NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perceraian: Hati Yang Terluka

Cinta Setelah Perceraian: Hati Yang Terluka

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2M
Nilai: 4.7
Nama Author: nenah adja

"Maafkan aku mas, aku sudah berusaha untuk mencintai kamu, tapi nyatanya aku gak bisa, aku hanya menganggap ini hubungan balas budi.." Kinara menyodorkan sebuah map "Aku mohon lepaskan aku, agar aku bisa menjalani hidupku dengan pria yang aku cintai... tolong..

ceraikan aku"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pak Abi..?

Kinara mengerjapkan matanya merasakan matahari merasuk dari jendela, berapa lama dia tertidur.

Kinara tersadar saat mengingat bahwa semalam dia berada di dalam mobil Abi, tapi kenapa dia sekarang ada diranjang empuk.

Mengedarkan pandangannya dia berada di sebuah kamar yang cukup mewah dan luas.

"Rumah, Pak Abi.."

Kinara menurunkan kakinya tepat saat itu seseorang membuka pintu kamar "Tante.." Arumi berlari diikuti Abi di belakangnya, pria jangkung itu membawa nampan berisi susu dan roti lapis.

Abi meletakan nampan diatas nakas, sedangkan Arumi naik keatas ranjang lalu duduk di pangkuan Kinara, melihat itu Abi pun mengajukan protesnya "Arumi duduk yang benar, kamu jangan terlalu manja dan tidak sopan" Arumi cemberut, saat hendak turun Kinara mencegahnya.

"Gak apa-apa Arumi duduk disini saja dengan tante.."

"Oke.." Dengan acuh Arumi duduk di pangkuan Kinara tanpa melihat tatapan Abi yang menghunus.

"Kamu jangan terlalu memanjakannya"

"Tidak apa-apa Pak, Aku suka Arumi seperti ini.."

Abi hanya bisa mendesah pasrah "Makanlah sarapanmu, ini sudah lewat waktunya sarapan.."

"Kenapa tidak membangunkanku"

"Aku fikir kamu kelelahan, maaf tapi karena semalam kamu begitu lelap, aku memutuskan membawa kamu kesini"

Kinara menelan ludahnya kasar "Lalu bagaimana bisa aku ada di kamar ini?"

"Aku menggendongmu.." Abi berkata dengan ringan seolah itu bukan sesuatu hal besar, sedangkan bagi Kinara dia merasa itu sesuatu yang sensitif hingga dia merasa pipinya memanas begitu saja.

"Kenapa tidak membangunkan aku saja.." cicitnya.

"Papa bilang, tante tidurnya kayak kerbau" Arumi ikut bicara, dan kata-katanya membuat Kinara semakin malu, benarkan dia tidur seperti kerbau, biasanya tidak seperti itu.

"Jangan dengarkan Arumi, cepat makan sarapanmu!"

"Aku.. akan ke toilet dulu" Kinara menurunkan Arumi dan bergegas pergi ke arah pintu di ujung ruangan, Kinara tak tahu tapi instingnya mengatakan pintu itu mengarah ke kamar mandi.

Arumi terkikik sedangkan Abi memutar matanya "Kamu nakal, Arumi"

Arumi mengerucutkan bibirnya "Itu kan yang Papa katakan.." Semalam Arumi bertanya dengan heran kenapa Papanya menggendong tante Kinara, dan Abi mengatakan dengan berbisik "Tante Kinara tidak mau bangun, tidurnya sudah seperti kerbau."

Abi menipiskan bibirnya, Abi memang akan membangunkan Kinara semalam tapi melihat Kinara terlelap, Abi mengurungkan niatnya. Terlebih melihat jejak air mata di pipi Kinara, Abi memilih diam dan membawa Kinara masuk dengan menggendongnya.

Lalu saat memasuki rumah, Abi kira Arumi sudah tidur, tapi ternyata bocah itu baru saja selesai belajar dengan pengasuhnya dan hendak pergi tidur, saat itulah Arumi mengatakan "Kenapa Papa menggendong tante Kinara?"

