TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIGA DUA
Snowy segera atur perjalanan ke Cirebon, ya memang begitu dia pada Mahesa. Sedari dulu juga dia yang terlalu agresif mengejar.
Ada yang mencoba merayu Mahesa, tentunya Snowy takkan terima, bukan over protektif, tapi selain cewek bernama Gigi, dulu Akira musuh bebuyutannya di sekolah.
Iconic wanita cantik itu Snowy. Makanya untuk diakui kecantikannya, Akira selalu merebut pacar-pacar Snowy dan Snowy yakin Akira juga sedang bersiasat merebut Mahesa.
Cara merebutnya selalu sama, dengan diajak mendesah bersama. Trik murahan seorang Akira yang sudah sedari lama dia terka.
Sebenarnya Snowy ingin ajak Jefri ke sini, tapi Rega tak mengizinkannya. Kalau saja diizinkan, Snowy mau Jefri mencakar wajah Akira sekalian.
Dari Jakarta siang via tol sampai di hotel pukul tujuh malam. Sempat bertanya pada resepsionis, menyoal di mana kamar hotel suaminya tapi tak diberitahu karena itu privasi pelanggan.
Lagi pula ternyata, Mahesa King dan Roland hanya memesan satu kamar. Benar benar definisi circle teman yang mencurigakan.
Snowy memesan kamar sendiri, dia ambil kamar paling mahal di sini. Hotel terkenal, cukup besar dan nyaman untuknya.
Beberapa kali Snowy menghubungi nomor Mahesa, tapi tak diangkat-angkat. Snowy akhirnya melacak sendiri di mana suaminya saat ini.
Di area town house MC-Group yang sedang dalam masa promosi. Snowy segera datangi town house tersebut bersama sang sopir.
Dari sekian banyak rumah yang bentuknya hampir sama itu, hanya satu yang ada nyala lampu. Jelas, itu tempat yang dijadikan shooting iklan, dan lain sebagainya.
Snowy menyuruh sopir perempuannya menepi, dia berdiam diri untuk melacak ulang nomor Mahesa yang benar saja, suaminya memang ada di dalam sana.
Malam begini Snowy mengenakan sepatu boot coklat, celana jeans diatas lutut, kaos over size berwarna pink yang hampir menutupi celananya.
Rambut ikalnya dia cepol simple saja bahkan belum dia sisir saking buru-burunya. Snowy masuk ke dalam hanya menenteng ponsel.
"King!" Lelaki yang tengah berkutat dengan ponselnya itu menoleh terkejut, bagaimana bisa tiba-tiba ada Snowy. Seingatnya Esa tak mengatakan apa pun perihal ini.
"Lo di sini?"
"Kak Esa mana?"
"Ada di dalam," sahut Roland.
Dia tak heran karena sedari dulu Snowy selalu menyusul Mahesa di mana pun, bedanya dulu Mahesa selalu menghindar.
"Sampai larut begini?" Snowy melirik jam yang membelit tangannya. Sudah menunjukkan pukul delapan malam lewat.
"Sudah mau pulang," sambar King.
"Di dalam ngapain?"
"Ngapain?" King bertanya balik pada Roland yang bingung.
"Sama Akira," lirih Roland.
"Masih ada pemotretan?" Cara Snowy mengincar sudah seperti orang sensus.
"Mmmh..." Melihat gelagat aneh King dan Roland, tentunya membuat Snowy semakin garam.
Sebenarnya bukan aneh, King dan Roland hanya takut salah bicara dan mengakibatkan perang dunia di rumah tangga sahabatnya.
Benar saja, Snowy dengan juteknya masuk menggeledah rumah ini. King dan Roland terkekeh kecil sama-sama
Akan ada drama setelah ini. Para crew dari yang lelaki, wanita sampai yang waria diam saling menatap dan berbisik.
Perselingkuhan antara talent crew sudah dianggap lazim. Apa lagi Mahesa terbilang tampan untuk seorang pengambil gambar.
🏔️🏔️🏔️🏔️
^^^🏔️🏔️🏔️🏔️^^^
Mahesa menunduk sambil memeriksa lensa kameranya. Sesekali membuka hasil foto yang dia ambil selama beberapa jam terakhir.
Di balkon kamar lantai tiga, tempat dia ambil gambar sebelumnya bersama para crew. Dan sekarang dia sedang ada tugas lain.
"Akira ganti baju dulu ya, Kak."
Tak ada jawaban dari Mahesa yang dinilai selalu dingin, perempuan itu segera masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Sengaja Akira menyewa Mahesa secara pribadi. Alasannya, foto tersebut akan dia unggah ke media sosialnya.
