Lisya menjadi siswi pindahan di sekolah isinya kalangan atas. Demi sebuah misi yang penuh teka-teki saat di telusuri. Bermodal sebuah buku diary yang isinya juga tidak jelas.
Semua urusan itu susah jika cinta sudah masuk kedalamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinkacill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkara sepatu
"Sabela nya gak lo ajakin kesini, sya" ujar Ara pada Lisya
"Em dwia lagiw swama tewmwannya" jawab Lisya dengan mulut yang penuh dan pipi yang menggembung lucu
"Aduh lo imut banget sih eh tapi cantik juga, iri deh gue sama lo" puji Ara mencubit pipi Lisya
"Berasa jadi bocah kalau sama si Ara" batin Lisya sedikit kesal saat pipinya dicubit
"Setuju gue sama lo Ra" ucap Alan menatap Lisya
"Udah punya cowok belum, Lisya?" goda Aren pada Lisya
"Gak punya" jawab Lisya seadanya walau agak malas-malasan
"Wah pas banget, sama aa Aren aja" ujar laki-laki itu dengan antusias
"Cewek lo udah banyak" cibir Alan
Lisya hanya berdehem singkat sedikit canggung. Wah ini sangat bukan dirinya. Biasanya mulutnya mencerocos, apalagi sudah digoda terang terangan.
"Seira, kayaknya dia cocok sama cirkle kita" ujar Ara antusias
Seira yang tadi hanya menatap Revan mengalihkan pandangannya pada Ara kemudian Lisya. Lisya memang sangat cantik bahkan ada sedikit rasa insecure hingga menimbulkan keinginan nya untuk mengendalikan gadis itu. Tapi yang jelas ia tak ambil pusing mau secantik apa gadis ini yang penting jangan menggangu miliknya, tentunya Revan.
"Apasih lo Ra, jangan asal masukin orang buat temenan sama Seira" Sasya gadis itu berucap seperti tak terima
"Not bad, gue bisa temenan sama dia" jawab Seira mengabaikan Sasya yang hampir mengeluarkan protesnya
"Wah kapan lagi seorang Seira nerima orang baru jadi temennya. Lo mau kan jadi temen kita?" ucap Ara dengan semangat
Lisya bingung, kenapa tiba-tiba dia sudah ditawari berteman dengan mereka, dengan orang yang Sabela katakan harus dihindari di PHS.
"Gak cocok sama kalian" celetuk Alan
Sasya langsung menampol kepala laki-laki itu dengan botol minum. "Emang seburuk itu apa" ujar Sasya dengan sebal
Emang buruk
"Gimana sya?" tanya Ara lagi
"Gue mau kok" jawab Lisya seadanya
"Bagus deh" ujar Seira kemudian kembali mengoceh pada Revan
Lisya berdehem "eh gue ke toilet dulu" ujar Lisya kemudian berdiri
"Tau letak toiletnya kalau gak biar gue anterin" tawar Aren. Buaya satu ini memang berbahaya
"Gak bener kalau sama lo mah" cibir Alan
"Gak papa gue sendiri aja" ujar Lisya kemudian berlari kecil ke arah toilet. ia bertanya pada murid yang lewat letak toiletnya.
Lisya merapikan penampilannya di kaca wastafel setelah buang air kecil. Kebetulan juga toilet sedang sepi jadi dia mengoceh tak jelas. Tentunya kekesalan karena tak sefrekuensi dengan Ara belum lagi menghadapi manusia buaya seperti Aren.
Sungguh mulutnya yang suka berceloteh harus tertutup. Ya untuk citra baiknya entar dibilang cewek tantruman lagi walau aslinya iya di sekolah lamanya.
Setelah itu, ia berjalan santai di koridor pergi ke kelas. Sudah malas kembali ke kantin lagipula makanan nya sudah ia bayar saat menerima pesanan nya tadi.
Bugh
Lisya meringis ketika sebuah benda menghantam punggung nya. Ia jongkok lalu memegang sebuah sepatu yang menghantam nya tadi. Cukup, ia tak bisa mengendalikan suaranya
"ANJING! SIAPA YANG NGELEMPARIN GUE SEPATU" teriak gadis menggema di koridor itu
"Eh sorry, temen gue gak sengaja" seorang laki-laki menghampiri nya dengan ekspresi bersalah
Lisya melihat orang dibelakang laki-laki itu. Seseorang yang berjalan dengan sebelah kaki tidak memakai sepatu dan ekspresi datar yang terkesan santai.
