Karyaku yang ke 15, ga kerasa ya... Alhamdulillah
Lanjutan cerita Laras ma Bintang, menceritakan kedua anak kembarnya. Si ceriwis Zara dan tentunya si pendiam Zayd, tak lupa dengan anak-anak dari saudara dan para sahabat Laras dan Bintang.
Di cerita ini ga lepas peran orang tuanya ya, karena peran Laras tentunya sangat penting untuk dunia Mafia nya.
Semoga karya ini, diterima dengan baik. Aamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Red Scorpion
"Intinya, sejak Laras menyelamatkan istri bang Lukman. Sejak saat itu pula, Laras mulai ikut kerja sama dengan pihak kepolisian." lanjut Laras
Orang-orang di sana menganggukkan kepalanya, kini mereka paham bagaimana bisa Laras mempunyai kenalan seorang aparat. Meski cerita Laras, selalu di selingi dengan hal di luar nalar. Lagi, Bintang, Ajeng dan Ken dibuat kagum dengan apa yang sudah Laras lakukan tanpa sepengetahuan mereka.
"Benar ma, seandainya Laras saat itu terlambat menolong saya. Mungkin saya tidak akan bisa kembali menjadi diri saya sendiri, atau bahkan saya memilih untuk menghabisi nyawa saya sendiri." Violet menatap Laras dan Lukman bergantian, Lukman tak suka bila istrinya mengatakan hal itu.
"Ayah... ayah mungkin bisa mengatakan, bila ayah menerima ibu apapun kondisinya. Tetapi bila seandainya saat itu, ibu benar-benar sampai di gauli olehnya. Ibu akan terus merasa bersalah, ibu akan terus merasa jijik pada tubuh ibu sendiri, ibu takkan pernah bisa lepas dari bayang-bayang dimana dia menyentuh tubuh ini. Bahkan sampai sekarang pun, ibu masih sering bermimpi buruk. Padahal, dia tidak sampai menggauli ibu." Laras dan Ajeng paham, dengan apa yang di rasakan oleh Violet
Ajeng pernah melihat Nuri, sampai mau bunuh diri. Sedangkan Ajeng dang keluarganya, sampai sekarang tak pernah tau. Bila Laras juga pernah menjadi korban pelecehan, itu akan menjadi rahasianya sampai mati. Semoga ke depannya, tak ada hal yang bisa memicu hal buruk padanya.
"Sudah nak Violet, mama paham. Lalu, apa tujuan kalian datang kemari? Tidak mungkin bila hanya untuk, menerima undangan makan malam saja bukan?" tanya Ajeng mengganti topik
Lukman menatap Laras, Laras mengangguk.
"Katakan saja bang, karena memang tak ada rahasia di antara keluarga kami." ucap Laras, Bintang menggenggam erat tangan Laras. Ia menatap kagum pada sang istri, bagaimana ia tak kembali mencintai orang yang sama. Bila istrinya, selalu membuat kejutan kebaikan.
Laras menoleh, ia menyipitkan kedua matanya. Di matanya saat ini adalah, tatapan Bintang minta jatah nanti malam.
'HAHAHAHHA... MULAI MALAM INI, SAMPAI SEMINGGU KE DEPAN. ANDA HARUS LIBUR BAPAK STAR' Laras kembali menatap ke arah Lukman
"Oya Ras, aku sudah mendapatkan rekaman di beberapa CCtv. Yang di lalui oleh El, ada sekitar 3 mobil yang mengikuti dan memberondongnya tembakan." Ellora mengeratkan kepalan tangannya, Ajeng langsung mengambil tangan kanan El dan menepuk pelan. El tersadar, ia pun menoleh dan tersenyum lega.
Benar, ia tidaklah sendiri. Bayu juga mengepalkan tangannya, karena marah. Marah pada dirinya sendiri, karena tidak bisa melindungi anak dan istrinya.
Bayu membayangkan, bagaimana ketakutannya El dan Ana saat kejadian tadi. Untung Laras, tak pernah mematikan ponselnya. Dan ia selalu menjadi garda terdepan, bagi keluarga dan para sahabatnya.
"Lu ngapa Bay? Mules? Kamar mandi sana? Ntar malah di sini lagi" tanya Laras, saat melihat wajah Bayu. Membuat Bayu kesal seketika, ingin rasanya ia mencomot bibir Laras. Yang lainnya hanya menggelengkan kepala, Laras selalu ada saja tingkahnya.
"Dan ternyata orang-orang yang mengejar El, merupakan salah satu klan mafia. Yang saat ini masih dalam pengejaran, karena kejahatannya yang menculik dan menjual anak-anak. Juga para gadis, ke luar negeri." ucap Lukman, Laras langsung menatapnya
"Klan apa?"
"Red Scorpion" Laras menaikan salah satu sudut bibirnya, lama-lama ia tertawa seraya bertepuk tangan.
