NovelToon NovelToon
RISA SAYANG BAPAK

RISA SAYANG BAPAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: hyeon'

Benar kata orang, tidak ada hal yang lebih menyakitkan kecuali tumbuh tanpa sosok ibu. Risa Ayunina atau kerap disapa Risa tumbuh tanpa sosok ibu membuatnya menjadi pribadi yang keras.

Awalnya hidup Risa baik baik saja meskipun tidak ada sosok ibu di sampingnya. Karena Wijaya—bapak Risa mampu memberikan kasih sayang penuh terhadapnya. Namun, di usianya yang menginjak 5 tahun sikap bapak berubah drastis. Bapak yang awalnya selalu berbicara lembut kini berubah menjadi sosok yang keras, berbicara kasar pada Risa dan bahkan melakukan kekerasan fisik.

“Bapak benci sama kamu, Risa.”

Risa yang belum terlalu mengerti kenapa bapaknya tiba tiba berubah, hanya bisa berdiam diri dan bersabar. Berharap, bapak akan kembali seperti dulu.

“Risa sayang bapak.”

Apakah Bapak akan berubah? Apa yang menyebabkan bapak menjadi seperti itu pada Risa? Ikuti terus kisah Risa dan jangan lupa untuk memberikan feedback positif jika kalian membaca cerita ini. Thank you, all💐

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hyeon', isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS 15

Hari ini adalah hari di mana waktunya Risa mengajar anak anak bela diri. Terlihat Risa sudah bersiap sedari tadi. Risa yang biasanya mengepang rambutnya. Kali ini ia hanya mengikat rambutnya membentuk satu cepol.

Setelah dirasa cukup, Risa pun bergegas keluar dari kamarnya. Ketika menuruni tangga, ia melihat bapak yang masih tertidur pulas di sofa. Melihat posisi tidur bapak yang kurang nyaman, Risa berinisiatif memberinya bantal.

Langkahnya kembali ke kamarnya guna mengambil bantal untuk bapak. Dengan pelan Risa mengangkat kepala bapak. Ketika berhasil ia mulai menaruh bantal agar bapak bisa tidur dengan nyaman.

Tak lupa Risa memberi selimut miliknya. Senyumnya terangkat ke atas. Meskipun tipis tapi ia senang bisa melihat posisi tidur bapak terlihat lebih nyaman.

Ia pun melangkahkan kakinya menuju luar rumah. Seperti biasa, Risa tak mau menggunakan sepedanya dan lebih memilih berjalan kaki. Ia teringat akan Jeff yang datang tiba tiba. Pertemuan keduanya setelah pertemuan singkat di rooftop sekolah.

Risa sengaja memelankan langkahnya. Berharap orang yang ia maksud kembali muncul secara tiba-tiba. Tunggu, apakah ia mengharapkan Jeff datang?

“Lo mikir apa sih, Ris.” Risa menyadarkan dirinya sendiri untuk tak terlalu banyak ngelantur. Ia pun sampai di tempat ia mengajar anak anak. Matanya memicing melihat seseorang yang tak asing.

Semakin dekat, Risa bisa melihat dengan jelas siapa orang itu. Orang itu pun melambaikan tangannya menyapa Risa yang baru datang. Risa mengerutkan keningnya. Ia sungguh tak habis pikir dengan orang itu.

“Lo ngapain di sini?”

“Mau lihat temen gue ngajar bela diri.” Jawab enteng orang itu yang tak lain adalah Jeff. Diam diam Risa menyunggingkan senyumnya. Dan Jeff pun menyadari senyuman se—uprit itu.

“Cie, senyum senyum sendiri. Seneng ya gue di sini?” Goda Jeff yang membuat Risa kembali memasang wajah datar. Ia pun berdeham menutupi rasa malunya.

Risa segera memulai latihannya. Hari ini giliran Bella yang memimpin pemanasan. Latihan berjalan dengan lancar. Jeff bangun dari duduknya lalu berjalan mengalir Risa.

Risa terkesiap kala sebuah sapu tangan mendarat di pelipisnya. Ia pun sontak menoleh dan tatapannya bertemu dengan netra hitam Jeff. Jarak mereka yang hanya seinci membuat Risa gugup.

Jika dilihat dari dekat, Jeff sangatlah tampan. Sebenarnya Jeff memang tampan tapi ketampanannya bertambah ketika melihat dari dekat.

“Cieee.” Sorak anak anak yang membuat keduanya gelagapan. Jeff lantas menyingkirkan tangannya dari pelipis Risa.

“Berhubung latihannya udah selesai, kalian boleh pulang.” Mereka pun satu persatu menyalami Risa. Tak lupa memberikan upah kepada Risa.

Risa memandang anak anak yang mulai berjalan menjauh dari pandangannya. Menyadari ada sesuatu yang janggal, Risa kembali menoleh ke belakang. Terlihat Jeff masih berdiri tegak di sana dengan cengiran andalannya.

“Lo nggak pulang?”

“Ini mau pulang, sengaja nunggu lo.” Risa memutar bola matanya malas. Ia pun mulai beranjak dari sana diikuti Jeff di sampingnya.

Di jalan tak ada yang memulai pembicaraan. Keduanya sama sama diam. Risa melirik ke arah Jeff yang ternyata sudah meliriknya lebih dulu.

“Ngajar anak anak tuh kadang susah nggak sih?” Tanya Jeff yang akhirnya memulai perbincangan.

“Nggak sih, dari awal mereka udah gampang diatur.” Jelas Risa yang membuat Jeff mengangguk paham.

