NovelToon NovelToon
ALEXANDRIA CEGILKU

ALEXANDRIA CEGILKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / BTS / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: story_Mawarmerah

"Berhenti deket-deket gue! Tinggalin gue sendiri, kehadiran lo cuma buat gue lebih repot!" ~ Lengkara

"Aku gak akan berhenti buat janji yang aku miliki, sekuat apapun kamu ngehindar dan ngusir aku, aku tau kalo itu cara kamu buat lindungi aku!"

###

Alexandria Shada Jazlyn ditarik kerumah Brawijaya dan bertemu dengan sosok pmuda introvert bernama Lengkara Kafka Brawijaya.
Kehadiran Alexandria yang memiliki sikap riang pada akhirnya membuat hidup Lengkara dipenuhi warna.
Kendati Lengkara kerap menampik kehadiran Alexandria, namun pada kenyataanya Lengkara membutuhkan sosok Alexandria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon story_Mawarmerah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Insident Lengkara

Mungkin, apa yang terjadi pada Shada cukup mustahil apabila ditelaah dengan logika, namun ini menunjukan jika sesusah itu Merian mencari cara untuk bisa mengobati Lengkara.

Dan kehadiran Shada dengan interaksi yang bisa dibilang sangat singkat itu menimbulkan progres dan secercah harapan untuk Lengkara bisa menjadi anak normal pada umumnya. Saat Merian sendiri sudah kalang kabut mencari pengobatan dengan mendatangkan beberapa psikolog terkenal yang mumpuni di bidangnya, tapi Lengkara tidak menunjukan banyak perubahan.

Sembilan tahun kemudian…..

“Makanannya mau dimakan apa tidak?” Shada menyodorkan piring berisi makanan pada Lengkara. Pemuda itu tengah membaca buku ditangannya. Tidak terasa waktu berlalu dan mereka sudah menggunakan pakaian seragam Menengah Atas. Merian memang menyekolahkan Lengkara dan Shada disekolahan swasta milik salah satu kolega Merian.

“Itu punya gue, lo rakus amat jadi cewek!”

Shada tersenyum begitu lebar, “Yasudah simpan bukunya, kamu tuh yah baca bukuuu… terus, aku sampe dikacangin, huh.. mending sekalian aja aku jualan kacang!”

Lengkara menatap Shada di sisinya, gadis itu kembali menarik kedua sudut bibirnya. “Kenapa? Mau kacang juga?” tanya Shada  dengan tatapan menggoda, ia menaik turunkan alisnya, Shada memang terbilang gadis yang ekspresiv.

Lengkara mendecih, ia menggeleng dan menatap Shada dengan tatapan memperingatkan.

“Uhh,, galak amat! Yaudah aku ke toilet dulu bentar, dimakan! Kalo enggak nanti aku marah sama kamu, gak akan aku ajak main lagi!”

Shada benar-bener berceloteh disela keluar dari meja kantin, ia melewati meja anak laki-laki yang sontak menatapnya sampai berlalu keluar kantin. Sementara Lengkara masih dengan buku yang ia pegang di tangannya.

Kini Lengkara cukup berubah, apalagi ia bersekolah di sekolahan biasa dan mengharuskan dirinya berinteraksi dengan khalayak, tapi Lengkara masih menjadi Lengkara yang sangat membentengi dirinya disisi PTSD Lengkara yang kerap kambuh juga apabila ada faktor pemicu.

“Sstt, Sst.. Tuh cewek cantik juga yah kalo di lihat-lihat!” kata satu pemuda berbisik, “Tapi sayang banget galaknya minta ampun, mau ngedeketinnya susah!”

“Yah susah lah, dia kan sama cucuknya Brawijaya, yah pasti milih konglomerat kemana-mana! Gak akan dilepas sampe kendor!”

“Kendor apanya?”

“hahaha.. kayak yang gak tau!” kekehan menggema dikantin sekolah, orang-orang sudah tau bagaimana kedekatan Lengkara dan Shada di tempat ini.

Lebih tepatnya sisi Lengkara yang sulit berinteraksi selain hanya dengan Shada.

“Tapi Gue denger-denger dia babunya keluarga Brawijaya!”

“Seriusan lo?”

“Dua rius, Keluarga Brawijaya kan cuma punya dua cucuk, yang satu sekolah di Lazuardi dan udah nikah, dan yang satunya_” Ia menjeda katanya dan melirik kearah Lengkara.

Kekehan kembali terdengar, para anak laki-laki itu berbicara seolah merendahkan sisi Shada dan kedekatan Lengkara yang anti bersosialisasi kecuali dengan Shada.

*******

“Shada ada surat buat kamu!” kata satu gadis yang menyerahkan surat berwarna merah muda dimeja Shada.

“Dari siapa?” tanya Shada heran, ia sempat melirik Lengkara yang duduk disampingnya di sisi jendela. Pemuda itu diam terlihat tak terpengaruh.

“Gamma! Itu yang satu genk bareng Jordi!” ucap sang gadis, “Dah yah, gue cuma disuruh buat kasihin itu ke elo!”

