My Billionaire Hubby

Masih di kota J. Safira sampai di mansion dengan keadaan kesal. Ia melemparkan tas nya ke sembarang arah membuat pelayannya menggelengkan kepala.

" Huft… dasar gadis manja. Masa umur sudah 25 tahun tapi kelakuan masih seperti abg saja."

Pelayan tersebut segera masuk ke dapur agar tidak terkena semburan kemarahan Safira.

Tyas yang melihat sang putri begitu kesal berjalan menghampiri. Ia lalu mengusap kepala sang putri.

" Ada apa hmm…. Kenapa pulang pulang mukanya ditekuk gitu. Nanti cantiknya hilang loh."

" Huft… itu lho anaknya tante Sita yang perempuan. Ngeselin banget mom. Huh… pengen banget aku jambak rambut dia yang panjang itu."

" Ooh Ana. Anak itu memang manja. Secara dia perempuan sendiri di dalam keluarganya. Dan dengar dengan dia kesayangan semua orang, begitu juga dengan Kai. Jadi sayang kamu harus bisa mengambil hati Ana agar bisa mendekati Kai."

Safira mencerna setiap apa yang diucapkan sang mommy. Ia merasa apa yang diucapkan mommy nya ada benarnya.

" Aha…. Aku punya ide mom. Biasanya gadi seusia di akan suka barang barang branded dan di perlihatkan ke teman temannya. Aku akan menghadiahi Ana dengan itu."

" Good. Anak mommy memang pintar."

Safira tersenyum puas dengan apa yang jadi rencananya. Ia sungguh tidak sabar melihat reaksi Ana dengan barang pemberiannya nanti.

" Haish… nyogok."

Firhan putra sulung Tyas muncul sambil meledek sang Adik.

" Haish… kenapa sih selalu meledek ku. Urusi saja urusanmu sendiri."

" Huh… Sewot amat. Aku heran ya Fira sama kamu. Apa sih yang kamu lihat dari Kai itu. Temen temen ku banyak yang ganteng dan kaya juga, tapi kenapa kamu ngebet banget sama tuh cowok."

Safira mendesah berat mendengar ucapan kakak laki laki nya itu. Firhan selalu merasa dirinya hebat dan juga membanggakan teman temannya.

" Huft…. Beda… sangat berbeda. Kai itu low profile. Dia tidak menyukai dunia glamor."

Firham memicingkan matanya, ia heran mwndwngarkan jawaban sang adik.

" Aneh… kau sendiri menyukai gemerlap kemewahan. Terus mengapa kau menyukai pria yang tidak suka kemewahan."

"Tck… itu kan karena dia belum mendapatkan wanita yang sesuai. Kalau dia bersanding denganku maka aku akan mengenalkan dia dengan semua yang ku suka. Aku yakin dia akan menyukainya. Dan jika dia tetap tidak suka ya bagus aku yang akan menggunakan kekayaannya untuk memenuhi keinginanku."

Firhan tertawa mendengar ucapan sang Adik. Firhan pikir adiknya akan berubah setelah mendapatkan pria yang dia mau. Ternyata ia hanya akan mendapatkan pria itu untuk tujuan lain.

" Brarti kau tidak menyukainya, dna kau hanya menyukai hartanya begitu."

" Tck… kau salah. Aku menyukainya sungguh. Siapa yang tidak menyukai pria seperti Kai. Dan rasa suka ku ke Kai adalah menyukai segala hal yang ia miliki. Termasuk dirinya dan hartanya."

" Astaga gadis ini."

Firhan menyeringai mendengarkan penjelasan Safira. Sedangkan Tyas, ia hanya tersenyum. Tentu saja ia sangat mendukung Safira mendapatkan Kai. Kapanlagi memiliki menantu yang kaya dan berkelas. Ditambah juga besan yang tersohor kekayaannya. Secara tidak langsung status nya akan ikutan naik jika bisa berbesan dengan Big Bos JD Grub itu.

🍀🍀🍀

Di bagian kota M, Kai tengah sibuk dengan pekerjaannya yang baru sebagai penjaga warnet. Dengan ditemani Arman keduanya berbincang mengenai segala hal.

" Man… Di kota ini kan dikelilingi banyak gunung, kamu suka mendaki nggak?"

" Suka sih bang, cuman sekarang udah jarang aja."

