Ini karya ku yang baru mohon kalau membaca dengan bijak ya~~
Di tunggu jejak komen kalian🤗
Davina Aurellia terpaksa harus menerima tawaran Ayahnya untuk menikah dengan seorang pria yang ia tak kenal. Semua itu Davina lakukan demi menyelematkan ibunya yang sedang berada di Rumah Sakit. Tanpa Davina sangka bahwa anak dari sahabat Ayahnya itu adalah presdir perusahaan tempatnya bekerja yang bernama Yohanes David Abraham.
David yang tak menyetujui pernikahan ini juga harus terpaksa menerimanya, Maka sebelum pernikahan terjadi ia mengajak Davina untuk membuat perjanjian kontrak pernikahan mereka.
Setiap hari, ada saja perdebatan kecil diantara mereka. Sampai pada akhirnya David mulai jatuh cinta pada istrinya sendiri. Tapi cinta pertama Davina tiba - tiba kembali di kehidupannya.
Akankah Davina kembali pada cinta pertamanya atau membalas cinta David?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Yang Menyebalkan
"Aawww, sakit, Mi. Ampun!" Teriak David saat tangan Maminya yang masih memutari telinganya.
"Ampun katamu! Tak semudah itu, David!" ucap Mami Karina yang masih terlihat kesal.
"Jadi Mami mau apa?" tanya David dengan polosnya.
'Ah, terserahlah Mami mau apa, yang penting telinga aku nggak putus di tarik seperti tadi.' gumamnya dalam hati.
"Apa pun yang Mami mau?" Karina memastikan.
"Anything, Mi." jawab David pasrah yang penting sekarang telinga nya nggak sakit lagi.
"Promise dulu." pinta Karina.
"Oke, I'm Promise to you my preety Mommy," ucap David lembut lalu mengecup pipi Maminya.
Sebenarnya ucapan David dan tindakannya tadi sudah membuat hati Karina berbunga - bunga, tapi tidak untuk kali ini ia ingin memberi anaknya pelajaran atas perbuatannya.
"Mi... lepasin tangan Mami. Aku kan sudah janji tadi ke Mami." pinta David. Karina langsung melepaskan tangannya dari telinga putranya yang sudah memerah itu.
"Besok kamu harus ikut Mami ke bridal buat fitting jas kamu dan fitting gaun pengantin Davina, paham?!" ucap Karina.
"Paham, Mi." jawab David pasrah. Percuma saja jika ia mengeluarkan banyak alasan untuk saat ini karena sebelumnya ia sudah berjanji.
"Dan satu hal lagi, kamu juga harus cuti dalam satu minggu!" Seru Karina dengan tatapan serius dan tegas.
"Hah? Satu minggu, Mi? Nanti perusahaan, bagaimana?" tanya David.
"Itu, biar Papi yang urus sisanya?" kini Leon yang menjawab pertanyaan anaknya.
Setelah urusannya selesai dengan putranya, Karina dan Leon langsung pergi meninggalkan perusahaan sedangkan David langsung mengerjakan pekerjaanya yang lain sambil mengelus telinganya yang masih terasa sangat sakit.
'Aduh.... sial bener," keluh David dalam hati.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 petang. David yang kini sudah berada di kantin rumah sakit sedang menunggu Dafa. Karena ia ingin melihat surat kontrak pernikahan yang di buat oleh temannya itu.
Detik demi detik. Menit demi menit sudah ia lalui sambil menyeruput jus Alpokat kesukaannya sampai menunggu Dafa sekitar 30 menitan dan Dafa belum sampai juga ke rumah sakit sehingga membuat David begitu kesal.
Akhirnya ia memutuskan untuk menelepon temannya itu, dan menanyakan sekarang posisinya ada dimana. Dafa yang sedang dalam perjalanan ke rumah sakit melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lebih tinggi. Baru 30 menit yang lalu ia terbangun dari tidur nya karena kelelahan bermain dengan gadis - gadisnya. Untung surat kontrak yang David minta sudah ia kerjakan sebelumnya.
"Damn!" Umpatnya saat melihat jalanan yang bertambah macet.
Lagu lazy song dari Bruno Mars yang berbunyi dari ponselnya, terdapat panggilan dari David.
David is calling...
"Mampus gue." ucap Dafa sambil memukul stir mobilnya. Di raih ponselnya itu, Dafa langsung mengangkat panggilan teleponnya dari David.
Sesuai dugaannya saat ia mengangkat panggilan telepon itu. David sudah mengomelinya seperti emak - emak yang ada di kompleknya.
"Dafa, dimana lo sekarang?!" Teriak David yang tidak peduli walaupun sekarang ia sedang berada di kantin rumah sakit. Tapi tatapan di sekitarnya menatap tajam sehingga membuat David mengurangi volume suaranya.
"On the way, Boss. Sabar ya. Lagi macet nih?" jawab Dafa gugup dan memberikan alasan keterlambatannya itu.
"Banyak sekali alasan lo. Kan lo tahu gue paling nggak suka sama orang yang suka telat dan tidak disiplin kayak lo," cerocos David masih tak senang.
"Sorry Boss, tadi gue ketiduran sama gadis - gadis cantik," sahut Dafa memberikan alasan yang sebenarnya.
"Wah..., bener - bener brengsek, lo!" Oceh David.
"Eitss... lo juga sama seperti gue, kita itu sama - sama brengsek dan nakal, Boss. Tapi bedanya, gadis - gadis lo itu kelas atas semua karena lo menang di tampang sama di kantong," ucap Dafa to the point.
"Sudah jangan banyak bicara lagi. Tugas lo udah siap, kan? Kalau belum gue tuntut lo." Ancam David.
Tak ingin berlama - lama berbicara hal yang tak penting dengan Dafa, David mengakhiri panggilanya secara sepihak. Kini jus Alpokatnya sudah habis tak tersisa. Karena masih haus David memesan jus Alpokat lagi sambil menunggu temannya yang menyebalkan itu.
"Sungguh membuang - buang waktu," gerutu David kesal.
Dari pada mati kebosanan dan menunggu minumannya datang, David mengambil ponselnya yang ia simpan di kantong celana slim fit nya. Lalu membuka aplikasi game untuk menghilangkan kebosanannya.
Tak lama kemudian, temannya yang menyebalkan itu tiba dengan tergesa - gesa dan nafas nya yang terlihat ngos - ngosan karena efek berlari tadi.
Ya, Dafa memang berlari dari parkiran mobil rumah sakit hingga ke kantin dengan terburu - buru. Takut teman dan sekaligus Bosnya itu, sekarang sudah pergi dan membatalkan perjanjian mereka.
"Kampret lo!"
Bersambung..
Nantikan kelanjutan kisahnya ya....!!
Jangan lupa untuk like komen dan vote.
lanjutan cerita David dan Davina