NovelToon NovelToon
Ranjang Balas Dendam

Ranjang Balas Dendam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Duniahiburan / Patahhati / Mafia / Balas Dendam
Popularitas:28M
Nilai: 4.9
Nama Author: To Raja

"Apa kau ingat? Saat SMA dan kuliah dulu, kau terus membuliku. Jadi sekarang, rasakan balas dendamku, wahai istriku!" Ucap Angkasa pada Leora.

'Angkasa, kau tidak tahu saja, kalau dendammu mengarah pada orang yang salah. Sayang sekali kau tidak akan percaya kalau aku menjelaskannya.' Gumam Leora memandangi Angkasa sambil menahan isakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16. Kebenaran

Angkasa dan Anggara tiba di rumah sakit.

Terlihat keadaan di tempat itu sangat kacau, para keluarga korban di mana-mana sedang menangis. Para perawat dan dokter berlarian memberi penanganan pada korban, reporter berjejer memberitakan kabar pada masyarakat luar.

Kedatangan Angkasa menarik banyak perhatian orang. Apa lagi para wartawan yang sangat mengenal Angkasa.

4 orang yang merupakan pengawal Angkasa yang mengikuti mobil Angkasa secara diam-diam langsung membuat pagar betis.

"Tuan, tolong beri waktunya untuk wawancara. 1 menit saja!"

"Apa yang Tuan lakukan di rumah sakit ini? Apakah salah satu korban kecelakaan adalah anggota keluarga Tuan?" Ucap salah seorang wartawan namun tak dihiraukan oleh Angkasa maupun Anggara.

"Tolong Tuan, dapatkah Tuan memberi waktu Sebentar untuk memberi kami jawaban?" Para wartawan berdesak-desakan menghalangi jalan Angkasa.

Untungnya 4 orang pengawal sudah cukup untuk menghalau orang-orang itu, setelah masuk ke dalam rumah sakit, Angkasa langsung dibawa ke tempat VIP.

Gina langsung menyambut mereka.

"Ada apa?" Tanya Gina pada Anggara saat melihat Angkasa duduk dengan linglung.

"Istrinya kecelakaan, sekarang dia tidak tahu di mana posisi istrinya sekarang." Jawab Anggara setengah berbisik.

"Tunggulah di sini, aku akan melihatnya." Kata Gina lalu perempuan itu meninggalkan ruangan dengan bingung. Bingung karena Angkasa malah terlihat sangat linglung saat istrinya kecelakaan.

'Bukankah selama ini dia sudah menyiksa istrinya habis-habisan?' pikirnya.

"Cepat cari tahu tentang dugaanmu." Ucap Angkasa pada Anggara.

"Tenanglah, aku sudah menghubungi seseorang untuk mencari tahunya. Apa sebaiknya aku mengantarmu pulang?" Tanya Anggara yang sangat cemas pada Angkasa.

"Aku akan menunggu." Jawab Angkasa membuat kecemasan Anggara semakin membesar.

Yang sangat ia khawatirkan ialah, jika informasinya sudah keluar dan ternyata apa yang dikatakan oleh istri Angkasa memang benar.

"Ya sudah, aku akan memanggil dokter pribadimu." Ucap Anggara sebelum pergi meninggalkan Angkasa.

Setelah menunggu beberapa saat, Gina akhirnya kembali ke ruangan di mana Angkasa sudah sendirian.

"Bagaimana?" Tanya Angkasa.

Ada 2 perempuan yang tidak bisa dikenali wajahnya. Ciri-cirinya mirip dengan Liona, yang 1 sudah meninggal dan yang satu dalam kondisi kritis. Tubuhnya terbakar." Jawab Gina.

"Lalu?" Tanya Angkasa.

"Dokter perlu melakukan tes DNA. Sebaiknya hubungi keluarganya supaya datang kemari untuk diambil sampel darahnya." Ucap Gina lalu pergi meninggalkan Angkasa.

Angkasa masih berdiam diri di tempatnya sampai Anggara kembali datang bersama seorang dokter.

