“Jangan berharap anak itu akan menggunakan nama keluarga Pratama ! Saya akan membatalkan pernikahan kami secara agama dan negara.”
Sebastian Pratama, pewaris tunggal perusahaan MegaCyber, memutuskan untuk membatalkan pernikahannya yang baru saja disahkan beberapa jam dengan Shera Susanto, seorang pengacara muda yang sudah menjadi kekasihnya selama 3 tahun.
Shera yang jatuh pingsan di tengah-tengah prosesi adat pernikahan, langsung dibawa ke rumah sakit dan dokter menyatakan bahwa wanita itu tengah hamil 12 minggu.
Hingga 1.5 tahun kemudian datang sosok Kirana Gunawan yang datang sebagai sekretaris pengganti. Sikap gadis berusia 21 tahun itu mengusik perhatian Sebastian dan meluluhkan kebekuannya.
Kedekatan Kirana dengan Dokter Steven, yang merupakan sepupu dekat Sebastian, membuat Sebastian mengambil keputusan untuk melamar Kirana setelah 6 bulan berpacaran.
Steven yang sejak dulu ternyata menyukai Kirana, berusaha menghalangi rencana Sebastian.
Usaha Steven yang melibatkan Shera dalam rencananya pada Sebastian dan Kirana, justru membuka fakta hubungan mereka berempat di masa lalu.
Cover by alifatania
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Selalu Ada Untukmu
Kirana semakin terkejut saat pria di depannya langsung memeluknya. Belum lagi kecupan di kening Kirana.
“Tunjukkan kalau kamu sangat bahagia bertemu denganku, Honey.” Bisik Sebastian lembut di telinga Kirana dengan suara yang mirip *******.
Kirana langsung bergidik karena geli, belum lagi bulu di punduknya ikut meremang.
Namun ia menuruti perkataan Sebastian, membalas pelukan kekasihnya dengan erat dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Sebastian.
“Auntie Rosa,” Sebastian langsung menyapa tantenya setelah melepas pelukannya dengan Kirana.
“Apa pembicaraan kalian sudah selesai ?” Sebastian menatap Kirana dengan pandangan penuh cinta, dan Tante Rosa bisa melihatnya dengan jelas.
“Sudah Bee, dan tadi itu aku sudah berpamitan dengan Nyonya Rosa.”
“Nyonya ?” Sebastian langsung mengerutkan dahinya. “Sudah aku bilang kalau kamu bisa memanggilnya Auntie Rosa atau Tante Rosa. Tidak boleh lagi memanggil nyonya. Kamu itu kan calon istriku.” suara Sebastian terdengar tidak suka.
“Ooo tadi aku memanggil nyonya, karena…”
“Jangan begitu Kirana,” potong Tante Rosa dengan cepat. “Bukannya tadi sudah auntie katakan supaya jangan sungkan, tapi sepertinya kamu masih belum biasa.”
Kirana tersenyum sinis pada Tante Rosa dengan posisinya di belakang Sebastian. Bisa-bisanya wanita ini berbohong pada Sebastian dengan kalimat yang justru menjatuhkan Kirana.
“Saya mau ajak Kirana pulang Auntie, mommy mau ketemu sama calon menantunya. Mommy bilang kangen, calon menantunya sudah beberapa hari tidak datang.”
Sebastian sengaja mempererat pelukan di pinggang Kirana lalu mencium kening kekasihnya sekilas.
“Ooo mommy-mu pasti senang punya calon menantu baru yang masih muda.”
“Bukan karena mudanya saja, Auntie. Mommy juga sangat menyayangi Kirana karena hatinya. Kami langsung pamit Auntie.”
Tanpa ingin berlama-lama berbicara dengan auntie yang kurang disukainya, Sebastian langsung menggandeng Kirana keluar daei cafe.
Kirana mencari-cari mobil dan Pak Tomo yang tadi mengantarnya, namun ia tetap menurut mengikuti Sebastian yang masih menggandengnya sampai ke mobil Sebastian.
“Tomo sudah aku suruh pulang dengan Dion. Aku yang akan mengantarmu pulang,” ujar Sebastian sambil membukakan pintu untuk Kirana.
“Tapi kamu kan capek Bee, hari ini banyak meeting.”
Sebastian langsung meraih wajah Kirana dan memberikan ciuman pada bibirnya cukup lama.
