NovelToon NovelToon
Suamiku Pria Tulen

Suamiku Pria Tulen

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Nur Azizah gadis biasa yang telah dijual oleh tantenya sendiri untuk menebus rumah yang akan disita. Nur tidak menyangka, nasibnya akan tragis. Saat orang yang membeli tubuhnya berusaha menodai gadis itu, dengan susah payah Nur berusaha kabur dan lari jauh.
Dalam aksi pelariannya, Nur justru dipertemukan dengan seorang pria kaya raya. Seorang pria tajir yang katanya tidak menyukai wanita.
Begitu banyak yang mengatakan bahwa Arya menyukai pria, apa benar begitu?

Rama & Irna

Masih seputar pria-pria menyimpang yang menuju jalan lurus. Kisah Rama, si pria dingin psiko dan keras. Bagaimana kisah Irna hidup di sisi pria yang mulanya menyukai pria?


Jangan lupa baca novel Sept yang lain, sudah Tamat.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Menikahi Majikan

Instagram Sept_September2020

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ternoda Di Tangan Suami

Suamiku Pria Tajir #16

Oleh Sept

Rate 18+

"Mas Arya, jangan!" Nur terus memohon dan meratap. Berharap Arya merasa iba. Ia beringsut tak kala Arya sudah meletakan tubuhnya di atas ranjang.

Dilihatnya dengan tatapan nanar, hatinya mulai dirundung gelisah tak kala melihat Arya melepas kemejanya.

"Mas Arya sudah janji! Mas nggak bakal nyentuh Nur!" protes Nur dengan suara serak yang mulai meninggi. Ia sedang menuntut janji pada pria yang kini sudah ganti posisi tersebut.

Arya sudah mengkungkung tubuh gadis itu, dengan bertumpu pada lengan, dan tatapan mata Arya menatap tajam pada gadis yang terlentang di bawahnya itu. Pria tersebut juga sudah tidak memakai atasan. Pakaian yang semula melekat pada tubuhnya yang tegap, sudah melayang entah ke mana. Sesaat yang lalu, Arya sudah melempar kain itu.

"Jangan, Mas!" pinta Nur berulang-ulang.

Seolah tidak bisa mendengar, atau ia sengaja mengabaikannya. Arya terus saja melakukan aksinya. Ia membelai tubuh Nur, merayap seperti cicak.

Tidak peduli kaki Nur yang terus meronta, sedangkan kedua tangan Nur, sudah dalam cengkraman pria itu. Arya mengengam kedua tangan Nur, mencengkram pergelangan tangan gadis itu. Gelap mata, membuat Arya hilang kendali. Sepertinya, dosis yang diberikan Rama sangat berat dan banyak.

Terlihat dari gelagat Arya yang kepanasan bukan main, meskipun bajunya sudah ia lepas, tapi Arya masih merasa panas di dalam tubuhnya. Rasa gerah, dan terbakar yang sangat menyiksa.

"Tolong aku," bisik Arya lirih. Setelah itu ia menyesap leher kemudian bermain-main di sekitar sana.

"Lepasin, Mas ..." Nur terus saja memohon.

Tidak mau ada yang mengusik, ia menempelkan telunjuk tepat di bibir istrinya itu. Seolah mengatakan, jangan berisik. Ia sedang menikmati permainan yang gila ini.

Mata Nur terpejam, saat pria itu kembali bermain-main. Perlahan bulir bening menetes dari sudut matanya. Dan Arya kebetulan melihatnya.

"Jangan menangis, maafkan aku yang tidak bisa menepati janji."

Krekkk

Arya langsung membuka paksa baju piyama gadis tersebut. Membuat gunung Everest menyembul dengan jelas.

Nur ingin menarik tangannya, ia ingin menutupi bagian dadanya yang terekspose. Sayang, Arya mengengam pergelangan tangannya dengan erat.

Gadis itu hanya bisa menahan malu, tanpa bisa berbuat sesuatu. Hanya menangis, karena tidak berdaya.