"Siniin sepatu gue" ujar laki-laki itu ketus
"What the hell, minta maaf dulu sama gue" sungguh, apakah laki-laki ini tidak merasa bersalah?
"Salah sasaran jadi bukan salah gue" ujar laki-laki itu lalu hendak mengambil sepatu nya dari tangan Lisya
Lisya menyimpan sepatu itu dibelakang nya. "Monyet! Gak tau diri amat sih lo. Lo nya ngapain main lempar sepatu di koridor. Sekarang minta maaf sama gue atau gue buang sepatu lo" oceh gadis itu dengan sambil mengancam
Dua laki-laki itu tertawa pelan begitu juga orang-orang yang berada di koridor itu, gadis itu tak menyeramkan malah terlihat menggemaskan dengan bibir monyong saat berceloteh
"Aduh dedek gemes, temen gue gengsinya tinggi jadi gue yang wakilin minta maaf nya. Tadi nya dia mau ngelemparin gue tapi sayang kena Lo jadi maaf ya" ujar laki-laki itu
Lisya mendelik, kenapa laki-laki ini yang terus minta maaf. "Bilangin ke temen lu gengsinya di ilangin" ujar Lisya kemudian melempar pelan sepatu itu kedepan laki-laki itu
"Iya dek, nanti gue kasih pencerahan"
"Salah sendiri ada di sini" gumam laki-laki itu sambil melangkah pergi tapi masih di dengar Lisya
Lisya melotot "gue tandain muka songong lo anjing" pekik gadis itu kemudian menoleh ke depan kembali
Sekarang dia menyadari banyak nya manusia yang menyaksikan aksi tantruman nya dari tadi. Termasuk Seira, Sasya dan Ara
Oke, cukup sampai disini citra lemah lembut mu, Lisya
...****************...
"Abel berita penting! Gue diajak temenan sama si Seira" ujar Lisya dengan heboh
"What? Kok bisa?" Sabela lalu meloncat ke arah kasur dimana Lisya duduk
Sekarang mereka berdua ada di rumah Sabela. Tentunya masih dengan seragam sekolah karena Lisya ingin bermain dulu dengan Sabela
"Ya bisa lah, tapi ya kayaknya dia ilfil deh sama gue setelah kejadian tadi" Lisya meringis setelah mengingat kejadian memalukan tadi
"Makanya tahan emosi lo" Sabela juga ada di sana karena ingin masuk kelasnya. Ia hanya meringis malu melihat teman bar-bar nya satu ini
"Jangan salahin gue! Salahin cowok songong tadi" ujar Lisya yang masing dendam pada laki-laki yang melempari nya sepatu
"Maafin aja lah"
"Gimana mau maafin? lah dianya aja gak minta maaf" sungut Lisya
"Orang nya emang gitu. namanya Jewar, ketos ganteng di PHS. Dan ya orang nya disiplin bertanggung jawab tapi ya agak cuek" ujar Sabela menjelaskan
"Nyebelin nya tolong disebutin"
"Dia cuek gak nyebelin mungkin karena kesan pertama kalian yang jelek makanya Lo ngomong nyebelin. Tapi dia itu cowok idaman di PHS karena tampangnya ganteng banget. Banyak yang iri ngeliat lo interaksi sama dia tadi apalagi pas dia ngetawain lo marah sambil monyong monyong" ujar Sabela panjang lebar sambil tersenyum kecil karena Jewar juga termasuk cowok idamannya
Sabela mengaduh ketika lengannya di geplak. "Bibir lo emang monyong kalau ngoceh. Sadar diri kek"
"Ya ngapain kalau monyong? Gak usah di ejek" celetuk Lisya
Sabela mengelus dadanya "Lisya yang cantik dan gemesin abis. Gue gak lagi ngejek lo setan! Lo emang ngegemesin kalau lagi marah"
...****************...
mau pilih Lisya Jewar atau Lisya Revan