Shada kembali melirik Lengkara, pemuda itu begitu tenang dengan buku bacaan ditangannya, tapi Shada cukup yakin jika Lengkara mendengar percakapan ia dan sang gadis.

“Lengkara..” Panggil Shada dengan intonasi mengajak bermain. “Aku dikasih surat loh!”

Diam, Lengkara bahkan tidak menoleh sedikit pun pada Shada. Gadis itu sampai mengibas-ngibaskan kertas di samping Lengkara.

“kalo dilihat dari kertas sama harumnya, kayaknya ada yang nyatain perasaan sama aku!” Shada menghirup kertas yang ia pegang “Uhh,,, manis banget gak sih?” Ia menatap Lengkara yang masih diam di posisinya, pemuda itu bergerak hanya untuk membalik buku ditangannya.

Shada mendesis,”Tuh kan bener kalo isinya ungkapan cinta! Huh… aku terima gak yah? Mana si Gamma cowok populer lagi!” Shada terus berceloteh di sisi Lengkara, sampai Shada menemukan sesuatu disebalik amplop surat.

Hening seketika…

Lengkara yang mendengar keheningan seketika menoleh pada Shada. Gadis itu tengah menunduk seraya meremat kertas surat yang ia pegang di tanganya. Shada yang notabene peka diperhatikan pun menoleh pada Lengkara lagi.

Terlihat wajah Shada memerah entah karena apa. Lengkara menaikan sebilah alisnya. “Kenapa?”

“E-Enggak, enggak kenapa-kenapa!”

‘Terus kenapa suratnya lo rusak?”

“Ah.. ini, ini tandanya aku tolak!” Shada tersenyum begitu lebar “Lebih tampan kamu kemana-mana soalnya!”

Lengkara diam, sementara Shada bangkit guna menuju tempat sampah. Ia menghela nafasnya ketika di dalam surat itu tidak hanya surat yang dikirim Gamma untuknya.

“Sialan si Gamma!” lirih Shada disela menetralkan dirinya, wajah Shada masih memerah panas “kirim foto cacing Alaska ke gue dikira gue bernafsu kali?  Mana letoy lagi, iuuhh..!” Shada merutuk berkali-kali di depan tong sampah, kebetulan di koridor dekat kelasnya tak jauh dari itu.

Shada tidak tau saja jika dari sebalik kaca, Lengkara tengah memperhatikan gerak gerik dirinya.

*******

Hari berganti hari, Shada sudah tidak sering ke kantin seperti biasanya, padahal ia cukup jago dalam urusan makan. Akhir-Akhir ini Shada lebih sering mengikuti sikap batu Lengkara yang kerap menghabiskan waktu di perpustakaan atau di Rooftop sekolah yang mana itu adalah dua tempat ternyamannya.

Lengkara menatap Shada disampingnya, gadis itu tengah memegang buku sembari lunglai mengantuk. Sontak Lengkara bangkit, membuat Shada terjengkat dan mengusap bibirnya.

“Kamu mau kemana?” tanya Shada ikut bangkit

“Udah lo duduk aja”

“Tapi kamu mau kemana?”

“Toilet!” Lengkara berbalik, sontak membuat Shada berhenti melangkah untuk mengikutinya.

“Tapi jangan lama yah!”

Tidak ada jawaban apapun dari Lengkara, pemuda itu memang begitu batu mengasingkan dirinya dan cenderung tidak terpengaruh. Lengkara benar-benar penjabaran membuat dunianya sendiri dibalik diam dirinya.

Kendati demikian, Lengkara yang berasal dari keluarga Brawijaya dan terpandang di negeri ini menutup semua stigma jelek, jadi orang-orang memilih untuk menarik dirinya sendiri dari Lengkara.  Dalam artian tidak ada yang berani mengganggu Lengkara.

Seberpengaruh itu memang keluarga Brawijaya!

Lengkara melangkahkan kakinya di koridor, sontak tatapan orang-orang terlebih gadis seketika menatapnya, Lengkara memang sulit di dekati, tapi pahatan wajahnya yang tampan dan sisi tak tersentuh dirinya malah  membuat ia di gilai beberapa gadis.

Itu tak terbantahkan!

Lengkara sudah berada di toilet, ia masuk ke dalam bilik toilet dan secara bersamaan Lengkara mendengar derap langkah kaki berjalan.

“Jadi si Shada gak hubungin elo sampe sekarang?”

Lengkara menaikan sebilah alisnya, dari sebalik toilet ia mendengar suara Gamma dan Jordi yakni ketua genk di sekolahan mereka ini.

“Berati lo ditolak! Gue lihat akhir-akhir ini dia gak keluyuran kesana kemari kayak biasanya! Lo seriusan Cuma kirim surat cinta aja?”

Gamma berdehem kecil lalu membuka ritsletingnya “sebenarnya gue sambil kirim pusaka gue!”