“Bee, malu ih,” Kirana menunduk tersipu saat Sebastian melepaskan ciumannya.
“Lebih capek kalau menahan kangen dan rasa khawatir,” Sebastian menangkup wajah Kirana dsn membuat kekasihnya kembali bertatapan dengannya.
“Gombal,” Kirana mencibir.
,Sebastian tertawa dan memberi isyarat supaya Kirana masuk. Setelah memasangkan seatbelt untuk Kirana, pria itu pun masuk ke dalam mobil.
Perlahan mobil Sebastian meninggalkan halaman cafe..
“Apakah Tante Rosa menyakitimu ?” Sebastian. memulai percakapan saat mobil mulai .membelah jalan yang sudah mulai terurai dari kemacetan.
..
“Aku sudah terbiasa dengan ucapan pedas Tante Rosa, jadi aku menganggapnya bukan .sesuatu yang menyakitkan.” Kiara menoleh sambil tersenyum. Ia ingin meyakinkan Sebastian kalau dirinya memang baik-baik saja.
“Sebetulnya apa yang auntie maksud dengan masalah yang belum tuntas ?”
Pandangan Sebastian tetap fokus ke arah jalan apalagi kendaraan masih cukup ramai meski tidak sampai menimbulkan kemacetan.
“Apalagi kalau bukan masalah Steven, Bee,” Kirana memutar bola matanya. “Tante Rosa sangat yakin kalau aku begitu menyukai anaknya, dan menjadikanmu alat untuk mendekatinya lagi.”
“Bukannya begitu ?” Sebastian menggoda Kirana sambil tertawa pelan.
“Aku lupa kalau kamu keponakan Tante Rosa, pantas saja pikiran kalian sama dan susah diyakinkan,” Kirana berdecak dengan nada kesal lalu mencebik.
“Heeiii… tentu saja berbeda. Dia memang auntie-ku, tapi yang mendidik aku adalah mommy Amelia,” sahut Sebastian dengan tawa pelannya.
“Kalau kamu masih sering menanyakan perasaanku pada Steven, lebih baik aku jauh darimu. Membuat aku juga bebas dari auntie-mu yang judes itu.”
Kirana langsung cemberut. Sebelah tangan Sebastian mencubit pipi kanannya sambil tergelak.
“Calon istri siapa sih sini, tambah imut kalau lagi ngambek begini.” Wajah Sebastian terlihat gemas dan mengoyang-goyangkan cubitannya.
“Sakit, Bee !” Gerutu Kirana. “Fokus dulu ke jalan raya.”
“Iya… iya sayang,” Sebastian terkekeh.
Suasa sempat hening beberapa saat.
“Bee,” panggil Kirana pelan.
“Hhmm,” Sebastian menyahut tanpa menoleh.
“Besok aku ijin kerja hanya setengah hari, apa boleh ?”
Sebastian mengangkat sebelah alisnya sambil menoleh sekilas.
“Ada keperluan apa ?”
“Tadi Tante Rosa sempat menyinggung masalah mama,” Kirana menarik nafasnya sejenak. “Sebetulnya masalah yang sudah lama jadi pertanyaan di hatiku. Soal mama yang merubah nama panggilannya. Sebelum kami pindah, saat mama masih mengajar, orang-orang memanggilnya Ibu Dewi. Saat kembali dari Jawa Tengah, mama mengganti panggilannya dengan Lia. Dan setelah mendengar perkataan Tante Rosa tadi, aku yakin kalau itu semua ada hubungannya dengan Tante Rosa.”
“Memang auntie bilang apa padamu ?”
“Intinya Tante Rosa menyinggung apakh aku sudah tahu penyebab penggantian nama mama. Jadi aku yakin kalau itu ada hubungannya dengan auntie-mu.”
“Besok nggak usah ijin setengah hari, ambil cuti saja.”
“Tapi ada dokumen yang belum aku siapkan untuk kamu tandatangani, Bee. Jadi biar aku datang ke kantor dulu pagi-pagi, dan ijin pulang pas jam makan siang.”
“Tidak usah, Honey,” Sebastian membelai kepala Kirana sekilas dengan pandangan fokus ke depan. “Biar aku minta Dion yang siapkan kekurangannya. Sekalian kamu istirahat.”
“Thankyou Bee,” Kirana mendekatkan badannya dan merangkul lengan Sebastian dari samping lalu memcium pipinya.
