Istri Kecil CEO Mesum

Lianne diam menatap lurus ke depan tanpa mau membuka suara sama sekali. Pikiran nya entah sudah berpindah kemana, tentu saja Hans dibuat bingung sendiri.

“Ada apa dengan mu?”

Plak!

“Ja—jangan menyentuh ku!” pekik Lianne sembari menarik pergelangan tangannya yang baru saja di sentuh oleh Hans. Pipi wanita itu tiba-tiba memerah saat mengingat kejadian tadi.

“Pipimu memerah, apa kau sakit?” tanya Hans hendak menyentuh pipi chubby Lianne, tetapi kembali di tepis cepat oleh sang empu.

“Su—sudah aku bi—bilang jangan menyentuhku!”

Lianne menggeser sedikit posisi duduknya menjauh dari Hans. Sedangkan pria itu semakin di buat bertambah bingung dengan kerutan dahi yang terlihat.

...▪️◾◼️◾▪️...

Malam harinya, di dalam kamar...

“Kau merokok?” tanya Lianne sembari memegang bantal di tangan nya, mata indah wanita itu menatap Hans yang sedang merokok pada kamar mereka dengan tubuh bertelanjang dada menampilkan roti sobek. nya yang tercetak sempurna. Namun, tidak bisa terlihat jelas karena cahaya lampu yang sudah di matikan oleh Lianne dan tersisa cahaya dari lampu tidur di atas nakas.

“Kau baru mengetahui nya?”

Lianne mendengus kesal mendengar nya, ia lantas berjalan ke arah pria itu, lalu merebut paksa rokok yang masih menyala itu, dan membuang nya keluar saat jendela kamar masih terbuka.

“Merokok tidak baik untuk kesehatan. Itu bisa saja merusak organ dalam tubuhmu.” tunjuk Lianne menatap tajam Hans yang sedang menatapnya juga. “Sejak kapan kau merokok? Selama ini aku tidak pernah melihat mu memakai benda itu.”

“Beberapa bulan yang lalu.” enteng Hans menjawab, membuat Lianne semakin bertambah kesal.

"Kenapa aku tidak mengetahuinya?”

“Aku hanya merokok setiap malam saja, itupun saat kau tidur dengan nyenyak,”

“Ck! Kau ini, sekarang jangan sentuh barang-barang seperti itu lagi!”

“Kenapa?”

“Itu tidak baik! Sudahlah, aku mau tidur,” Lianne berbalik hendak pergi menuju ranjang, tapi wanita cantik berkulit putih itu tiba-tiba tersentak mendapati tubuh nya di peluk oleh Hans dari belakang. “Eh? Kau—”

“Izinkan aku memelukmu sebentar saja, tubuhku terasa sangat dingin.” sela Hans semakin mengeratkan pelukan itu.

“Udara malam hari memang dingin, pakailah bajumu agar tidak kedinginan dan tetap hangat,” ujar Lianne menoleh menatap wajah Hans yang ia taruh pada pundak nya.

“Aku tidak suka memakai baju pada malam hari.”

“Sejak kapan kau tidak suka memakai baju pada malam hari?”

“Sejak umurku 18 tahun,”

“Ah, seperti itu. Sekarang lepaskan aku dulu, aku ingin tidur.” Lianne sedikit memberontak agar pelukan itu terlepas, tetapi Hans malah semakin menambah pelukan nya.

“Aku tidak mau.” jawab Hans sedikit menggelengkan kepala membuat Lianne mendesah kesal. “Apa itu sebuah kode?”

“Kode? Kode apa maksud mu?” tanya Lianne kembali menoleh menatap pria berwajah tampan itu.

“Kode agar kita menghabiskan malam bersama.”

“Kau memang manusia mesum. Dari mana kau berspekulasi bahwa aku sedang mengkode mu?”

“Kau saja mendesah seperti itu.”

Plak!

Tamparan keras mendarat pada pipi Hans membuatnya meringis melepaskan pelukan itu seraya memegang pipi bagian kanan.

“Pikiranmu sudah melampaui batas kemana-mana. Sudahlah, aku mau tidur.” ujar Lianne berjalan menuju ranjang, rasa kantuk sudah menyerang wanita itu bertubi-tubi sejak tadi.

“Apa boleh aku memelukmu malam ini?” tanya Hans berjalan mengikuti istrinya itu.

“Setiap malam kau selalu memelukku walaupun aku menolak.”