“Besok gue mampir ke caffe tempat lo kerja ya.”

“Gue udah nggak kerja di sana.” Risa reflek menutup mulutnya. Ia merutuki keno karena keceplosan di depan Jeff.

“Kok bisa?”

“Gue ceroboh waktu itu, nggak sengaja numpahin makanan ke pelanggan. Terus pelanggannya marah marah deh dan akhir gue dipecat.” Terang Risa pada Jeff.

“Baru kali ini dia ngomong panjang kali lebar.” Batin Jeff yang mendengar Risa berbicara panjang lebar padanya. Risa yang melihat Jeff yang hanya diam pun mengerutkan dahinya.

“Lo kenapa?”

“Nggak, gue kaget aja lo ngomong panjang lebar.” Risa kembali terdiam. Kepalanya kian menunduk. Apakah ia terlalu berlebihan? Risa sadar dirinya terlalu over sharing.

“Sorry, gue over sharing ya? Maaf udah berlebihan.” Belum sempat Jeff menjawab, Risa sudah lebih dulu pergi meninggalkannya.

Jeff berdecak sebal pada dirinya. Risa pasti mengira ia menganggapnya berlebihan. Tanpa pikir panjang, Jeff segera menyusul Risa.

Namun, sepertinya ia terlambat. Ketika sampai di depan rumah Risa. Jeff melihat Risa yang sudah masuk ke dalam rumahnya. Dengan pasrah Jeff beranjak pergi dari sana.

Di dalam, Risa melihat bapak yang terduduk seraya menonton TV. Risa terus melangkah menuju kamarnya. Di sana, ia merebahkan tubuhnya pada kasur empuknya. Hari masih menunjukan siang, Risa memilih untuk memejamkan matanya sejenak.

matanya mengerjap beberapa kali. Risa menoleh ke arah jam di sampingnya. Risa terlonjak kala jam menunjukkan pukul 8. Terhitung 6 jam ia tidur dengan pulas.

Risa beranjak dari kasurnya lalu menuju ke kamar mandi. Sekitar 10 menit Risa berkutat dengan mandinya. Ia berdiri di depan cermin seraya menyisir rambutnya. Ketika selesai, tangannya tidak sengaja menyenggol buku kecil miliknya.

Risa pun mengambil buku itu. Hatinya tergerak untuk membuka halaman buku. Di dalamnya terdapat beberapa foto masa kecilnya bersama bapak. Dan tertulis beberapa wishlist yang Risa tulis. Ada beberapa wishlist—nya yang sudah terpenuhi.

Namun, ada juga sebagian yang belum terpenuhi. Salah satunya adalah menonton film bersama bapak. Mungkin sebagian wishlistnya tak dapat ia penuhi. Tetapi, kali ini Risa ingin mencoba.

“Dicoba dulu nggak sih?” Tanyanya pada dirinya sendiri. Meskipun ragu Risa berusaha menyingkirkan keraguan itu. Ia pun mengambil laptopnya dan sebuah proyektor kecil.

Ketika hendak menuruni tangga, Risa melihat bapak yang masih menonton TV. Dengan hati hati, Risa menghampiri bapak. Menyadari seseorang menghampirinya, bapak melirik singkat Risa.

“Ada apa?” Tanya bapak dengan suara berat.

“Risa mau ajak bapak nonton film bareng Risa. Bapak bisa nggak?” Melihat bapak yang tak ada reaksi membuat Risa sedikit kecewa.

Rasa percaya yang semula tinggi kini hancur seketika. Risa berbalik seraya menundukkan kepalanya. Ia kembali menoleh ke belakang, berharap bapak mengiyakan ajakannya. Tapi sepertinya bapak memang tidak tertarik dengan ajakannya.

“Ayo.” Mendengar jawaban bapak sontak membuat kepalanya mendongak. Ia menatap bapak dengan mata berbinar-binar. Tanpa pikir panjang Risa segera memasang proyektornya.

“Risa ambilin camilan dulu ya, Pak.” Bapak yang melihat Risa begitu senang pun menyunggingkan senyumnya. Sayang sekali Risa tak sempat melihat senyum lebar bapak.

Setelah selesai mempersiapkan semuanya, Risa menyuruh bapak untuk duduk di sampingnya. Senyum manisnya terus tercetak pada bibirnya. Bapak pun tak banyak protes, beliau hanya mengikuti arahan Risa.

Hati bapak hangat ketika melihat putrinya terus tersenyum kepadanya. Ia terus berceloteh menceritakan tentang film yang tengah ditonton. Risa pun bahagia karena akhirnya wishlist impiannya terpenuhi.

Risa berharap bapak akan segera berubah. Menjadi bapak yang ia kenal. Malam ini, Risa seolah merasakan kembali kasih sayang bapak. Seolah Risa dapat melihat bapak yang dulu. Langit pun nampak cerah, seakan ikut merasakan kebahagiaan Risa.

*****

HAPPY READING👀✨

Ikut happy liat salah satu wishlist Risa terpenuhi 🥺🥺. Ketika membaca cerita ku, jangan lupa kasih feedback positif yaa gaiss. Terima kasih

1
Esti Purwanti Sajidin
vite dine ayuk thor up yg buanyak
Dadi Bismarck
Suka banget sama ceritanya, harap cepat update <3
hyeon': terima kasih sudah berkenan membacaa, akuu pastiin secepatnya bakal update>⁠.⁠<
total 1 replies
fianci🍎
Wuih, nggak sabar lanjutin!
hyeon': aaaaa, terima kasih atas dukungannya. semogaa sukaaa yaa🥺💐
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!