“Sepertinya aku harus sering-sering memenuhi permintaanmu, nih. Biar sering dapat kiss kiss,” Sebastian tergelak sementara Kirana sudah melepaskan rangkulannya supaya pria itu tidak terganggu konsentrasinya karena sedang menyetir.
“Honey, kalau sampai ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, jangan segan-segan berbagi bebanmu padaku. Kamu akan menjadi calon istriku bukan sekedar pacar. Kita bisa mulai membangun komunikasi yang baik mulai sekarang, biar tidak ada pihak ketiga yang sengaja masuk untuk merusak hubungan kita.”
Kirana memiringkan badannya menghadap Sebastian.
“Bee,” panggilnya manja. Sebastian tertawa pelan sambil melirik sekilas.
“Apa ada permintaan lain lagi ? Kalau ada dengan senang hati aku minta dicium dulu di sini,” Sebastian menunjuk pipi kirinya. “Dan kalau bisa aku kabulkan, bonusnya di sini,” sekarang tangannya menunjuk bibirnya.
“Ih mana ada pakai dp segala,” bibir Kirana mengerucut membuat Sebastian tertawa.
Akhirnya mobil sampai juga di rumah Kirana dan sudah terparkir sempurna di depan pagar.
“Ingat Kiran, semua masalah harus dihadapi dan diselesaikan dengan baik, tidak ada gunanya dihindari. Yang penting jika masalah itu terasa berat, ambil waktu sejenak untuk menenangkan pikiranmu supaya kamu bisa berpikir lebih jernih dalam mencari solusinya.”
“Terima kasih, Bee,” Kirana membelai penuh cinta sebelah pipi Sebastian.
“Aku antar kamu masuk.” Keduanya melepas seatbelt secara bersamaan dan keluar dari mobil.
“Honey,” Sebastian menahan lengan Kirana saat gadis itu sudah membuka gerbang pintu.
Sebastian menarik Kirana masuk dan langsung memeluk kekasihnya di balik gerbang.
“Jangan pernah berpikir kalau aku akan meninggalkanmu hanya karena masalah yang terjadi antara kamu atau keluargamu dengan Auntie Rosa. Aku, mommy dan daddy akan selalu mempercayaimu dan menyayangimu.”
Kirana membalas pelukan hangat Sebastian dan merebahkan kepalanya di dada bidang itu.
“Terima kasih, Bee,” gumam Kirana dan masih terdengar oleh Sebastian.
Sebastian melerai pelukannya dan mengangkat dagu Kirana hingga tatapan mereka bertemu.
“Aku mencintaimu, Kiranaku. Jangan pernah kamu ragukan ketulusan cintaku. Aku akan selalu ada untukmu kapanpun kamu membutuhkan aku.”
Kirana tersenyum. Tanpa dduga, kedua tangannya terangkum di leher Sebastian. Dengan sedikit berjinjit, Kirana mencium pipi kiri Sebastian lalu berbisik.
“Terima kasih atas cintamu, duda gantengku.”
Sebastian melepaskan lengan Kirana dan menatap gadis itu sambil mengernyit.
“Apa jadi masalah kalau statusku duda ?” Wajah Sebastian terlihat menekuk, Kirana tertawa meihatnya.
“Duda keren yang ganteng dan bikin aku klepek-klepek.”
“Duda perjaka yang sawit, Honey,” ledek Sebastian dengan wajah yang langsung berbinar.
“Ya ampun, Bee, jadi statusmu duren sawit - duda keren sarat duit ?” Kirana tergelak.
“Keren kan ?” Sebastian mendongak dengan senyum sombongnya.
“Banyak yang antri dong, Bee ? Jadi berasa minder nih aku.”
“Sayangnya duren sawit ini kepentok sama cewek bawel yang sudah menandai jodohnya sejak kecil.”
“Dih diungkit lagi. Aku kan nggak sengaja lempar batu ketapel ke jidat kamu.”
“Tapi pas ngintip, melihat aku nggak jelas aja, udah langsung klepek-klepek.”Sebastian menoel ujung hidung Kirana sambil tertawa.
“Iya sih,” Kirana tersipu malu.
Sebastian kembali memeluk Kirana dan dibalas oleh gadis itu sama eratnya.
“I love you Kirana.”
“I love you Sebastian.”
dah lah Mr. bas.. lepas dan buang saja perempuan macam itu...ambil saja baby-nya...