NovelToon NovelToon
Istri Pilihan CEO

Istri Pilihan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Icha mawik

Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Shakala Fathan Elgio Genova, berusaha untuk memperjuangkan cintanya pada Zakira. Gadis manis yang ia temui tanpa sengaja di perusahaannya. Zakira adalah salah satu karyawan di perusahaannya.
Namun, sayangnya saat ia mengutarakan niatnya untuknya melamar gadis itu. Terjadi kesalahpahaman, antara Fathan dan Mamanya. Nyonya Yulia, yang adalah Mamanya Fathan. Malah melamar Nabila, yang tidak lain sepupu dari Zakira. Nyonya Yulia, memang hanya mengenal sosok Nabila, putri Kanayah dan Jhonatan. Mereka adalah rekan bisnis dan keluarga mereka memang sangat dekat.
Nyonya Yulia juga mengenal dengan baik keluarga bakal calon besannya. Akan tetapi, ia tidak pernah tahu, kalau keluarga itu memiliki dua orang anak perempuan. Terjadi perdebatan sengit, antara Fathan dan sang Mama yang telah melakukan kesalahan.
Nabila yang sudah lama menyukai Fathan, menyambut dengan gembira. Sedangkan Zakira, hanya bisa merelakan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1.

"Kiraa ... buruan!" pekik Zaki, pada adiknya.

"Bentar!" seru Zakira dari dalam.

Kembali, Zaki membunyikan klakson motornya.

Zakira segera berpamitan pada kedua orangtuanya, Kiano dan Zavira. Ya! Zaki dan Zakira, adalah, cucu dari Kendra dan Hummairah. Saat ini keduanya telah tumbuh dewasa. Saat ini Zaki bekerja paruh waktu di bengkel milik Fahri, yang tidak lain suami dari Kirana.

Sedangkan Zakira, ia bekerja sebagai resepsionis di sebuah perusahaan besar, akan tetapi bukan milik keluarganya. Keduanya memutuskan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan kemauan mereka. Baik Kiano maupun Zavira tidak memaksakan kehendak mereka.

"Ummi, berangkat dulu, ya!" Zakira meraih tangan Mommy nya dan menciumnya takzim.

" Hati-hati, ya Sayang. Ingat, kalau pulang telpon Kak Zaki. Atau, telpon mang Udin," pesan Zavira pada putrinya.

"Daddy!" Zakira melakukan hal yang sama. "Opa mana?"

"Biasa, ditaman belakang," jawab Umminya.

Zakira melangkah ke arah yang ditunjuk Umminya.

"Opa!" Zakira memeluk pria berusia senja itu dengan hangat.

Kendra tersenyum sembari mengusap lengan cucunya.

"Zakira pamit, ya!" Zakira meraih telapak tangan besar berkeriput itu.

"Hati-hati, ya," sahut Kendra.

"Opa ngapain di sini? Di sini dingin, kalau pagi." Zakira membetulkan selimut dan syal yang digunakan opanya.

"Tapi, di sini udaranya masih segar," jawab Kendra.

Zakira tersenyum dan kembali memeluk opanya.

"Belum berangkat juga?" Terdengar suara dari dalam rumah.

"Ummi!" ucap Zakira terkekeh.

"Kakak kamu udah nungguin di depan," lanjut Zavira lagi.

"Ya, udah! Pamit lagi, ya Opa!" Zakira mengecup pipi keriput Kendra.

"Baru berangkat, Dek?" tanya Kiano saat berpas-pasan dengan Zakira putrinya. Gadis itu hanya mengangguk cuek.

"Kalau Daddy yang jadi bosnya, udah Daddy pecat kamu," ucap Kiano.

"Itu, kan kalau Daddy. Lagian di sana, Kira belum pernah bertemu dengan bos besarnya," sahut Zakira.

Kiano hanya menggeleng pelan, kemudian melanjutkan langkahnya mendatangi istri dan Daddy-nya.

"Kamu masih biarin, Zakira bekerja di perusahaan lain?" tanya Kendra.