"Panggil keluarganya." Perintah Angkasa.

"Baiklah. Tapi kau harus mendapat terapi dulu." Ucap Anggara memberi kode pada Dokter Sian yang sudah datang bersamanya.

"Tuan silahkan rileks saja." Ucap Sian lalu mulai melakukan terapinya.

Tak berapa lama, akhirnya Angkasa tertidur dengan pulas.

"Biarkan dia istirahat. Silahkan hubungi saya jika terjadi sesuatu." Ucap dokter muda.

"Baik Dok, terima kasih." Kata Anggara lalu mengantar dokter itu pergi.

Saat itu jugalah keluarga Leora sudah datang. Hanya Anasta saja dan Liona.

Anggara memperhatikan mereka dari kejauhan. Tatapannya paling fokus pada Liona yang sudah dikerumuni oleh para wartawan.

'Gadis itu, apa benar dia bukan Leora?' pikir Anggara.

"Dok,, bagaimana keadaan anak saya?" Isak Anasta.

"Silahkan ikuti saya untuk mengambil sampel DNA," ucap sala seorang dokter magang.

Setelah mengambil sampel DNA, Mereka kemudian menunggu di ruang tunggu VIP bersampingan dengan ruang tunggu Angkasa.

"Dimana suami Adik?" Ucap Leora sembari mengrutkan keningnya saat ia tak melihat Angkasa di manapun.

"Mungkin dia sedang mengurus administrasi." Ucap Anasta dengan mata bengkak karena menangis.

'Ahh! Padahal aku sudah sangat penasaran dengan kondisi Leora. Kalau bisa, dia sebaiknya mati saja supaya aku menjadi satu-satunya orang yang mewarisi seluruh harta keluarga.' gumam Liona sambil membayangkan dirinya mendapat 100% warisan dari kakeknya.

"Ibu, Kakak," sapaan seseorang yang tiba-tiba membuat lamunan Liona langsung buyar.

'Hais! Dia ini, untuk apa dia datang kemari? Apakah dia juga ke sini untuk bersuka cita atas kecelakaan Leora?

Jangan harap dia akan mendapat sedikitpun warisan dari keluargaku, aku akan segera membongkar kebusukannya dan membuatnya diusir dari rumah!' Gumam Liona menatap Luna dengan kebencian.

"Duduklah." Kata Anasta pada Luna.

"Bagaimana keadaan Kak Liona?" Tanya Luna.

"Belum diketahui." Jawab Liona dengan ketus.

"Ah, semoga dia baik-baik saja." Kata Luna dengan sedih.

'Cih! Dia pikir aku bisa tertipu dengan aktingnya?' Liona menyengir.

"Ibu, sebaiknya Ibu kembali saja ke rumah, disini bukan lingkungan yang bagus untuk ibu. Aku yang akan tinggal di rumah sakit." Ucap Liona.

"Bagaimana bisa ibu pergi? Saat ini adikmu masih belum diketahui. Ibu akan tetap di sini." Ucap Anasta sembari menghela nafas menahan diri agar tidak menangis lagi.

"Tapi Bu, Ibu bisa sakit jika terus berada disini. Lagipula di sini akan ada adik Luna dan juga adik ipar yang menemaniku. Ibu tidak perlu kuwatir." Ucap Liona berusaha meyakinkan ibunya.

Anasta menghela nafasnya. "Ya sudah, ibu akan menunggu sampai hasilnya keluar baru kembali ke rumah."

"Baiklah Bu." Jawab Liona.

Tak berapa lama mereka duduk saat asisten dan manajer Liona tiba.

"Selamat siang semuanya." Sapa dua orang itu.

"Selamat siang, dukduklah." Ucap Liona.

"Bu, Ibu liat kan, ada banyak orang di sini. Jadi Ibu tidak perlu kuwatir." Kata Liona.

"Ya sudah, Ibu kan pulang." Ucap Anasta.

"Aku akan mengantar Ibu," saran Luna.

