NovelToon NovelToon
CEO Dingin Itu Suamiku

CEO Dingin Itu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:11.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Maple_Latte

Enam tahun lalu, Arissa pernah menyelamatkan Damian, dan juga keduanya sudah menikah selama tiga tahun, tapi sedikitpun Damian tidak pernah melirik Arissa.

Meskipun sebenarnya, Arissa sudah bertahun-tahun menyukai Damian, dan jatuh cinta pada pria itu.
Namun, setelah sekian lama, akhirnya Arissa merasa lelah.

Dia lelah terus berharap pada sesuatu yang tidak mungkin bisa dijangkau, meskipun sesuatu itu tepat di depannya.
bagaimana kelanjutan kisahnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 22

"Pak direktur, nona Arissa dia...." Suara Dennis terhenti.

"Apa? Cepat katakan!" Damian tidak sabar dengan apa yang akan dia dengar dari Dennis.

"Dia adalah istri anda.."

Damian tersenyum dingin mendengar yang di sampaikan oleh Dennis.

Hah! Seharusnya dia bisa menduganya sejak awal.

Perempuan itu berhasil mempermainkan dirinya!

Kembali Damian meremas dengan kuat stir mobilnya.

Awalnya perempuan itu mengambil hati ayahnya untuk menikahi dirinya.

Lalu, setelah tiga tahun pernikahan, perempuan itu tiba-tiba memberikan surat cerai.

Dan, sekarang mencoba menipunya dengan bekerja di perusahaan saingannya dan berpura-pura menjadi orang lain.

Sungguh perempuan yang begitu licik!

Damian tak habis pikir dengan Arissa, perempuan itu menghadapinya dengan kasar, tapi bisa tersenyum dengan sangat manis kepada pria lain. Dan, pria itu adalah rivalnya.

Apa dia sengaja!

Apa ini cara untuk menghancurkannya!

Keberaniannya benar-benar besar!

Kelihatannya, dia harus memberi pelajaran kepada Arissa, perempuan penggoda itu.

Damian benar-benar terbakar kemarahan.

Besok dia bisa masuk ke departemen desain, bagus sekali.

Arissa sedang gembira sambil berjalan masuk dan akan menaiki lift ke lantai kamar apartemennya, tepat pada saat itu Sepasang tangan dari belakang langsung menangkap pergelangan tangannya, dengan sekuat tenaga mencengkram, membuat Arissa terkejut sampai berteriak.

Tubuhnya didorong ke samping tembok yang dingin.

Arissa mengangkat kepala, kedua matanya bertatapan dengan mata yang gelap dan dingin, itu lebih menyeramkan dari pada film horor yang baru-baru ini di tontonnya.

"Arissa, apakah kamu lupa perkataanku?" Suara Damian yang dingin menyiratkan bahaya yang tidak berujung.

Arissa melihat Damian yang tiba-tiba muncul, teringat, hari ini dia dikejutkan beberapa kali oleh pria itu, Arissa sudah merasa lelah dengan semuanya, dia harus terus bersembunyi dari pria di depannya itu.

Tak mau kalah, Arissa juga memberikan tatapan yang tak kalah tajam dari Damian.

"Apa kamu tidak bisa membuatku tenang sehari saja!" Geram Arissa.

Melihat tatapan kemarahan Arissa, Damian teringat, senyum manisnya yang seperti bunga kepada pria lain, di tambah lagi, dia mengetahui jika Arissa ternyata adalah perempuan yang begitu di bencinya, tangannya yang memegang pergelangan tangan Arissa makin kuat, kemarahan yang ada di dalam hatinya seakan seperti gunung berapi yang akan siap meletus.

Arissa merasa pergelangan tangannya begitu sakit, membuat Arissa tidak tahan membuat alisnya mengerut.