" Ooh gitu kenapa?"

" Kalau hanya untuk main tanpa menghasilkan apapun kayaknya percuma."

" Bawa trip lah Man."

" Iya memang bang tapi jarang jarang. Sekarang gini aja dulu."

Kai jadi teringat oleh sahabat sang ayah yang bernama Juna. Juna membuat sebuah trip agency dan lumayan terkenal, yakni ARJ Adventure.

" Pernah dengar ARJ Adventure Man."

" Woaaah … pernah dong bang. Itu keren sih terkenal banget. Dia pernah jadi sponsor seven summit Indonesia. Terus denger denger dia juga pernah jadi sponsor untuk ekspedisi Kilimanjaro di Afrika."

Kai tertegun, ternyata trip milik sahabat sang ayah begitu terkenal di dunia pendakian. Dulu beberapa kali Kai pernah diajak mendaki gunung gunung pendek saat masih kuliah.

Berbicara dengan Arman memang menyenangkan. Ditambah pemuda itu juga memiliki wawasan yang lumayan luas.

" Assalamualaikum"

" Waalaikumsalam… lho Kiran ada apa?"

" Nggak ada apa apa bang, emang kiran sesekali ke warnet aja buat browsing. Tanya saja Arman."

" Iya bang, Kiran emang suka ke sini. Tapi jarang, soalnya kalau warnet rame Kiran nggak jadi masuk soalnya banyak yang godain."

" Haish… opo to Man. Sembarangan."

Kiran duduk di komputer yang paling pojok. Ia kemudian sudah sibuk dengan apa yang ia cari di sana.

Kai memperhatikan gadis itu dengan seksama.

" Cantik."

Kata itu lolos dari bibir Kai dan tak luput dari pendengaran Arman.

" Kiran emang cantik bang. Buruan di keep sebelum di deketin para kumbang yang lain."

Plak…

" Sakit bang… ampun deh Bang Bule mas. Tangannya keras bener."

" Kau ini Man sembarangan kalau ngomong."

" Bukan sembarangan, hanya saja memang itu kenyataannya."

Kai kembali menatap layar komputernya. Begitu juga dengan Arman. Hingga sebuah seseorang masuk ke warnet tersebut.

" Kiran…."

" Huft… apa lagi… tidakkah kamu capek Jaya mengikuti terus. Apa kamu tidak ada kerjaan lainnya."

" Kiran please… Dengarkan penjelasanku dulu. Itu sungguh hanya kecelakaan Kiran. Aku tidak mencintai Rosma sama sekali. Aku akan menceraikannya jika kau mau kembali kepadaku."

Kiran menggelengkan kepalanya, tanda ia tak habis pikir dengan jalan pikiran Jaya.

" Gendeng kamu Jay. Kok isoh isoh e kamu ngomong begitu. Kalian punya anak lho. Koe tego sama anakmu yang nggak berdosa itu."

" Tapi Kiran… a-aku mencintaimu."

" Cintamu neraka bagiku Jay."

Kiran hendak berdiri namun bahunya ditekan kuat oleh Jaya. Gadis itu pun terkejut dengan perlakuan kasar Jaya.

" Jaya… sakit."

Mendengar teriakan Kiran, Kai segera mendekat. Tadinya ia akan membiarkan kedua mantan suami istri itu berbicara. Namun mendengar Kiran yang kesakitan Kai tak tahan juga.

" Bung… lepaskan tanganmu dari bahu Kiran. Lau sudah menikah lebih baik urus istri dan anakmu. Jangan membuat seorang gadis menjadi kambing hitam nanti."

" Apa maksudmu."

" Jangan berlagak bodoh. Jika kau terus mengejar Kiran maka yang akan disalahkan adalah Kiran. Orang orang akan menuduh Kiran menggoda suami orang. Apa kau ingin Kiran dikatakan jelek di kampung ini?"

Jaya terdiam, ia merasa apa yang dikatakan pria bule di depannya itu ada benarnya. Namun rasa congkaknya mengalahkan kata hatinya.

" Cih… jangan sok menasehati dan jangan ikut campur urusan ku. Memangnya siapa kau."

Kai mengambil nafasnya dalam dalam dan mengeluarkan perlahan.

" Bismillaah, aku calon suaminya Kiran apa kau puas."

TBC