Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 27
"Apa-apaan kamu Marni!!?? Berani sekali kamu mempermainkan saya"
"Tidak Pak, saya tidak pernah berniat mempermainkan Bapak. Saya juga tidak tahu mengapa ini bisa terjadi"
Marni terlihat panik saat mengetahui gadis yang mengenakan gaun pengantin dengan penutup wajah itu bukanlah Mesya, melainkan orang lain.
"Bagaimana bisa?! Dimana Mesya!! Siapa kamu?!"
Marni mencengkram kuat tangan gadis yang menggantikan Mesya memakai gaun pernikahan, meski mendapat desakan, gadis itu tetap teguh dan bungkam.
Marni yang murka mencekik leher gadis itu, sebelum gadis itu kehabisan nafasnya kedua anak buah Marni datang dan memberitahukan kabar jika Sandi berhasil melarikan diri.
"Kurang ajar!! Pasti bocah itu yang membawa Mesya pergi" Teriak Marni murka
"Aku tidak mau tahu Marni!! Pernikahan ini batal, dan saya ingin kamu mengembalikan uang yang sudah saya berikan sebelumnya kepada kamu" tegas Pak Toni
"Tidak tunggu Pak, saya akan memperbaiki ini semua Pak. Saya pastikan Bapak akan menikah dengan keponakan saya Mesya Pak, tapi tolong berikan saya waktu Pak"
Marni memohon dan berlutut kepada Toni yang sudah muak karena merasa jika dirinya dipermainkan oleh Marni. Meski sudah memohon dan berlutut, Pak Tono tetap teguh membatalkan pernikahannya dan ingin Marni mengembalikan uang yang sebelumnya ia berikan sebagai uang lamaran.
"Tidak pak! Tunggu sebentar pak" Mohon Marni
Namun Pak Toni beranjak pergi dan tidak memperdulikan Marni. Marni menjambak rambut gadis yang ada di hadapannya itu dengan kesal, sekarang ia mendapatkan ancaman dan harus mengganti semua uang yang sebelumnya diberikan oleh Toni.
***
"Ayo cepat!!"
Sandi menarik tangan Mesya dan berlari menyusuri pepohonan yang rimbun. Mesya yang melihat Sandi babak belur di seluruh tubuhnya meminta Sandi untuk istirahat terlebih dahulu, namun Sandi meminta agar mereka terus berlari sampai situasinya aman.
"Tapi mas, kamu terluka"
"Jangan pedulikan Mas, sekarang kita harus pergi dari sini dulu Mesya!!"
Mendengar Sandi yang memintanya dengan tegas, Mesya pun hanya bisa patuh. Setelah beberapa saat, mereka berhasil menuju jalan raya dan menumpang pada seseorang untuk membawa mereka pulang.
Tangis Nur dan Dini pecah saat melihat Sandi membawa Mesya pulang. Melihat kondisi keduanya dalam keadaan tidak baik, Nur langsung mengobati luka Sandi dan membawa mereka untuk istirahat.
Sandi yang sudah berada di rumah akhirnya bisa bernafas lega, ia merangkul Mesya dan sekejap memejamkan matanya.
"Mamah senang kalian baik-baik saja, mamah benar-benar khawatir terlebih saat Sandi tak bisa dihubungi"
"Tapi bagaimana dengan tante mu itu Mesya!? Apa kamu sudah melaporkannya ke polisi, jika dibiarkan takutnya dia akan kembali dan melakukan hal yang sama lagi kepada kalian berdua"
"Kita bicarakan itu nanti ya Kak Dini, biarkan Mesya istirahat dulu.
Sandi mencoba mengalihkan obrolan kakak iparnya itu, bagaimana pun Mesya kemungkinan besar masih syok dan Sandi sendiri pun terluka. Sehingga Sandi meminta untuk kakak ipar dan mertuanya itu tidak membocorkan masalah tersebut pada seluruh keluarga dulu, terlebih kepada keluarga Sandi.
"Baiklah, kalian istirahat dulu saja sana di kamar. Mamah akan masakin makanan buat kalian ya"
Sang ibu meminta putrinya itu untuk istirahat di dalam kamar. Mesya yang tengah berbaring di samping Sandi terus memikirkan tentang tindakan Marni kepadanya. Mesya berpikir jika tindakan Marni itu pasti ada campur tangan sang ayah, Mesya yang sejak awal sudah membenci ayah kandungnya itu pun semakin membenci ayah kandungnya.
