Milka yang seorang siswi kelas tiga SMA, yang saat cuti sekolah ikut mengunjungi orang tua dari ibu tirinya, harus menjadi kambing hitam untuk menggantikan saudara tirinya, iaitu Melody untuk menikah. Dan, pernikahan itu adalah pernikahan yang sungguh tak masuk akal. Bagaimana tidak, Milka harus menjadi pengantin pengganti, untuk mengantikan Melody menikah dengan hantu. Menikah dengan hantu adalah tradisi keluarga dari ibu tirinya. Dan, malangnya Milka yang menjadi tumbal untuk menjalani tradisi itu.
Dan, dengan terpaksa Milka menerima pernikahan itu, karena jika menolak maka dia tak lagi akan dianggap anak oleh ayahnya. bagaimanakah Milka menjalani kehidupannya di alam baka? Dan sajakah kesulitan yang di hadapi Milka? mampukah dia bertahan ataukah akan memyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mikeen S.I, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suara hati yang terdengar
Hari ini Milka ke sekolah tanpa semangat, hidupnya kini tak lagi bebas, Raja mengetahui semua yang di ucapkannya dalam hati. Seperti semalam Raja mendengar semua yang dia ucapkan dalam hati, dan, dia juga bisa mendengar suara hati Raja. Itu benar-benar menganggu Milka. Tak adalagi kebebasan dalam hidupnya.
Milka mengaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, tanda dia frustasi dengan apa yang di alaminya. Semuanya seperti tak masuk akal, namun semuanya adalah nyata. Semangat Milka benar-benar hilang pagi ini.
“Milka...”
Glydis menyapa Milka dengan senyum manisnya. Mengatakan bahwa dia sangat senang, karena kabarnya pembunuh Gadis akan di hukum seberat-beratnya.
“Bahagia banget kamu.”
“Bahagia dong,” Sahut Glydis.
Lalu Milka dan Glydis berjalan menuju Kelas, karena sebentar lagi pelajaran akan di mulai. Namun konsentrasi Milka terganggu karena Raja terus saja mengajaknya bicara. Akhirnya Raja diam, karena Milka memohon dalam hati agar Raja membiarkan dia belajar dengan tenang.
“Mil.. ke kantin yuk,” Ajak Glydis.
Sesampainya di kantin sekolah, di sana sudah ada Melody dan teman-teman duduk.
“Eh, kalian tau enggak, siswi di sekolah kita itu udah ada yang nikah loh.” Melody membuka pembicaraan untuk memancing keributan.
Milka yang mendengar ucapan Melody merasa jengkel, rasanya ingin sekali dia menjambak rambut saudara tiri itu, lalu menghempasnya di meja. Untung saja dia tak sekejam itu, untuk melakukannya.
Tak ingin meladeni Melody, Milka memilih untuk diam. Itu akan lebih baik daripada dia terpancing oleh ucapan mulut berbisa Melody.
“Oya? Emangnya siapa Mel?” Tanya salah satu teman Melody.
“Kasi tau enggak ya,” Melody sepertinya sengaja membuat teman-temannya penasaran.
“Tapi dia sih nikahnya bukan sama manusia,” Melody lanjut memancing, mungkin ingin membuat Milka marah.
“Terus nikahnya sama apaan Mel?” Tanya teman Melody lagi.
“Sama Hantu..” Ucap Melody membuat teman-temannya kaget tak percaya mendengar apa yang di katakan Melody..
“Sumpah mampus deh.” Ucap Melody, para siswa dan siswi yang lain, yang sedang menikmati waktu istirahat mereka mendekat, untuk mendengar lebih lanjut siapa siswi yang menikah dengan hantu itu. Mereka terlihat sangat penasaran.
“Anaknya ada sini kok. Lagi makan bakso.” Melody melirik Milka yang lagi menyuap bakso ke dalam mulutnya.
Sontak anak-anak langsung melihat ke arah Milka, begitu pun dengan Glydis.
Melody terlihat begitu senang melihat Milka terpojok.
“Itu benaran Mil?” Tanya seorang siswa laki-laki.
Milka menjadi bingung tak tahu apa yang harus dia jawab, jika mengatakan yang sejujurnya, satu sekolah akan mengira dia gila. Namun jika tak menjawab, mereka akan membenarkan apa yang di katakan oleh Melody.
“Udah, deh. Kalian mendingan makan aja. Ya, kali Milka nikah sama hantu. Mel, kamu kalo mau fitnah, fitnahnya yang masuk akal dong.” Glydis membela Milka.
“Tanya aja sendiri sama Milka, benaran tau dia itu nikah sama hantu.” Melody tak mau kalah. Yang lain bersorak menyuruh Milka untuk bicara.