"Tidak, kau di sini saja. Aku yang akan mengantar Ibu," Kata Liona segera memegangi lengan Anasta.

'Enak saja dia mau pergi. Kau harus tetap tinggal di sini dan bersenang-senang bersamaku!' Gumam Liona melemparkan senyum manisnya pada Luna.

Sementara di tempat lain, Anggara baru saja mendapat kabar dari orang suruhannya.

"Ada apa?" Tanya Gina saat melihat wajah Anggara berubah tegang setelah menerima telepon.

"Itu,," Anggara langsung menoleh pada Angkasa yang masih lelap dalam tidurnya.

"Kenapa?" Lagi tanya Gina.

"Dia sudah menyiksa orang yang salah. Dan orang itu, adalah orang yang sudah baik sekali padanya ketika dia masih sekolah." Ucap Anggara.

"Apa? Apa maksudmu?" Tanya Gina.

"Liona yang selama ini menjadi istrinya sebenarnya bukan Liona yang asli. Tapi dia adalah Leora, Kakak Liona.

Dulu di sekolah, Leora selalu membantunya secara diam-diam. Angkasa memang tidak tahu, karena Leora terus merahasiakannya sebab merasa kuatir Angkasa akan menolak kebaikannya jika tahu semua bantuan itu berasal dari kakak Liona." Cerita Anggara.

"Astaga,, traumanya akan semakin memburuk nanti. Pergilah konsultasikan ini pada dokternya, kau harus mengambil keputusan yang paling tepat." Ucap Gina.

"Baiklah, tolong bantu aku menangani masalah Leora. Pastikan dia mendapat penanganan yang paling tepat dari dokter yang paling handal." Kata Anggara pada Gina.

"Akan kupastikan," jawab Gina lalu ia membiarkan pria itu pergi.

'Ya Tuhan, semoga saja Leora bukanlah mayat yang sudah berbaring di meja otopsi. Kalau sampai itu terjadi, bagaimana pria itu akan menjalani sisa hidupnya?' Gumam Gina.

Interaksi Dengan Pembaca

Halo Kak Nazla, terima kasih sudah mampir di cerita receh saya. Maaf kalo cerita ini menggantung, sebab memang belum tamat. Silahkan baca cerita otor yang sudah tamat, dijamin gak bakal ngegantung👍👍😁

1
Trisna
hyper+hyper
keras berbagai macam gaya
Trisna
Kasihan mama mu Liora....
kau bahagia dengan angkasa bapak mu menghancurkan leluargamu
Trisna
penasaran gimana yah nanti ending keluarga Leora ini
bapaknya sendiri memasukkan baby sugar di dalam rumahnya.
dan saking pintarnya istrinya percaya aja kalau Luna jalang itu adalah anak angkat Bambang tua bangke.
kurasa hanya Leora yang waras
dan ibunya terlalu polos mau aja di begoin sama suaminya
Trisna
aku benci Liona dan gue lebih benci lagi ayahnya Si Bambang tua bangke itu
Firgi Septia
leora ini bodoh apa adeknya jahat sama dia belum bertobat dia tetap bantu
Trisna
Astaga Bambang juga pemain wanita.
bagaimana dengan istrinya
venny
🤍
Nitnot
Luar biasa
Anonymous
mulutnya kan gak lumpuh knapa gak bilang
" sarmila"
Luar biasa
" sarmila"
sain yg berbahagia
anggara yg mnderita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
" sarmila"
jrng koment.mungkin bisa d bilng ga juga
tpi kli like ttp ku tekan.
semngat n sukses selalu
krya2 nya bnr2 bagus.sampe berniat ttus baca tiap judul2 nya
linda defianti
Luar biasa
Murniyati
hhhhhh.... asisten kudu ngalahhh
Murniyati
kejang3 dahntu kel Radit hhhh
Murniyati
hhhhhhhh... sukurinn lhoo Radit bangkrut dahh
Murniyati
keren hiks hiks
Murniyati
ikutan marathon hati kiii
Murniyati
seruuuu
Murniyati
hhhhhh duo asisten koplakk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!