"Mau gimana lagi, Dad? Itu maunya mereka," jawab Kiano.

"Alangkah bagusnya, kalau mereka bisa bekerja di perusahaan milik keluarga," lanjut Kendra.

"Maunya Kiano juga gitu, Dad. Tapi, mereka punya keinginan tersendiri," ucap Kiano pelan.

"Iya, sama kayak kamu dulu," timpal Kendra.

Kiano tersenyum sembari menggaruk tengkuknya.

"Itu, kan sebelum ketemu sama Zavira, Dad," cetus Kiano.

Ia merangkul pundak sang istri dan memeluknya.

Kendra tersenyum, tatapan matanya lurus kedepan. Ia kembali teringat dengan Kiano remaja, yang semula juga menolak untuk bekerja di perusahaan. Akan tetapi, saat pemuda itu bertemu Zavira, ia pun memutuskan untuk membantu Daddy nya.

Kendra juga merasa sangat senang, melihat kebahagiaan anak-anaknya saat ini. Setelah mengantarkan Daddy-nya kembali ke kamar, Kiano segera berpamitan untuk berangkat ke kantor.

****

Motor yang dikendarai Zaki, tiba disebuah perusahaan tempat Zakira bekerja. Zakira melepas helmnya dan mengembalikannya pada sang Kakak.

"Lu, pulang jam berapa?" tanya Zaki.

"Banter jam 4 atau 5! Kenapa?" jawab Zakira, seraya merapikan jilbabnya.

"Kayaknya, gue gak bisa jemput, lu," ucap Zaki.

"Kenapa?" tanya Zakira heran.

"Hari ini, gue kudu ngawasin anak-anak dibengkel," jawab Zaki.

"Lho, bukan biasanya Abi Fachri yang ngawas?" tanya Zakira heran.

"Abi lagi gak ada," jawab Zaki.

"Kemana?" tanya Zakira lagi.

"Nganterin Ummi Kirana ke luar kota, katanya ada urusan," jelas Zaki panjang lebar.

"Ya udah, gak apa-apa. Gue bisa pulang naik taxi," ucap Zakira.

"Jangan!" cegah Zaki.

Zakira menatap saudaranya heran.

"Lebih baik, lu telpon sopir buat jemput, lu," pinta Zaki, dengan wajah khawatir.

Zakira berpikir sejenak, kemudian mengangguk cepat. Setelah itu, Zaki pun menyalakan mesin motor sportnya dan meninggalkan parkiran gedung. Zakira melangkah masuk dan menyapa beberapa karyawan. Salah satunya, Imam. Security perusahaan di tempatnya bekerja. Pemuda jangkung berdarah Timur Tengah itu, tampak sumringah menyambut Zakira.

"Selamat pagi, Mas Imam!" sapa Zakira.

"Pagi, juga," balas Imam.

Zakira berlalu mendekati meja kerjanya. Zakira bekerja sebagai resepsionis di perusahaan milik salah seorang pengusaha muda yang sukses bernama Shakala Fathan Elgio Genofa. Namun, sudah hampir enam bulan Zakira bekerja di sana. Belum pernah sekalipun, ia bertemu dengan bos besarnya.

Sebelumnya, perusahaan ini dipimpin oleh Ayah Fathan dan akhirnya memilih untuk pensiun. Perusahaan pun, mengalami maju pesat saat berada ditangan Fathan. Pemuda tiga puluh dua tahun itu, tidak diragukan lagi kemampuannya dalam mengelola bisnis.

"Ra, kamu tau gak?" cetus Risma.

"Gak!" jawab Zakira spontan, kemudian disertai gelak tawa gadis manis berjilbab itu.

"Kamu ini, Ra," ucap Risma setengah kesal.

Zakira hanya tersenyum menanggapi kekesalan Risma.

"Ya, udah. Risma yang cantik dan manis, ada berita apa hari ini?" bujuk Zakira.

Risma segera memasang senyum diwajahnya.

"Dengar-dengar, hari ini pak Fathan bakalan datang," ucap Risma.