"Sudah, jangan dipikirkan lagi. Istirahatlah sayang" Ucap Sandi
Sandi yang melihat Mesya masih membuka matanya dan menampakan kegelisahan langsung memeluk Mesya. Sandi mencoba menenangkan istri nya itu agar tidak semakin membenci ayah kandungnya, karena bagaimana pun seorang ayah tetaplah seorang ayah. Sandi percaya jika ayah kandung Mesya tidak mungkin tega melakukan hal tersebut kepada putrinya sendiri.
"Tapi Mas, aku yakin jika ayah pasti tahu akan hal ini. Tapi mana? Dia gak menghentikan tante Marni untuk melakukan tindakan nikah paksa kepadaku ini"
"Iya, iya. Mas paham kok, kita bahas masalah itu nanti ya? Sekarang kamu istirahat dulu"
Melihat Sandi yang terluka membuat hati Mesya luluh dan ia pun hanya terdiam.
Sejak pernikahan mereka, setiap masalah datang menerpa keduanya. Namun, dalam hal seburuk apapun, keduanya tetap manis dengan saling melengkapi satu sama lain. Keduanya bisa melewati masa sulit mereka bersama-sama, sehingga setiap masalah yang datang kepada mereka selalu dihadapi dan diselesaikan bersama.
#Beberapa jam kemudian
"Terima kasih ya, Mah. Mamah sudah repot-repot masakin buat Mesya"
"Tidak masalah Nak, mamah justru senang bisa masakin buat kamu"
Mesya tersenyum dan menerima makanan yang diberikan oleh sang ibu, tak lepas dari itu Sandi juga ikut berterima kasih sekaligus meminta maaf karena telah merepotkan mertuanya.
"Jangan sungkan Sandi, mamah sudah sudah menganggap kamu seperti putra mamah sendiri. Mamah justru yang seharusnya berterima kasih sama kamu, karena kamu selalu menjaga putri mamah" jelas Nur
Sandi hanya tersenyum.
"Oh iya Mah, kemana kak Dini? Gak ikut makan sama kita?!" Tanya Sandi yang tidak melihat keberadaan kakak iparnya.
"Barusan Dini mendapat panggilan, dan sepertinya dia lagi di depan. Sebentar lagi juga datang" Jawab Nur
Mereka semua melanjutkan makan sampai tiba-tiba Dini datang dari arah luar dan meminta izin untuk segera pulang ke rumahnya.
"Ada apa Dini? Mengapa mendadak sekali, kita makanlah dulu"
"Enggak mah! Ayok kita pulang mah" Pinta Dini
"Ada apa sebenarnya Dini? Kenapa kamu terlihat sangat gelisah" tanya kembali Nur
"Iya kak, ada apa?! Apakah semuanya baik-baik saja?"
Mesya yang melihat kegelisahan kakak nya pun merasa penasaran. Karena sang kakak begitu gelisah dan meminta untuk segera pulang.
"Kalau begitu mamah tunggu di sini dulu saja, aku akan pulang duluan"
"Tapi ada apa nak? Cerita sama mamah"
"Mas Jali mah....dia-dia datang ke rumah"
Satu nama yang di ucapkan oleh Dini itu seketika langsung membuat sang ibu terdiam. Jali adalah suami Dini, menantu Nur. Jali seorang pria dengan tubuh tinggi kecil yang memiliki rambut berambut ikal. Saat Dini mengandung putrinya Jali mengkhianati Dini dan pergi bersama dengan wanita lain, sehingga membuat ia terpaksa membesarkan putrinya sendirian. Namun mendengar kabar jika Jali pulang membuat Dini panik dan ingin bergegas menjemput putrinya dari sekolah.
"Apa?!...dia masih aja berani datang?!" Tanya Nur heran.
Nur yang ikut gelisah langsung berpamitan pulang, namun Mesya yang saat itu ikut khawatir juga tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa diam.
Sandi yang tidak mengetahui apapun hanya bisa diam dan bertanya kepada Mesya saat mertua dan kakak iparnya itu sudah pergi.
"Dia mantan suami kak Dini" jawab Mesya
Mesya menjelaskan semua kita tentang suami Dini yang berselingkuh dan meninggalkan kakak nya itu saat mengandung. Mendengar jika Jali kembali tentu saja membuat Mesya ikut murka, karena bagaimana pun Mesya menyaksikan terpuruknya sang kakak saat mantan kakak iparnya itu menyakiti dan meninggalkan kakak nya.
"Sudah aku duga, bagaimana bisa pernikahan mereka bahagia saat wanita yang dinikahinya itu saja merebut kebahagiaan wanita dari wanita lain" Ucap Mesya
...****************...