Arumi memang lebih rajin, setelah Kinara mengatakan akan memberi hadiah jika Arumi mendapat nilai bagus, maka saat itu Arumi masih terus belajar terlebih Abi datang memang tidak terlalu malam.

"Kalian masih disini?" Kinara keluar sudah dengan wajah cerah, karena habis cuci muka.

Abi dan Arumi menoleh "Nah, Papa sana.. bukannya mau kerja.."

"Papa ada yang mau di bicarakan sama tante Kinara.."

"Rumi, mau minta hadiah sama tante Kinara soalnya nilai rumi keluar besok"

"Baru besok kan?" Arumi mengangguk "Ya sudah sana!" Abi mengedikkan kepalanya "Jangan minta hadiah kalau nilainya belum keluar, kalau jelek masa tante ambil lagi hadiahnya."

Arumi cemberut lalu bangun, dan pergi keluar kamar.

"Ada apa Pak Abi?." Kinara mengerutkan keningnya.

"Kamu belum mau mengganti panggilan kamu?"

Kinara mengerjapkan matanya "Memang harus panggil apa?"

"Lalu kenapa harus 'Pak' saya bukan atasan kamu"

"Jadi mau bicara tentang panggilan saja begitu?" Kinara berdecak.

"Panggil 'Mas' juga boleh, seperti di depan mantan kamu itu.." Kinara mengerjapkan matanya ada apa dengan Abi?.

Abi berdehem lalu berkata "Kamu pasti ingin tahu kenapa Aku bisa tahu semuanya"

"Ah, iya itu juga yang mau aku tanyakan" Kinara menganggukkan kepalanya.

"Aku membayar pelayan Yoga untuk memberitahu apa saja yang terjadi dirumah itu padaku"

Kinara menganga tak percaya untuk apa Abi melakukan itu?.

"Maaf tapi aku merasa khawatir, jadi.."

"Baiklah aku mengerti, tapi.. Mm..as Abi tidak harus melakukan itu.. aku bisa menjaga diriku"

"Lagi pula aku sudah terlalu banyak merepotkan.."

Abi membeku, bukan karena penolakan Kinara tapi karena Kinara memanggilnya 'Mas' seperti yang dia mau, sepanjang hidupnya Abi merasa panggilan itu begitu terdengar merdu di telinganya, apalagi saat menikah dengan Riana, Riana hanya memanggil namanya tanpa embel-embel 'Mas'.

"Kenapa? apa aku salah bicara?" Kinara menepuk tangannya karena Abi tak juga bicara.

"Tidak.. mmm apa kamu sudah selesai dengan misi kamu itu?"

Kinara mengangguk "Meski semua tidak sesuai harapanku, tapi karena Yoga juga sudah tahu jadi aku mau berhenti saja, salahku berharap terlalu banyak, tapi sepertinya Yoga tidak akan melakukan apapun pada Anita..aku berharap Anita mendekam di penjara, agar mendapat balasannya, meskipun aku bisa melakukannya sendiri dengan bukti yang kita miliki, tapi ya sudahlah, biarkan Yoga yang memutuskan, aku rasa itu hukuman yang pantas untuk Yoga."

"Jika Yoga meninggalkan Anita, apa yang akan kamu lakukan?"

"Apa?"

"Apa kamu akan kembali padanya?"

"Tentu saja tidak!"

Abi mendesah lega "Baguslah" cicitnya hingga Kinara tidak mendengar dengan jelas.

"Apa kamu bilang?"

"Tidak ada.." Abi mengusap belakang lehernya "Karena sudah selesai, apakah kamu mau bekerja denganku?"

"Bekerja?"

"Ya, aku akan menggajimu untuk mengurus Arumi dan memastikan semuanya baik"

"Ah, aku jadi pengasuh.." Kinara mengerutkan keningnya bukankah Arumi sudah punya dua pengasuh sekaligus?.

"Ya seperti itu.."

"Sepertinya aku tidak bisa.."

"Kenapa?"

"Aku tidak pengalaman mengurus anak orang lain.."