“Seriusan?” Jordi mengeleng dan terkekeh

“yah elo sih bodoh! Kenapa musti langsung di ulti kirim foto tongkat lo!”

“Haha… gue fikir  si Shada cewek gitu!”

“Sesat lo!”

“Yey.. gimana gak sesat kalo tuh cewek seaktraktif itu, apalagi sama si batu sok misterius!”

“Lengkara?”

……….

********

Shada berlarian dari Rooftop menuju ruang guru setelah mendengar kabar jika Lengkara terlibat adu jotos dengan Gamma dan Jordi. Dengan nafas terengah-engah Shada masuk keruangan guru.  Benar jika kini ketiga pemuda itu tengah di dudukan di ruang guru.

Gamma dan Jordi babak belur, begitu pun Lengkara yang terluka dibagian wajah.

“Lengka…” cicit Shada dengan tatapan rumit, ia berdiri diambang pintu.

“Ayo Lengkara kamu minta maaf sama Gamma dan Jordi!” ucap pria yang menjadi penengah antara mereka.

Diam, dalam keadaan ini Lengkara masih saja diam. Ia tidak berbicara apapun ketika Gamma dan Jordi secara membabi buta menyalahkan dirinya atas perkelahian ini, dengan mengatakan jika perkelahian ini dimulai karena Lengkara yang lebih dulu memulai.

“Lengkara?” Masih diam Lengkara malah bangkit saat melihat kehadiran Shada diambang pintu.

“Lengkara kamu mau kemana? Ini belum selesai!?” tanya sang pria lagi tapi Lengkara seakan tak mengindahkan ucapannya, pemuda itu terus berjalan hingga tubuhnya berhadapan dengan Shada.

Tak ada ucapan apapun Lengkara menarik tangan Shada keluar ruangan, membuat orang-orang mengeleng atas ulah Lengkara.

Kiranya Lengkara sebatu itu dan penjabaran ia hanya akan terbuka dengan Shada seorang.

Pada akhirnnya Lengkara memilih rooftop untuk menepi, Shada sudah mengaduh pilu karena keadaan Lengkara yang babak belur ini, maksudnya ia pasti akan dimintai keterangan oleh Merian.

Shada mendekat kearah Lengkara dengan kotak obat yang ia pinjam dari UKS. Lengkara memang kekeuh tidak mau dibawa kesana dan memilih tempat ini ketika di UKS di isi Gamma dan Jordi juga.

Dengan nafas memburu Shada mendudukan tubuhnya dihadapan Lengkara “Kamu tuh apa-apan kayak gini? Kamu fikir kamu jagoan, huh? Mana lawan dua orang lagi, kenapa gak panggil aku dulu?”

Shada terus berceloteh disela bergerak membuka kotak P3K. Lengkara sendiri tidak menyahuti celoteh Shada. Pemuda itu masih diam membatu seperti biasanya, membuat Shada kerap menggeleng dan menghembuskan nafasnya. Kendati khawatir tapi rasanya Shada gemas juga karena pada akhirnya Shada yang akan diintrogasi Merian.

“Sekarang jelasin sama aku, kenapa kamu sampe mukul Gamma dan Jordi duluan?” Shada  mengusap lebam biru dipelipis Lengkara cukup hati-hati “masih diem juga? Lengkara jangan childes! jelasin sama aku biar aku bisa belain kamu nanti!”

“Lengka__”

“Terus lo sendiri kenapa diem waktu lo dilecehin si Gamma?”

Deg!!

Shada diam mendengar itu, padahal ia tidak mengatakan apapun mengenai surat yang sempat Gamma kirimkan untuknya. Keduanya saling menatap di posisi berhadapan.

“Lengkara kamu tau?” cicit Shada, jujur ia jadi semakin penasaran akan apa yang sebenarnya terjadi pada Lengkara hingga ia bisa frontal dan berkelahi seperti tadi.

“Lengka apa kamu kelahi sama mereka buat belain aku?”

Diam, Lengkara tidak berkata apapun membuat Shada beranjak “Tuh cowok dua emang gak bisa dibiarin, liat aja mereka mau aku kasih pelajaran!”

“Alexandria!” Lengkara bersuara kembali, Shada yang sudah berjalan seketika menghentikan langkahnya, ia menoleh pada Lengkara saat pemuda itu memanggil nama depannya.

Satu-Satunya nama panggilan yang selalu di ucapkan oleh ibunya yang sudah tiada,

“Kejadian ini gak ada sangkutan apapun sama lo! Gue hajar mereka karena gue mau! Lebih baik lo diem karena kalo pun lo samperin mereka lo yang bakal kena akhirnya!”

“Terus kenapa? Kamu bilang hajar mereka Cuma karena pengen aja apa itu masuk akal? Lengka kamu bisa dapat masalah kalo kamu gak mau cerita apapun, apa yang mereka lakuin ke kamu?"

“Gue gak perduli!” Tekan Lengkara lagi, lalu ia melanjutkan. “sebaliknya lo, jangan tanggung semuanya sendiri! Makasih udah tetep disisi gue sampe saat ini!”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!