"Kalau kamu ingin marah, sebaiknya lampiaskan pada orang lain saja! Aku tidak punya urusan denganmu. Aku juga tidak berbuat salah! Jadi sekarang tolong minggir pak direktur Damian, karena aku mau istirahat.." Ucap Arissa dengan tatapan tajam bak pisau siap menikam mata Damian.

Malam ini dia sudah begitu lelah, dan pria itu justru menambah rasa lelahnya.

Amarah Damian kian memuncak, karena, sebagian perempuan licik yang kurang ajar, berani sekali Arissa marah padanya. Amarahnya seperti akan meledak.

"Arissa, kamu harus ingat, kamu adalah wanita yang aku suka, tidak boleh berhubungan dengan pria manapun!" Ucapan itu yang keluar dari mulut Damian.

Dia sengaja, karena dia ingin menemani Arissa bermain, jika perempuan itu sengaja menipu dirinya. Dia juga akan melakukan hal yang sama.

Dia akan juga akan berpura-pura tidak tahu, dia akan menemani Arissa bermain sandiwara. Dan, dia ingin lihat, siapa yang akan mendapatkan piala Oscarnya nanti.

"pak direktur Damian! Aku bukan barang, kamu suka dan kamu bisa memilikinya. Aku beritahu kamu pak direktur Damian! Aku adalah manusia dan aku bukan milik siapapun!" Ujar Arissa dengan marah.

Dia sudah memutuskan akan bercerai dengannya, dia sudah tidak menginginkan Damian lagi. Tepatnya dia sudah mengajari hatinya untuk melepaskan cinta yang ada di dalam hatinya.

Perempuan penggoda! wanita rendahan! Ternyata kamu lebih rendah dari pada yang kupikirkan selama ini!

Apa kamu sedang menarik ulur? Agar aku termakan umpan yang kamu buang hah!

"Pak direktur Damian, tolong lepaskan aku!" Arissa menghentakkan tangannya dengan kuat, Damian yang memang hanyut ke dalam pikiran kebenciannya yang menghardik Arissa, dia tak begitu konsentrasi memegang lengan Arissa hingga lengan Arissa lepas dari cengkeramannya.

Setelah sadar, buru-buru Damian menahan tubuh Arissa, dan dengan kuat menarik Arissa ke dalam dekapannya.

"Pak Damian.. apa kamu ingin aku berteriak!"

"Coba saja kalau kamu bisa." Damian menundukkan kepala lalu mencium bibir merah Arissa.

Damian langsung membuka bibir Arissa, tidak berhenti mengecup, memaksa, sama sekali tidak memberi Arissa kesempatan, dia menjelajahi setiap sudut mulut Arissa.

Arissa dengan sekuat tenaga memberontak, kedua tangannya tidak berhenti memukul bahu Damian, cemas dan marah, namun tidak berdaya menghadapi pria itu.

"Mmmm..." Arissa terus melawan.

Damian mendekap erat belakang kepala Arissa, tidak memberi Arissa kesempatan menghindar, dengan sebelah tangan yang mendekap pinggangnya semakin kencang, seperti tidak sabar ingin menarik Arissa masuk ke dalam tubuhnya.

Setelah merasa nafasnya akan habis, barulah dia melepaskan bibir ranum itu.

Plakk....!!!

Terdengar suara tamparan yang begitu keras, Arissa melayangkan tangannya ke pipi Damian dengan keras.

Arissa merasa harga dirinya di injak sebagai seorang perempuan. Dia memang menyukai pria di hadapannya itu, rasa itu masih ada. Meskipun dia terus mencoba menafikan adanya. Tapi, di perlakukan demikian rupa, membuat harga dirinya hancur.

Dia tidak bisa membiarkan pria itu seenaknya padanya. Dia harus bersikap lebih teguh dan keras. Karena, jika tidak, dia takut, dia akan kembali goyah.

"Dengar kan Damian, direktur terpandang! aku bukan orang yang bisa kamu perlakukan sembarangan! jangan lakukan hal itu lagi, karena aku tidak akan tinggal diam lagi!" Ujar Arissa memperingati Damian.

