NovelToon NovelToon
MODERN DEMON CULTIVATOR

MODERN DEMON CULTIVATOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Mo Xie, Iblis Merah yang ditakuti di seluruh Alam Shenzhou, dikenal sebagai penghancur dunia yang bahkan para dewa dan kultivator agung bersatu untuk mengalahkannya.

Namun, kematiannya bukanlah akhir. Mo Xie terlahir kembali di dunia kultivator modern sebagai dirinya yang dulu—seorang pria lemah yang direndahkan dan dihancurkan harga dirinya.

Dengan kekuatan dan kebijaksanaan dari kehidupannya sebagai Iblis Merah, Mo Xie bersumpah untuk membalas dendam pada mereka yang pernah meremehkannya dan menaklukkan dunia sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya

“Dunia ini terlalu kotor. Terlalu lemah. Aku, yang telah melampaui batas kematian, dipaksa kembali ke tempat seperti ini? Ironis sekali.”

Pikirannya melayang ke kehidupan masa lalunya di Alam Shenzhou. Sebagai iblis merah yang ditakuti, dia pernah berdiri di puncak dunia yang dipenuhi kekuatan absolut.

Setiap langkahnya bisa mengguncang bumi, setiap kata yang keluar dari mulutnya mampu menghancurkan jiwa siapa saja. Namun, semua itu direnggut darinya—termasuk tubuhnya yang penuh dengan kekuatan mengerikan.

Sekarang, dia hanya seorang manusia biasa di dunia fana ini. Tubuhnya lemah, meski inti demonic di dalamnya terus mengumpulkan kekuatan untuk mempertahankan eksistensinya.

Mo Xie mendengus, merasakan penghinaan dari takdir. Namun, di balik penghinaan itu, ada tekad yang membara.

“Aku akan mengubah tempat ini. Tidak—aku akan menguasainya,” gumam Mo Xie, suaranya pelan namun penuh kepastian.

Dia akhirnya tiba di kontrakannya, sebuah kamar sempit yang terletak di lantai dua bangunan tua. Tangga menuju kamarnya berderit setiap kali dia menginjaknya, seolah-olah akan runtuh kapan saja.

Pintu kamarnya terbuat dari kayu yang sudah rapuh, dengan engsel yang berkarat. Namun, itu tidak mengganggunya. Mo Xie membuka pintu dan masuk ke dalam. Udara busuk dan pengap dari tumpukan sampah dan kotoran di ruangan itu terasa sangat mencekik.

Mo Xie mengerutkan kening. “Sebegitu burukkah hidupku dulu?” gumamnya pelan.

Menghiraukan suasana rumah yang berantakan, Mo Xie berjalan perlahan menuju sebuah kamar dengan tempelan kertas bergambar kelinci di pintunya. Itu adalah kamar adiknya, Mo Lin.

Mo Xie menghirup napas panjang, mempersiapkan dirinya sebelum membuka pintu kamar tersebut. Ia berharap adiknya tertidur di kamar itu seperti biasanya.

Mo Xie mendorong pintu kamar itu dengan hati-hati. Kamar kecil itu tidak berbeda dari apa yang diingatnya—tempelan kertas gambar kelinci di dinding, boneka-boneka lusuh di sudut ruangan, dan seprai bergambar bunga yang sudah memudar warnanya. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan Mo Lin. Ranjang kecil itu kosong, selimutnya tertata rapi, tidak ada tanda-tanda seseorang baru saja berbaring di sana.

Mo Xie merasakan detak jantungnya meningkat. Kegelisahan mulai merayap di dalam dirinya. Dia memeriksa setiap sudut kamar itu dengan cepat, membuka lemari yang penuh dengan pakaian sederhana milik adiknya, hingga memeriksa di bawah tempat tidur. Kosong.

“Lin’er!” panggilnya, suaranya menggema di apartemen kecil itu. Tidak ada jawaban.

Dia bergegas keluar dari kamar, memeriksa ruang tamu yang dipenuhi barang-barang bekas yang berserakan, lalu dapur kecil yang hanya terdiri dari meja dengan beberapa piring kotor. Tidak ada jejak adiknya.

“Lin’er!” panggilnya lagi, kali ini dengan nada lebih tinggi, nyaris seperti perintah. Kekhawatiran di dadanya berubah menjadi kepanikan. Dia melangkah cepat ke kamar mandi, membuka pintunya tanpa berpikir. Namun, dia langsung berhenti begitu melihat seseorang di dalamnya.

Mo Lin berdiri di sana, membelakangi Mo Xie, dengan tubuh yang hanya terbalut handuk kecil. Rambut panjangnya yang basah meneteskan air ke lantai yang sudah retak. Dia berbalik dengan cepat ketika mendengar suara pintu dibuka, matanya membulat karena terkejut.