Saat Nur mulai pasrah tak berdaya, mata Arya malah terbelalak. Jika tidak salah, ini adalah kali pertama ia menatap bagian wanita itu dari dekat dan jelas.

"Lakukan denganku malam ini, aku suamimu kan?" bisik Arya sembari terus berkelana.

Tubuh Nur bergetar menahan tangis, sungguh ia ingin lari. Arya benar-benar sama seperti pria yang sudah-sudah. Tidak ada yang tulus, pria yang bertemu dengannya hanya ingin tubuhnya saja.

"Jangan takut, hanya malam ini. Tolong aku ... malam ini saja!" mohon Arya dengan gerakan memaksa.

Ia memeluk tubuh Nur dengan erat, melihat Nur yang hanya memakai kacamata kuda. Membuat sesuatu di sana bereaksi. Arya mulai tidak tahan, darahnya kian mendidih. Jiwa laki-lakinya terkoyak.

Dengan nekat, ia merampas bibir ranum yang merah itu. Bukan karena lipstick, tapi karena terus menangis. Detik berikutnya, Arya menyesap dengan lembut. Berirama dan pelan. Nur yang semula terisak, mulai terdiam. Tapi, air matanya masih terus keluar.

semakin lama ciuman itu mulai berubah, Arya yang semula kalem, mulai meningkatkan ritme. Bermain-main di dalam sana, dan beberapa kali sengaja mengigit lidah dan bibir istrinya itu. Seperti pemain solo, seperti mencium manekin. Hambar tak terasa.

Merasa tidak puas, Arya melakukan sesuatu yang di luar kepalanya. Sesuatu yang tidak pernah ia tertarik sebelumnya. Dengan gerakan lembut, ia meremas mount Everest.

Hal itu sukses membuat Nur mengeliat menahan sensasi rasa yang berbeda.

"Jangan!" sentak Nur kaget. Setelah berhasil melepaskan tangannya, ia mendorong kuat kepala Arya. Pria itu mau menyesapnya. Jelas saja Nur langsung menolak dan mengeliat kuat.

Arya yang sudah keluar jalur karena obat yang diberikan Rama, tidak peduli perlawanan Nur. Ia kembali mendekatkan wajahnya ke dada Nur. Dengan gerakan cepat, ia malahap apa yang sudah di depannya itu. Tidak peduli dengan Nur yang meronta. Arya hanya mau pelepasan malam ini juga.

Puas bermain-main, Arya kembali menautkan bibir mereka. Kali ini, pria itu mencium Nur dengan dalam. Seolah mengatakan, ia ingin gadis itu malam ini.

Ketika bibirnya sibuk menjelajahi isi di dalam sana, tangan Arya kembali berulah. Kali ini ia menarik paksa celana piyama yang mudah di lepas tersebut.

Panik, Nur langsung memegangi celananya agar tidak bisa dilepas. Namun, berapa sih tenaga gadis tersebut. Sekali tarikan, Arya bisa membuatnya tidak memakai apa-apa.

"Jangan, Mas!" rintih Nur sambil menggeleng kepalanya, berharap belas kasih dari suaminya. Suami yang ia nikahi karena sebuah perjanjian, bukan karena rasa cinta dan suka sama suka.

Mungkin matanya sudah buta, telinganya mendadak tuli. Semakin Nur memohon, semakin Arya tidak terkendali.

Bukkk

Arya melempar celananya sendiri ke sembarang arah. Dilihatnya Nur yang akan bangkit dan terus beringsut. Wajah gadis itu mulai pucat, mungkin ketakutan melihat rudal.

Dengan lembut, Arya kembali menarik tangan Nur. Membuat gadis itu seperti sebelumnya, terlentang di bawah kuasanya. Tangannya yang kekar, membelai pipi Nur. Menyibak anak rambut yang menutupi wajah gadis tersebut.