"Itu bukan alasan, buktinya Arumi menyukai kamu, dan kamu bisa mengatasinya"

"Lalu apa yang terjadi dengan pengasuh Arumi?"

"Aku akan memindahkannya ke posisi lain, itu karena Arumi juga lebih menurut padamu.."

"Baiklah dengan syarat mereka juga setuju.." lagipula Kinara tak mau merebut pekerjaan orang lain, meski dia juga memang membutuhkan pekerjaan, tapi dia juga ingin bekerja dengan tenang, Kinara memang membutuhkan biaya hidup, terlebih pengobatannya masih harus berlanjut.

"Akan aku pastikan mereka akan setuju"

Kinara mengangguk "Kalau begitu aku juga harus memanggilmu Pak lagi, karena anda atasanku sekarang"

"Itu pengecualian untukmu"

"Tidak mau, nanti aku jadi pembicaraan pegawaimu"

Abi mendesah "Baiklah, kalau begitu jika sedang bekerja kamu boleh memanggilku 'Pak', jika tidak kamu harus memanggilku 'Mas'.."

Kinara mengangguk setuju, lalu menyodorkan tangannya "Baiklah Pak Abi, terimakasih tawaran pekerjaannya"

Abi diam tak menyambut tangan Kinara "Kamu belum resmi jadi pegawaiku, jadi jangan memanggilku 'Pak'.."

Astaga..

Kinara mengeluh dalam hati, perkara panggilan saja merepotkan.

"Kalau begitu, hari ini aku akan pulang"

"Pulang?"

"Ya, pulang ke rumah ku"

"Bukannya kamu sudah sepakat bekerja denganku? dan menjadi pengasuh Arumi harus berada disini 24 jam."

"Itu benar, tapi aku kan masih sakit, jadi nanti saja kalau aku sudah sembuh total baru aku akan datang untuk bekerja"

"Tidak, kamu disini saja.. hingga sembuh, lalu langsung bekerja"

"Tapi..?"

"Tidak ada tapi- tapi, sudah makan sarapanmu" Abi berbalik pergi meninggalkan Kinara yang mengerjapkan matanya.

.

.

.

Like..

Komen..

Vote..

🌹🌹🌹🌹

1
Khairul Azam
aku pikir kinara orangnya gak menye menye ternyata sama aja semua karakter di novel kebanyakan menye menye, gak tegas apa ini gambaran warga indonesia ya begini 🤭🤭🤭
Khairul Azam
kanapa sih tjor dibikin hamil ini yg menganjal
Khairul Azam
dibab dua kupikir kinara beneran pinter gak taunya pas baca flasback bodoh jg ngapain mau hamil klo udah tau suaminya selingkuh tolol
Khairul Azam
nah begini dong jadi wanita, jgn merendahkan harga diri untuk mempertahankan sesuatu yg dipaksakan
Jumiah
salut bangat karakter kirana ...
kudungung banga wanita seperti itu ..
ketika tau dihiyanati ...
langsung putuskan ,mencari jln yg lebih baik kedepan x....
Iis Sumarni
Luar biasa
Anis Mawati
kyae dia yg diksih bekal sm kinara
Naufal hanifah
Luar biasa
Siti Masitah
kok mesti setengah jam sih..kan kelamaan
Siti Masitah
si abi di kasi sepukul baru luluh
Siti Masitah
Aamiin Ya Robbal Allamiin
Ray Siddiq
dasar JADU 🤣🤣🤣🤣
Siti Masitah
kinara pasangkan ama abi thor
Siti Masitah
botol
Rifa Aulia
udah mau mati juga masiiiiĥh aja berbuat jahat. bukannya perbanyak berbuat kebaikan lah ini malah kebalikannya.. dasar si anita.
Nur Aulia
abinya plin-plan ga tegas sama mantan istri,,JD kesel KL KY gini
Siti Dede
sampe tamat di NT?
Siti Dede: salah comment ceu punteen
total 1 replies
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Wati Manalu
luar biasa
Yani Mulyani
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!