“Non Milka..” Teriak pak Bu Narti ibu kantin datang mendekati Milka.
“Tadi waktu ibu keluar nyari pak Somad, pak Somad pesan. Katanya tadi pacarnya non Milka suruh non Milka tungguin dia kalo pulang nanti, katanya dia yang jemput.” Bu Narti menyampaikan pesan yang di titip pak Somad , satpam sekolah pada Milka.
Lalu terdengar suara Raja mengatakan itu adalah dia. Ternyata sedari tadi dia mendengar semuanya, saat Melody memojokkan Milka, mengatakan bahwa Milka telah menikah dan menikahi hantu. Sepertinya Raja tak terima Selirnya di rendahkan dan di permainkan oleh arang lain.
“Kalian dengarkan, Milka punya pacar. Dia enggak nikah, apalagi nikah sama hantu.” Ujar Glydis.
Kini anak-anak yang berada di kantin berbalik menyoraki Melody, dan Mengatakan bahwa Melody berbohong.
Melody terlihat begitu marah dan mendekati Milka yang sedari tadi hanya diam.
“Pacaran sama siapa kamu!”
“Bukan urusan kamu!” Sahut Milka menantang.
“Berani ya, kamu. Aku laporin aku ke ayah.” Kata Melody lalu pergi meninggalkan Milka.
Dalam hati dia mengatakan bahwa kali ini dia akan membiarkan Milka menang, tapi lain kali tidak akan lagi, dia akan mengumpulkan bukti yang memperlihatkan Milka menjalani ritual pernikahan dengan hantu. Dan saat itu semua akan percaya padanya, dan akan mencemoh Milka.
“Tuh anak ya, dasar sableng.” Kata Glydis yang tak suka pada Melody.
“Kamu kok diam aja sih Mil tuh nenek lampir,” Tanya Glydis yang geregetan pada Milka yang sedari tadi hanya diam saja tak melawan.
“Aku malas ladeni dia Dis, malas ribut aku.” Sahut Milka.
Milka dan Glydis kembali ke kelas, untuk menyelesaikan pelajaran hari ini. Dan, setelah jam pelajaran berakhir, dan saat akan pulang. Di luar sudah ada Raja yang menunggu Milka.
“Sudah selesai?” Tanya Raja Milka.
“Dia siapa Mil? Dia pacar kamu ya?” Tanya Glydis.
Milka yang tak punya jawaban lain hanya mengangguk, mengiyakan bahwa Raja adalah pacarnya.
“Jadi kamu benaran punya pacar Mil? Kok kamu enggak pernah cerita? Kamu udah enggak anggap aku sahabat ya?” Glydis terlihat kecewa karena ternyata Milka benar-benar memiliki pacar, dan Milka tak pernah menceritakan hal itu padanya.
“Maaf Dis, tadinya aku mau cerita, tapi enggak pernah ada kesempatan.” Milka pun mencoba memujuk Glydis agar tak marah padanya. Dan, itu berhasil. Glydis kembali tersenyum
“Tapi kok pake topeng? Kamu mau ke acara ya?” Tanya Glydis polos.
“Iya Dis, dia mau ke acara ulang tahun temannya, dan, temanya topeng.” Bohong Milka. Dan, tampaknya Glydis mempercayainya.
Milka pun pamit pulang pada Glydis. Dan, setelahnya waktu tiba-tiba berhenti. Raja merangkul pinggang Milka dan membawanya kembali ke Underworld.
Milka tak habis pikir kenapa Raja mau datang ke dunia manusia hanya untuk menolongnya. Ya, meskipun Raja, adalah Raja yang menyebalkan, tapi penilaian Milka akan dia rubah sedikit. Bahwa Raja ternyata adalah orang yang cukup perhatian pada Selirnya. Dan mungkin Raja melakukan itu juga pada Selir-selir yang lain.
“Tampaknya dia cukup adil sebagai suami.” Gumam Milka.
Milka lupa bahwa Raja mampu mendengar ucapannya itu, di ruangannya sekali lagi Nyonya West yang sedang merapikan ruang kerja Raja, melihat senyum dari bibir Raja. Dan, melihat itu membuat Nyonya West menjadi sangat senang.
Nyonya West berharap senyum itu akan selalu terukir di bibir Raja, dan, dia berharap Raja bisa membuka topengnya, kembali memperlihatkan wajah aslinya, Nyonya West tak ingin Raja terus bersembunyi di balik topeng yang di kenakannya. Nyonya West ingin Raja kembali seperti dulu lagi. Dia tak ingin Raja terus terpuruk dan menyiksa diri sendiri.