Orang-orang di sana, tentu merasa heran melihat Laras. Tak lama, Laras pun diam. Tatapannya berubah tajam
"Kamu tau bang? Red Scorpion merupakan salah satu klan, yang sangat di takuti dan di hormati. Tapi itu dulu, saat ketuanya masih mr. Leopard. Namun setelah ketua mereka gugur, di karenakan sakit. Klan tersebut menjadi rebutan banyak pewaris, aku tidak tau siapa yang akhirnya mendapatkan jabatan ketua tersebut. Bahkan dulu, aku pernah menjadi murid mr. Leopard. Aku tau dimana markasnya, tengah malam nanti kita bergerak." ucap Laras
"Maksudmu, malam ini?" tanya Lukman, Laras mengangguk
"Jangan pernah menunda pembalasan, karena hal itu akan membuat mereka semakin merajalela. Aku juga yakin, bila dalang dari semuanya. Akan datang ke sana, dia akan menanyakan hasil dari kerja hari ini." jawab Laras
"Mama dan bang Ken, ga boleh ikut. Mama... Laras sudah janji pada papa, untuk tidak mengikut sertakan mama. Setiap kali Laras akan melakukan penyerangan, maaf" ucap Laras seraya menggerakkan jarinya, seolah melakukan perpisahan.
"Dan untuk bang Ken, kak Nuri tidak mengijinkannya." Laras menggelengkan kepalanya
"CK" Ajeng dan Ken berdecak
"Ingat, Nico belum 7 bulan. Jangan membuat kak Nuri tertekan, karena terus memikirkan abang. Sehingga akan berpengaruh pada ASI nya, abang tidak mau bukan?" Ken menghembuskan nafas pasrah
"Dan Bay, sorry gue ga bisa ajak lo. Emosi lo sedang tidak terkendali, nanti bukannya bantu. Malah bikin susah gue, ga deh."
"Sudah terlalu malam, sebaiknya bang Lukman dan Kak Violet tidur saja di sini. Anak-anak juga pas...
"Maaf neng, bu. Mmm... itu, anak-anak sudah tertidur lelap di ruang bermain." Laras tersenyum, ia sudah yakin akan hal ini.
"Ya udah ga papa mbak, karpetnya pake yang tebel kan?" si mbak mengangguk
"Selimutin aja, biar kan mereka tidur" si mbak mengangguk dan kembali ke ruangan anak-anak
"Apa tidak merepotkan?" tanya Violet tak enak
"Tentu saja ada, kamar banyak. Kalo ga ada tempat, si Bayu ma Ellora bisa tidur di salah satu kamar mandi." Ellora dan Bayu serentak menatap tajam mama Ajeng, Ajeng pun tertawa
"Nggak atuh El, Bay. Becanda doang, just kidding"
Mereka masuk ke kamar masing-masing, Laras mengantar Lukman dan Violet ke kamar mereka.
"Apa abang boleh ikut?" tanya Lukman
"Abang seorang aparat, biar Laras yang urus. Nanti Laras pasti akan membawa mereka, ke hadapan abang seperti biasa." Lukman pun mengangguk
.
.
"BODOH, TOLOL... BAGAIMANA BISA LO GAGAL?" teriak seorang wanita, yang tak lain adalah Claudia
"MANA AKU TAU KALO DIA AKAN SEPINTAR ITU, DIA MENGGIRING KU DAN YANG LAINNYA KE KANTOR POLISI." ucap ketua red scorpion, tak kalah berteriak
"KAU PIKIR, AKU AKAN TERUS MENGIKUTI DAN MENEMBAKINYA? SAMA SAJA DENGAN AKU YANG MENYERAHKAN DIRI, BODOH" lanjut pria yang bernama Orion, Claudia mengepalkan kedua tangannya. Kini ia benar-benar merasa sangat marah, ia masih tak terima dengan kegagalan Orion.
Tubuh Claudia menegang, karena terkejut dengan pelukan dari belakang tubuhnya. Orion melakukan sentuhan-sentuhan di titik yang di sukainya.
"Aku pasti akan menyelesaikan dengan baik, kau tak usah kesal. Lebih baik saat ini, kita bersenang-senang terlebih dahulu. Pokonya kau tau beres, dan orang-orang yang kau katakan itu akan menangis darah. Seperti yang kau inginkan..
"K-kau...
Ishhh... udahlah, pokonya mah kitu welah
...****************...
Maaf baru up, dirumah sedang kebanjiran. Jadi sibuk sama rumah dan air😢
Jangan lupa like, komen, gift dan vote nya❤️❤️
...Happy Reading...
tambah dong kak mumpung efek
obat ngantuknya belum bereaksi ni...
lop lop deh kak....😘😘
klian lupa.....laahhh.....aku mlah ga tau spa tu orng.....🤣🤣🤣