“Kakak?! Apa yang kau lakukan?!” serunya, suara lembutnya berubah menjadi teguran keras. Pipinya memerah karena malu.

Mo Xie langsung memalingkan wajahnya dan menutup pintu dengan cepat. “A-aku tidak tahu kau di sini…” jawabnya tergagap, sesuatu yang jarang terjadi. Dia menekan dadanya, mencoba mengendalikan emosi yang bercampur aduk—antara lega, malu, dan panik.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar mandi terbuka, dan Mo Lin melangkah keluar. Dia kini sudah mengenakan piyama sederhana berwarna pastel. Wajahnya masih memerah karena kejadian tadi. Namun, tatapan bingung muncul di wajahnya saat dia melihat kakaknya berdiri di tengah ruangan dengan ekspresi tegang.

“Kak, ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba memanggilku seperti orang panik?” tanyanya, suaranya lembut namun jelas menyiratkan kebingungan.

Mo Xie menatap Mo Lin, mata dinginnya melembut sedikit saat melihat adiknya berdiri di depannya. Tubuhnya yang mungil dan wajah polosnya tidak berubah sedikit pun sejak terakhir kali dia melihatnya sebelum kematiannya. Namun, ada rasa bersalah yang menghantam Mo Xie. Adik perempuannya ini telah melalui semua kesulitan sendirian selama dia tidak ada.

“Aku… hanya khawatir,” jawab Mo Xie akhirnya, suaranya lebih tenang. “Aku tidak melihatmu di kamarmu, dan aku pikir sesuatu telah terjadi.”

Mo Lin terdiam sesaat, kemudian tersenyum kecil, meskipun matanya masih menunjukkan sedikit kebingungan. “Aku hanya mandi, Kak. Kau tidak perlu khawatir seperti itu. Aku baik-baik saja.”

Mo Xie menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Namun, di dalam hatinya, dia merasa aneh dengan rasa panik yang tadi menyerangnya. Sebagai iblis di Alam Shenzhou, dia hampir tidak pernah merasakan kekhawatiran, apalagi terhadap orang lain. Tapi sekarang, dalam tubuh manusia ini, dengan semua kenangan lamanya yang kembali, dia merasa terikat pada adik perempuannya dengan cara yang tidak bisa dia abaikan.

Mo Lin melangkah mendekat, menatap kakaknya dengan cermat. “Kak, kau terlihat aneh. Sejak kapan kau jadi begitu peduli? Biasanya, kau jarang bicara padaku, apalagi sampai panik seperti ini.”

Mo Xie memalingkan wajah, menyembunyikan ekspresi yang sulit dia jelaskan. “Aku hanya… merasa tidak enak. Aku akan lebih perhatian mulai sekarang.”

Mo Lin mengerutkan kening, semakin bingung. Namun, dia memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh. Dia hanya tersenyum tipis. “Baiklah, Kak. Kalau begitu, aku juga akan mencoba lebih perhatian padamu.”

Mo Xie tidak menjawab, hanya menatap adiknya untuk beberapa saat sebelum akhirnya berkata pelan, “Istirahatlah. Aku akan memastikan tempat ini aman.”

Mo Lin mengangguk, meskipun masih merasa ada sesuatu yang aneh pada kakaknya. Namun, dia memilih untuk percaya. “Selamat malam, Kak.”

“Selamat malam,” jawab Mo Xie, suaranya hampir seperti bisikan.

Saat Mo Lin kembali ke kamarnya, Mo Xie berdiri di tempatnya, menatap pintu kamar adiknya yang tertutup. Dalam keheningan malam itu, dia menggenggam tangannya dengan erat, bertekad dalam hati.

“Tidak peduli apa yang terjadi, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh adikku lagi.”

 

Pagi datang dengan sinar matahari yang lemah, menembus tirai usang di kamar Mo Lin. Ia mengerjap perlahan, merasa ada sesuatu yang berbeda. Udara di kamarnya terasa segar, jauh dari bau pengap yang biasanya memenuhi ruangan setiap pagi. Ia mengusap matanya dan duduk di tempat tidur, memperhatikan sekeliling.

Kamarnya terlihat sangat bersih—lantai yang biasanya berdebu kini berkilau, lemari pakaiannya yang penuh coretan anak-anak tampak dilap hingga bersih, dan bahkan boneka-boneka lusuh di sudut kamar kini tersusun rapi seperti pajangan.

Mo Lin mengerutkan kening. “Apa aku sedang bermimpi?” gumamnya pelan.

1
Jamal Amir
update banyak chapter nya Thor
Hardware Solution
mawar 🌹 untukmu Thor...yg rajin update /Heart//Heart//Heart//Heart/
Caveine: makasih kak 🔥🔥
total 1 replies
Hardware Solution
ayo Thor....yg rajin update. tak tunggu.!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!