Akira seorang artist, sudah pasti perlu foto yang Instagramable. Jujur, ini bukan yang pertama bagi Mahesa, dia juga sering menerima orderan di luar pekerjaannya.
Di mana talent yang dia potret, meminta pesanan khusus. Sejauh ini Mahesa profesional kerja saja meski terkadang godaan yang datang tak diduga-duga.
Dan...
Feeling tak enak rupanya terjadi, Akira keluar dari kamar dengan mengenakan pakaian tipis bahkan bisa dikatakan lingerie dan g-string.
"Fotonya di sini ya!" Akira tersenyum, sambil membetulkan kain renda di dadanya.
"Dengan pakaian ini?"
Mahesa langsung ke pokoknya, sengaja ingin tahu apa tujuan Akira berbusana seperti itu, apa sengaja menggodanya..., atau hanya sebatas profesional klien.
"Iya!" Akira mengangguk. "Kak Esa risih?"
"Ya iyalah! Lo pikir?!" Sentakan Snowy yang tiba-tiba keluar dari kamar membuat Mahesa dan Akira terkejut.
"Ngapain Lo pake beginian hah?!"
Bergas juga gesit, Snowy menarik kain tipis Akira, merobek sekalian, lalu mendorongnya hingga terhuyung ke belakang.
"Snow!" Akira berteriak.
"Yank!" Mahesa memeluk istrinya, sebelum wanita itu khilaf mendorong Akira ke pagar penyekat balkon.
"Kenapa? Kaget?" Snowy berontak di tubuh suaminya menatap marah Akira. "Lo masih ajah mau rebut semua yang jadi pasangan Gue?"
"Kak Esa yang ajak Akira ke sini! Suruh Akira juga pake lingerie ini."
"What?" Mahesa sampai lupa memegangi Snowy saking terkejutnya dia mendengar fitnah yang tercuat dari Akira.
Kesempatan terlepas dari Mahesa membuat Snowy bebas menampar bolak-balik pipi mulus wanita itu. Bibit perusak rumah tangga yang harus dienyahkan dari muka bumi.
"Snow!" Akira berteriak kembali, dan gaduh yang bergema mengundang semua orang masuk ke dalam kamar.
King dan Roland sudah tahu pasti akan begini, andai tak ada Snowy, mungkin Mahesa bisa menolak halus Akira. Beda lagi karena ada Snowy si gadis bar-bar milik Papi Rega.
"Urus dia!" Roland beri titah pada asisten perempuan Akira. Terlihat, Akira sudah terkena cakaran di wajahnya.
King menghela napas dalam, setelah ini Akira takkan bisa diajak shooting, wajahnya sudah cedera separah itu. Mau apa? Snowy takkan bisa dikendalikan jika sudah begini.
"Awas Lo ya!" Snowy masih ingin menyerang, dan Mahesa amankan istrinya dengan menarik wanita itu keluar kamar.
"Lo kira Gue percaya omongan sampah Lo hah! Trik murahan! Cih! Kalo gatel, mending pasang tuh badan di serba tiga lima, biar laku buat keset!" serapah Snowy.
Disaat dirinya sedang dalam mode berapi-api, Mahesa justru terkikik, bahkan tersenyum senyum tidak jelas. "Apa senyum senyum?!"
Snowy membentak, melotot. "Kamu juga! Ngapain di sini sama tuh cewek?!"
Bukannya takut, Mahesa justru semakin tertawa, rasanya lucu saat cewek yang biasanya membuat dirinya cemburu dengan sederet mantan, kini bergantian cemburu.
"Ngapain ketawa?! Dipikir lucu hah?! Nggak cukup apa liat body Snow sampe harus di sini sama liur kunyahan onta?!" Snowy memukuli dada suaminya yang tertawa.
"I love you!" Lelaki itu memeluknya erat, saat ini dia tak ingin melepaskan wanita yang bahkan sudah menyusulnya karena cemburu.
"Kamu juga, digodain ngapain diem ajah? Harusnya nampar dia pake sepatu yang abis nginjek pup monyet!" Snowy terisak-isak.
"Serius, Snowy nggak suka cemburu begini, Snowy nggak suka Kak Esa jadi Kang poto begini, pasti masih banyak yang mau godain Kak Esa di kemudian hari!" ceracaunya.
"Please, ambil bagian di perusahaan, meskipun Snowy anak dari pemilik X-meria, Snowy nggak akan pernah ngerendahin Kak Esa, Snowy bersumpah demi Jefri."