam itu, Riza langsung terpesona melihat kecantikan kekasih adiknya itu, apalagi setelah melihat Lilia menggunakan daster dengan tali kecil di lengan nya, rasanya jiwa laki² nya keluar merasa ingin memiliki kekasih hati seperti adiknya.
memang Riza terbilang cukup cuek masalah prempuan, padahal banyak sekali wanita yang antri ingin menjadi kekasih nya , karena Riza salah satu lelaki yang tampan,gagah dan juga kaya raya.
Tiba-tiba Riza menelpon Amar memastikan apa dia sudah bertemu Lilia atau belum.takutnya saat Riza kesana tenyata Amar pun sudah disana,bisa kacau semua nya.
Riza yang berusaha memanggil Amar dan akhirnya di angkat juga panggilan nya.
"dimana Lo ?",tanya Riza
"kenapa emang ?" , jawab Amar seperti tidak ingin di ganggu
"ya enggak, gw khawatir nanti lo Kenapa² lagi,Lo kan adik gw satu² nya ",kata Riza sok perduli.
"gw aman kok, nanti gw pulang kalo gw udah nemuin Lilia ", jawab Amar
"emang belom ketemu juga cewek lo itu ?",tanya Riza yang penasaran.
"kalo udah ketemu langsung gw ajak ke KUA biar gak bisa pergi lagi dari gw ", jawab Amar yang semakin emosi.
"hahaha ,gila juga lo ya", ucap Riza yang tak habis pikir dengan adiknya itu.
"yaudah semangat memperjuangkan cinta yaa,hahaha ", sambung Riza seperti meledek dan segera di matikan panggilan nya .
"ternyata cinta itu bisa bikin orang jadi g*bl*k dan gak bisa berpikir,hahaha" ,kata Riza sambil tertawa sendiri.
sementara Lilia menenangkan pikiran dengan pergi jalan² ke luar,mencoba berdamai dan menerima semua kenyataan yang ada, entah apa yang harus di lakukan kedepannya, semoga Lilia menemukan jawaban dengan mencari udara segar..
kebetulan di dekat rumah kakek nya terdapat sebuah taman yang cukup indah, banyak pohon-pohon yang rindang sehingga membuat suasana taman tersebut menjadi sejuk.
Lilia sudah izin kepada Eyang nya untuk keluar rumah yang kemungkinan bisa pulang malam, eyang dan Mimi nya pun mengiyakan, berpikir Lilia akan menemui teman² nya saat dulu masih sekolah.
Lilia hanya duduk duduk di bangku taman sambil sesekali melihat langit yang sudah mulai terlihat teduh karena hari sudah semakin sore.
Perasaan nya masih tak karuan,air matanya pun masih menetes mengingat semuanya yang sangat menyesakan dada.
Lilia belum bisa berpikir jernih dan belum tau harus melakukan apa kedepannya.
Dia mengambil ponselnya yang sudah di matikan datanya agar tidak ada yang bisa menghubungi nya,d lihat nya foto foto dirinya bersama Amar yang terlihat sangat bahagia.
Ternyata setelah melihat foto bersama Amar hatinya semakin sakit, air matanya semakin tak tertahan, untung saja di sini sudah sepi oleh pengunjung, jadi tidak banyak orang yang melihatnya sedang menangis.
Di perjalanan Riza pun terus melaju dengan cepat, berharap segera sampai ke rumah Lilia dan bertemu dengan nya .
"sepertinya ini sudah dekat dengan alamat nya" ,kata Riza sambil melihat maps di ponsel nya ..
tiba-tiba Riza kepikiran untuk membawakan apa ke rumah Lilia, tidak mungkin Dy datang dengan tangan kosong, setidaknya ada alasan untuk menemui nya ..
Riza pun memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran taman,dan segera turun dari mobilnya.