"Pak Fathan siapa?" tanya Zakira heran.

"Pak Fathan, kamu gak tau siapa pak Fathan?" Risma balik bertanya pada Zakira.

Gadis manis berhidung bangir itu menggeleng cepat.

Risma menepuk keningnya. Ia pun menarik lengan Zakira dan membawanya duduk.

"Dengarnya, Zakira yang manis dan cantik. Pak Fathan itu, bos baru kita. Anaknya pemilik perusahaan ini," jelas Risma panjang lebar.

Zakira hanya mengangguk mengerti. Tidak lama kemudian, tampak sebuah mobil berhenti di depan lobi kantor. Tidak lama kemudian, seseorang keluar dan segera menghampiri sembari berbisik ditelinga Imam yang sedang berdiri.

Imam mengangguk dan segera menghampiri rekannya. Tiba-tiba semua orang menjadi sibuk, suasana kantor menjadi hiruk-pikuk.

"Zak!" Tepukan dipundaknya, membuat Zakira buyar dari lamunannya.

"Buruan siap-siap," ucap Risma.

"Siap-siap, untuk apa?" tanya Zakira.

Risma kembali menepuk keningnya.

"Zakira, pak Fathan sudah dalam perjanjian ke sini," jelas Risma.

"Oh," jawab Zakira santai.

Saat semuanya sibuk dengan urusan masing-masing, tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan pintu masuk, diikuti oleh beberapa mobil dibelakangnya. Turun beberapa orang berpakaian serba hitam. Salah seorang dari mereka membukakan pintu mobil.

Zakira masih memperhatikan dengan seksama, seseorang yang turun dari dalam mobil. Pak Rusdi, manager perusahaan terlihat menghampiri pria dengan penampilan nyaris sempurna.

Shakala Fathan Elgio Genofa, pemuda tampan dan mapan dengan semua kelebihan yang ia miliki. Di usianya yang menginjak angka, tiga puluh dua tahun. Ia sudah sukses memimpin beberapa perusahaan milik keluarganya dan dua perusahaan yang ia rintis bersama asistennya Soni.

Tiba-tiba, pandangan keduanya bertabrakan. Pemuda itu melepas kacamatanya dan membalas tatapan teduh milik Zakira.

Saat keduanya saling bertatap, tanpa sengaja semburat senyuman terbit diwajah tampan dan berwibawa itu. Zakira segera menundukkan pandangannya. Saat Zakira akan mengangkat kepalanya, tiba-tiba pria itu sudah berada di hadapannya.

"Mereka berdua bagian resepsionis, dia Risma dan yang memakai jilbab itu Zakira," ucap Pak Rusdi, manager muda memperkenalkan karyawannya.

Risma terlihat tersenyum simpul, sebaliknya Zakira segera menundukkan kepalanya.

****

"Baru pulang, Sayang?" Sambut Zavira, pada putri kesayangannya. Saat ini kedua orangtuanya beserta sang Opa sedang berkumpul diruang keluarga.

Kendra sang Opa, tersenyum melihat kedatangan cucunya.

Zakira mengangguk dan segera memeluk Mommynya.

"Capek," gumam Zakira.

"Kalau capek, jangan dipaksa. Ngundurin diri aja," cetus Kiano sang Daddy.

"Mas!" Hardik Zavira pelan.

"Kenapa, Sayang?" Tanya Kiano.

"Anak itu harus diberi semangat, bukan malah dijorokin gitu," rungut Zavira.

"Tapi, aku benar, kan? Perusahaan Daddy nya ada, bisa kerja dengan santai. Ngapain susah-susah bekerja di perusahaan milik orang lain?" Protes Kiano.

"Iya, tapi mereka itu pengennya maju tanpa menggandeng nama besar keluarga. Mereka ingin dikenal tanpa embel-embel nama besar keluarga dan kedua orangtuanya," beber Zavira.

Kiano terdiam, melirik ke arah Daddy-nya yang tersenyum ke arahnya. Melihat tingkah anak dan menantunya, membuatnya kembali teringat pada mendiang istrinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!