"heh..." Damian memijat-mijat pipinya, tamparan yang mendarat di wajahnya membuat pipinya panas dan sakit, mendengar ancaman Arissa tidak membuatnya merasa takut, justru, itu membuat dia semakin bersemangat. Dia ingin lihat sejauh mana keangkuhan Arissa. Perempuan murahan yang selama ini memanfaatkan ayahnya untuk mendapatkan dirinya.

"Pak Damian, aku harap setelah ini, jangan pernah muncul lagi di hadapanku, aku tidak punya waktu menemanimu bermain, juga tidak ingin menemanimu bermain permainan yang membosankan dan menjijikan ini!" Kata Arissa.

Apa! Permainan membosankan dan menjijikan! Bukankah kamu yang memulainya? Menipuku, berpura-pura menjadi orang lain.

"Tapi bagiamana jika aku ingin kamu menjadi teman bermainku di dalam permainan ini?" Damian menyerigai. Sengaja membuat agar Arissa semakin marah.

"Kamu....!" Arissa sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Dia sudah kehabisan kata-kata dan cara untuk menghadapi pria arogan itu.

"Mulai sekarang! Aku akan mengikatmu di sisiku, akan aku buat kamu menjadi wanitaku! Camkan itu!"

Arissa tertawa sinis, orang yang arogan seperti ini, asalkan dia tidak mempedulikannya, dalam waktu yang tidak akan lama, dia pasti tidak tahan lagi, ketertarikannya juga akan hilang.

Pasti, Damian seperti itu hanya karena rasa penasarannya saja. Pikir Arissa.

Damian melihat Arissa yang mengabaikan ucapannya.

"Pasti nanti kamu akan bosan dengan sendirinya, jadi terserah kamu saja!" Arissa sudah malas meladeni Damian.

"Baik, kita lihat saja." Damian tersenyum licik dan percaya diri,dan setelah melontarkan kalimat itu, dia lalu membalikkan badan dan pergi.

Arissa melihat bayangan Damian dari jauh, menggigit bibirnya perlahan, di dalam lubuk hatinya dia kesal sekali dan juga merasa takut.

...****************...

Selamat membaca untuk kalian. Jangan lupa support author dengan like, komen dan vote ya, dan tolong berikan bintang 5. Terima kasih semuanya.

1
Febriana Merryanti
bodohnya kau arissa
Imas Maryatin
Mgkn kekayaan papa richard.ada kekayaan arissa juga
Asyatun 1
lanjut
Yunita aristya
deg deg kan ...
Jerisa
aku kasi bintang 5 kak, karna seseru itu
Dyah
best pokok eee.......
Dyah
maraton aku bacanya thor, seru banget. kalo boleh. up minimal triple dong thor
Akila Larasati: lanjut kak
total 1 replies
Yimas
thor kalo boleh saran, episodenya di banyakin thor setiap updatenya.
Sarah Nindya
up yang banyak dong Thor, bikin penasaran.
Delisa
ceritanya bagus. aku suka. menarik tapi kadang bikin emosi karena sering deg2gan apakah Arissa ketahuan setiap episodenya.
Asyatun 1
lanjut t
Su.izMila_s
bagus
partini
jawab nya ga bakalan ketauan fix
Mar lina
ya di gantung lagi ceritanya
kapan Damain tahu
tentang istrinya
tapilu: klo d gantung terus pembaca pun akan cpat bosan,,
total 1 replies
Tini 89
udh episode 18 tapi si damian blm tau wajah istrinya
sekalian aja thor nanti klo mau end di kasih tau nya
Arafa Fitra
aduhh gemes aku tuh. emosi sendiri kapan ketahuan ya?
Hanny
seru weeee..... suka kali aku, menarik dan menghibur wel.
Asyatun 1
lanjut
Maple latte
sabar ya kak, sengaja mau bikin pembaca greget 🤭
Yunita aristya
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!