Arya dapat merasakan keringat dingin sang gadis, tapi mau bagaimana lagi. Ia sungguh butuh Nur malam ini.

Cup

Ia mengecup dua mata itu saling bergantian. Kemudian turun ke hidung. Semakin ke bawah, menyesap sekilas di bibir Nur yang sudah kebas itu. Lalu merayap lebih ke bawah lagi. Dilihatnya dada Nur yang naik-turun.

Tidak lagi meronta, Arya membuat Nur meremang dan mengeliat ketika ia menyentuh tubuh gadis itu satu persatu dengan jari-jarinya.

Melihat Nur yang seperti itu, Arya semakin tidak tahan. Dengan gerakan cepat dan kasar, ia menerobos masuk ke dalam tubuh sang gadis.

Betapa terkejutnya gadis tersebut, Nur memekik menahan perih yang luar biasa. Ada sesuatu yang masuk, benda asing yang membuatnya merasa nyeri luar biasa.

"Hanya sebentar, tahan!" ucap Arya dengan suara yang serak.

Dengan gerakan cepat, ia membuat Nur kembali merasakan rasa sakit yang tidak terkira. Semakin lama, sentakan pria itu semakin cepat, tidak peduli pada wajah Nur yang sudah pucat menahan sakit. Arya terus saja melakukan gerakan itu.

Detik berikutnya, Arya mencengkram kedua pundak gadis itu. Matanya terpejam, seperti menahan sesuatu. Nur pun sama, ia menutup matanya lekat-lekat. Hanya air mata yang menetes dari sudut matanya. Hanya itu yang mengambarkan, bagaimana perasaan Nur malam ini. Hilang kesucian di tangan suami sendiri.

Bukkk

Arya melemparkan tubuhnya sendiri ke samping Nur. Napasnya memburu, seperti habis memutari lapangan. Pria itu menatap langit-langit kamar hotel cukup lama, kemudian melirik Nur yang terbaring di sisinya.

"Kamu pasti merasa dirugikan, aku akan membayar sebagai kompensasi," ucap Arya di tengah sunyi.

Gadis yang sejak tadi menangis dalam diam, akhirnya tidak bisa lagi membendung perasaannya. Tangis Nur pecah. Bersambung.

Nur Azizah bukan barang, mengapa ia diperlakukan demikian?

Sambil nunggu up baca juga novel Sept yang lain ya.

Rahim Bayaran

Istri Gelap Presdir

Dea I Love You

Jerat Cinta Tuan Muda

Kesetiaan cinta

Fb : Sept September

Instagram : Sept_September2020

Terima kasih

1
Arida Susida
Luar biasa
Meri
Oalah,antek ny Rama🤦🤦🤦
Nurmiati Aruan
hajar terus Irna....sampe dapat 😂😂😂
Nurmiati Aruan
1 orang Rama belum bisa diringkus.... meresahkan...
Nurmiati Aruan
goda terus kak Irna ..sampe meleleh
Nini Tuti
Luar biasa
Dessy Lisberita
fisual aku suka yg timur Tengah sekedar beri sran
Meyke Joyce Rantung
waduh...bakal ketemu Rama dgn Arya...
Meyke Joyce Rantung
Nur jago bahasa Inggris ya...langsung ngerti tulisan di kertas😅
Meyke Joyce Rantung
Nur koq tidak lapor sekuriti...
Wati indah
Luar biasa
Gagas Permadi
Kevin ngidam brabe dah🤣🤣🤣
Gagas Permadi
papa Arya kenapa Thor 😭😭🤣
Gagas Permadi
Lea bar bar/Facepalm//Facepalm/
Gagas Permadi
Arya sama Rama jadi besanan donk🤭
Gagas Permadi
woooowww
Gagas Permadi
enakan rasanya 🍩
Gagas Permadi
🤣🤣🤣🤣
Gagas Permadi
cieeeee terong udah doyan donat🤣
Gagas Permadi
waaaaah si IRNA. bener² bar bar🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!