Mengkisahkan seorang wanita yang bernama Aluna, yang di jodohkan dengan paksa oleh kedua orang tua angkat nya, di jadikan sebagai pertukaran demi kelangsungan perusahaan.
memiliki tubuh yang gemuk membuat ia di ingin kan menjadi istri seorang laki-laki yang hanya berniat menjadikan nya mainan karena di nilai Aluna bisa menjadi mainan yang unik bagi nya, karena bertemu wanita cantik dan seksi bagi nya sudah lah biasa.
Hinaan cacian tak luput Aluna terima, namun ia berusaha ikhlas dan melewati semua dengan senyuman. karena meski ia menangis tak ada yang bisa menyelamatkan dari pernikahan yang sama sekali tak pernah ia inginkan.
Namun seiring berjalan nya pernikahan dan melewati hari bersama, timbullah benih cinta yang Aluna rasakan, hingga membuat nya ingin berubah diri nya lebih cantik dan memiliki tubuh yang bagus untuk laki-laki yang selama ini menghina nya.
Seperti apa Kisah Aluna, Yuk disimak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti_San, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16 - Jangan berani - berani
Aluna kembali ke tempat duduk nya dan mulai mencari tempat fitnes yang membuka latihan pribadi untuk menjadi kurus.
Selain suami nya yang menghina nya, orang-orang kantor pun melakukan hal yang sama, menghina tubuh nya yang gendut, memacu keinginan Aluna semakin besar untuk diet.
Saat pulang kantor, Aluna menyempatkan diri untuk bertanya kesebuah tempat fitnes yang tak jauh dari rumah Rehan.
"Al, kamu nyakin mau ambil paket ini?." Tanya Bella yang juga ikut mengantar Aluna mengunakan motor nya.
Aluna menatap Bella lalu mengangguk dengan kedua mata yang antusias. Bella pun tersenyum dengan semangat ikut mengangguk, mendukung keputusan sahabat nya.
Beberapa saat kemudian, Aluna keluar dengan wajah yang lesuh dan tak bersemangat.
"Kenapa Al?." Ucap Bella.
"Aku kayak nya gak nyakin dech Bel bisa." Kata Aluna.
"Soal nya makan nya di atur, terus juga harus makan yang rebus-rebus aja, aku mana sanggup Bella, aku suka yang goreng-goreng." Ucap Aluna dengan memelas.
Mendengar hal itu Bella menghela nafas, dan menepuk jidat nya dengan pelapak tangan nya.
"Tadi kata ny nyakin, sekarang malah ciut, gimana sih Al, semangat dong Al, kamu pasti bisa." Kata Bella.
"Gitu ya Bel?."
Bella mengangguk mengiyakan. "Tapi aku harus bicara dulu dengan tuan Rehan, kan kata nya apa yang aku lakukan harus ia ketahui."Kata Aluna.
"Iya, ya udah pulang yuk." Ajak Bella.
Aluna kembali naik motor Bella dan menuju ke rumah Rehan.
Bella di buat terkejut saat ia melihat rumah mewah milik Rehan yang di tepat sahabat nya itu. "Bel, maaf ya, aku gak bisa ajak kamu masuk, takut Tuan Rehan marah." Kata Aluna.
"Iya gak apa-apa Al, lagian masuk buat apa sih?, buat macuin kecepatan jantung?." kata Bella tertawa, Aluna pun ikut tertawa mendengar ucapan sahabat nya.
setelah sahabat nya pergi, Aluna pun masuk ke dalam rumah, ia lalu di hampiri Seorang laki-laki muda bersama sekertaris Frans.
"Nona, perkenalkan saya Ello." Ucap Laki-laki itu memperkenalkan diri. Aluna yang masih bingung pun menganggukkan kepala nya.
"Nona, ini adalah supir pribadi anda, yang akan mengantar anda kemana saja." Kata Sekertaris Frans.
"Kenapa harus ada supir, aku tidak masalah kalau harus kerja sendiri, aku paling hanya menumpang saat pagi." Kata Aluna.
"Ini perintah Tuan Muda Nona, Tuan muda tak ingin satu mobil dengan anda." Ucap Sekertaris Frans.
Mendengar hal itu, aluna pun terdiam, ia sangat sedih mendengar alasan ia di berikan supir. "Oh, baik lah." Balas Aluna dengan senyuman tipis.
Aluna lalu berjalan masuk ke dalam rumah, melemparkan tas nya di atas sofa, ia membanting tubuh ny di tempat tidur lalu menatap kelangit-langit kamar.
"Bukan hanya orang kantor yang menghindari mu, bahkan juga suami mu." Batin Aluna.
"Kenapa takdir mempertemukan ku dengan orang-orang seperti mereka, apakah letak orang baik di dunia ini hanya sedikit?." ucap Aluna di akhiri dengan helaan nafas berat tak bersemangat.
Rehan tiba-tiba membuka pintu dan membuat Aluna sangat terkejut. "Apa dia mendengar?, mati lah kau Aluna." Ucap Aluna di dalam hati dengan perasaan was-was.
"Iya Tuan."
"Siapa yang memberimu izin untuk menukar barang-barang ku menjadi plastik?." Tanya Rehan.
"em, saya pikir agar tidak pecah lagi tuan, bukan kah barang itu sangat mahal." Kata Aluna.
Mendengar hal itu, Rehan lalu duduk di kursi, menatap Aluna dengan tatapan dingin. Aluna yang posisi nya sudah berdiri pun mematung.
"Tetap berdiri!."
"Lain kali jangan melakukan apa pun tanpa izin ku." kata Rehan. Aluna pun mengangguk.
Rehan lalu membiarkan Aluna berdiri, sementara diri nya memainkan ponsel nya, persis saat pertama kali Aluna bertemu dengan Rehan, Rehan juga membiarkan nya berdiri beberapa jam hingga kaki Aluna pegal.
"Aku hanya membantu nya menghemat uang nya, sekarang dia malah mencuekin ku, apa ini cara nya menghukum orang-orang?." Batin Aluna menatap Rehan yang mengacuhkan nya.
Sementara diluar, Reni dan ibu nya melihat Rehan masuk ke kamar Aluna.
"Ma, aku tak mengerti hubungan kakak dengan wanita itu, kenapa kakak masuk ke kamar nya begitu lama tak juga kunjung keluar?, aku pikir kakak hanya menganggap nya sampah itu sebab nya tak ingin menyentuh dan satu kamar dengan nya." Tanya Reni.
"Mama juga tak mengerti kakak mu itu, membawa sampah itu masuk ke rumah ini." Ucap Bu Rose dengan kesal menatap pintu kamar Aluna yang tertutup.
ya ampuunnn