Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32 Kekacauan di kamar Ling Nana
"Bagaimana tabib? Apa yang harus di lakukan?" tanya sang jendral.
"Saya hanya bisa memberikan obat penurun demam dan kalian harus tetap mengompres dengan air dingin, biar panasnya tidak meningkat. Sepertinya nona Ling akan mengalami perubahan dalam tubuhnya."
"Apa maksud anda tabib?"
"Dia akan berubah, kita tidak tahu virus apa yang di masukkan Macan itu ke dalam tubuh nona Ling, kita harus menunggu dia bangun dengan sendirinya. Tapi harus di usahakan memberikan obat pereda panas, karena akan berakibat fatal kalau terlalu panas. Tubuhnya bisa meledak."
Ucap tabib tersebut.
Kemudian dia memberikan resep obat yang harus di rebus dan di berikan kepada Ling Nana. Dengan cepat sang jendral menyuruh bawahannya untuk mempersiapkan bahanya dan setelah itu menyuruh mereka langsung merebusnya sesuai takaran resep.
Tabib Lu memberikan beberapa tusukan dengan jarum akupuntur nya untuk memperlancar peredaran darah yang sempat membeku.
Tanpa Tabib Lu ketahui, pembekuan darah tersebut adalah karena tercampurnya darah Macan spritual tersebut ke tubuh Ling Nana, imun tubuh Ling Nana menolak masuknya darah asing ke tubuhnya sehingga di beberapa bagian ada kebiruan di kulitnya karena pembekuan darah.
Saat berkelahi pada saat itu, ternyata darah Macan kumbang yang keluar dari lehernya menetes ke dalam luka Ling Nana. Ternyata sel darah Macan itu hidup dan ingin pindah ke tubuh Ling Nana.
Tabib LU malah menghancurkan darah yang beku itu mengakibatkan sirkulasi darah di dalam Tubuh Ling Nana semakin cepat. Badan Ling Nana bergetar, dengan cepat Tabib Lu menarik jarumnya agar tidak terlalu fatal.
Dia memperhatikan warna kebiruan di area kulit dekat dengan area pundaknya. Warnanya mulai memudar, tapi keringat dari dalam tubuh Ling Nana semakin banyak, getaran tubuh Ling Nana semakin kencang.
"Tabib, kenapa keponakanku?" mereka mencoba memegang tubuh Ling Nana agar tidak terlalu bergetar.
"Masukkan sesuatu di mulutnya agar dia tidak mengigit lidahnya, cepat! Jika dia mengigit lidahnya dia bisa mati!" ucap tabib Lu
Kakanya memasukkan sebuah kayu untuk menyanggah agar giginya tidak mengigit lidahnya. Jadi Ling Nana kejang dan sambil menggigit kayu yang ada di mulutnya.
Karena ketiga saudaranya memegang kaki dan tangannya, tabib memeriksa matanya. Dia membuka kelopak mata Ling Nana. Tapi itu membuat tabib melompat kebelakang karena terkejut.
"Tabib kenapa?"
"Di.. Dia, nona Ling matanya berwarna merah, sepertinya, sepertinya dia berevolusi. Kita hanya menunggu semoga dia baik baik saja." Ucapnya dengan rasa takut. Di dalam dadanya juga berdebar kencang. 'Apakah baru saja dia membuat kesalahan?' pikirnya.
Saudara keduanya yang memegang bahu kanannya sempat melihat mulut Ling Nana, taring mulai tumbuh. Dia sedikit ketakutan.
Tapi lambat laun kejang di tubuh Ling Nana mulai berkurang, dia hanya memakai penutup tubuhnya sampai batas dada, jadi lukanya terpampang jelas.
"Ayah, lukanya mulai sembuh!" ucap kaka keduanya.
Karena Ling Nana sudah tidak kejang lagi, mereka menjadi fokus dengan luka di lengannya, dengan mata telanjang mereka menyaksikan bagaimana lambat laun luka di lengan Ling Nana tertutup seperti tidak pernah ada luka.
"Bagaimana ini? Apa yang terjadi? Tabib?!" tanya sang jendral dan ke tiga putranya juga menantikan jawaban dari Tabib Lu.
"Heh? Sepertinya tubuh Nona Ling berevolusi dan menyembuhkan sendiri lukanya." ucap tabib dengan sedikit rasa kuatir, jikalau di dunia Bela diri ini di ketahui dan pihak istana juga tahu akan bahaya bagi Nona Ling, pikir Tabib Lu.
Negara musuh juga akan mencarinya dan mengambil darahnya untuk di teliti. Semua kerajaan akan berfikir untuk memiliki prajurit yang bisa menyembuhkan luka sendiri dan tak bisa mati. Bukankah ini akan mengguncangkan dunia.