Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 14 Ungkapan
Sudah hal yang biasa mendapati orang dengan tingkah seperti Dendy,beberapa kali ia tahu tamu hotel atau teman kontrakan nya.
Ria mendekati Dendy yang sedang meringkuk di ujung ranjang.
"Brengsek!!!..." tangan nya menarik selimut yang Dendy gunakan.Seketika itu pula Dendy membuka mata nya,ia mencoba bangun namun sudah lebih dulu Ria menarik tangan nya.
"Ri..." suara nya bahkan gemetar lirih.
"Ri.. Please pergi dari kamar gue!" ucap Dendy.
Ria menggeleng,ia tetap mencoba menarik tangan Dendy,meski kepayahan membawa badan yang sebesar gapura kecamatan itu.
"Ria,gue bilang pergi!!" ucap Dendy lantang di depan kamar mandi.
Plak!!
Mata kedua nya bertemu,tak segan Ria menampar pipi Dendy.
"Gue udah bilang jauhin barang begituan.Susah banget sih!" ucap Ria,ia bahkan mendongak berbicara lantang.Seolah lelaki di depan nya hanya anak kecil yang di sentak.
"Gue gak tahu ya Den kerjaan apa yang Lo pegang di sana,duit lu banyak iya! Tapi gak harus begini,apa yang kurang di diri lu,orang tua kaya,kasih sayang berlimpah,semua iri liat lu Den!" seru Ria lagi,ia sudah sangat marah namun Dendy hanya mampu menatap dengan mata sendu nya.
Srekk!!!
Ria kembali menarik Dendy ke dalam kamar mandi,lelaki itu tahu apa yang akan di lakukan teman nya.
Menyalakan shower dan kran bersamaan,ia menyiram tubuh Dendy,semua nya tanpa terkecuali.Ria juga sengaja mengarahkan selang ke arah Dendy meski lelaki itu menangkis dan seolah meminta ampun.
.
.
"Bapak Ibu,di dalam ada mba Ria.." ucap art pada lelaki dan wanita yang terlihat berwibawa dan anggun.
"Ria?" ucap lelaki itu,ia pun mengerutkan kening nya.
"Njih.. Sudah saya bilang jangan tapi memaksa" ucap art lagi.
Kedua nya pun melangkah ke kamar Dendy di ikuti art nya.Membuka kamar dan mencari tapi kran kamar mandi terdengar,mereka pun melangkah ke sana.
Apa yang lelaki itu lihat adalah hal yang seharusnya dilakukan memang,namun ia tak tega karena istrinya melarang.
Mereka pun melihat Ria melempar kran yang masih mengucur deras persis di sebelah kepala Dendy,hal itu sukses membuat takut akan mengenai nya.
Berbalik dan akan keluar,Ria pun terkejut kedua orang tua Dendy sudah di sana.
"Maaf om tante..." ucap Ria,dan di angguki kedua nya.
Terlihat Dendy sedang membasuh wajahnya yang penuh dengan tetesan air deras,tangan yang satu nya meraih keran untuk dimatikan.
Ibu nya yang tega pun mendekat meraih handuk yang tak jauh dari sana untuk membilas Dendy.
Ria keluar dengan keadaan basah kuyup.Ia melangkah dari sana dan menggeledah semua laci bahkan lemari,melepas seprai lalu membuka ranjang.
"Bukan di sana!"
Suara Dendy mengejutkan Ria yang sedang mencari sesuatu.Ia keluar dari kamar mandi melangkah ke arah meja.
Di bawah meja dengan di rekatkan lakban.Ria langsung merampas itu dan membawanya ke kamar mandi untuk di buang di WC.
Melihat Ria yang begitu sigap nya menangani anak nya,sepasang pasangan orang tua itu pun mengedikan bahu menyerahkan semua nya pada Ria.
"Mama dan Papa tinggal dulu ya.Kami percaya sama Ria..".
"Tapi Tante Ria..."
"Tante pasrahkan ke kamu.." ucap wanita yang masih cantik meski sudah berumur.
.
.
.
Selesai berganti baju kedua nya duduk di pinggir ranjang saling bersisian.
Ria masih memakai bawahan namun sudah berganti dengan kaos oblong yang sangat kebesaran bagi nya.Sementara Dendy juga memakai kaos oblong dan celana pendek berbahan Jersey.
"Puas Lo konsumsi begituan? Lo gak bakal langsung mati kalau cuma minum tiga atau lima,aturan nya Lo beli semua di bandar trus Lo minum semua! Biar gue ke sini bawa bunga!" cibir Ria,ia sudah sangat kesal melihat ini.
"Susah banget ngomong sama Lo ya Den,minimal di pakai otak nya kalau liburan kerja.Bukan mengistirahatkan tenaga,otak juga!"
Dendy masih terdiam meski selalu menatap Ria yang sedang marah,hanya bahu dan punggung karena wanita itu membelakangi.
"Kesel gue..."
Srekkk...
Ria mengambil Sling bag nya dan akan pergi namun tangan nya di tarik oleh Dendy.
"Sini dulu!" ucap Dendy memeluk wanita itu dari belakang.
"Gue bukan pacar Lo lepasin tangan nya!" ucap Ria.
"Ia bukan,tapi Lo ibu dari anak anak gue!" jawab Dendy yang bagi Ria asal,karena bukan hanya sekali dua kali lelaki itu bicara demikian.
"Gak!.. "
"Iya.."
"Gak akan pernah,gue benci orang kaya Lo,dari dulu!" masih dengan kesal Ria menjawab.
"Gue gak minta Lo cinta ke gue Ria,cukup gue aja udah.Lu terima aja gue janji gue akan berubah semua nya,gue janji sama lu Ri,gue janji!!" mohon Dendy pada Ria.
Tak menjawab apapun kedua nya bahkan hening.Entah Ria setelah ini akan bicara atau pergi Dendy tidak peduli, dari dulu ia tak pernah mengungkap kan namun hari ini ia ungkapkan karena rasa yang sudah tak terbendung lagi.
Dendy takut akan satu hal,tidak bisa mendapatkan Ria karena perempuan itu memiliki kekasih yang bahkan ia pun tahu jika mereka beda keyakinan.
.
.
.
To be continue