" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."
Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.
Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.
" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.
" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga
Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara dan Mafia 26
Kembali ke masa sekarang, setelah menemukan apa yang Lois lakukan, Yusuf langsung bergerak menuju ke lokasi Lois saat ini berada.
Bruuummm
" Jalan lebih cepat, Ted!"
" Siap Bos."
Bruuuummmm
Ted menekan pedal gasnya lebih dalam lagi agar mobil melaju semakin cepat sesuai permintaan sang Tuan.
Di belakang mereka ada mobil Abu dan yang lainnya. Totalnya ada 4 mobil yang saat ini bergerak.
Tangan Yusuf seolah sudah sangat tidak sabar untuk digerakkan dan melepaskan peluru yang ada pada senjata apinya.
Ketika mendekati ke tempat yang dituju, Yusuf memerintahkan anak buahnya untuk berjalan pelan. Dengan sebuah teropong, Yusuf melihat ke arah dimana Lois berada. Meskipun samar, dia yakin betul bahwa orang yang tengah tertawa sambil menerima koper yang isinya dengan uang itu adalah salah satu orangnya.
Jeglek
Syuuuung
Dor!
" Bangsat! Siapa yang berani melakukan ini hah!" Pekik Lois saat koper yang ia pegang terjatuh dari tangannya. Ia bernafas lega karena hanya koper yang terkena tembakan dan bukannya tangannya.
" Apa pihak kalian yang melakukan ini! Kalian ingin mendapatkan barangnya tanpa membayarnya, begitu?"
" Tidak Tuan, kami tidak melakukan itu. Apa jangan-jangan malah ini trik dari Anda ya?"
Rahang Lois mengeras, dia sangat kesal sekarang ini. Wajah klien yang saat ini berhadapan dengannya menjelaskan bahwa ini bukan ulah mereka. Para anak buah klien yang membeli barang dari Lois langsung mengangkat senjata dan mengarahkan ke beberapa arah. Dan termasuk ke arah Loise juga.
" Wooah apa-apaan ini!"
" Kita tidak pernah tahu bukan, ini ulah siapa. Sebaiknya kami pun berjaga."
" Bajingan!"
Lois kini sangat marah, dia melihat ke segala arah untuk mencari siapa penyebabnya. Lalu sebuah mobil datang. Mobil yang sangat Lois kenali sehingga dia terperanjat. Matanya membelalak, dan tanpa sadar ia memundurkan kakinya.
Ckiiiit
Dor! Dor!
Tembakan dua kali dilepaskan. Klien Lois yang hanya berjumlah 5 orang itu tidak bisa berkutik karena mereka sudah dikepung dengan moncong senjata yang mengarah kepada mereka.
" B-bos!"
Dor!
Arghhhh!
Lois mengerang kesakitan saat satu lengannya ditembak oleh Yusuf. Tatapan membunuh Yusuf benar-benar membuat Lois tidak mampu berkata-kata lagi.
DOr!
Arghhh
Kini lengan satunya lagi juga ditembus peluru oleh Yusuf. Anak buah Yusuf melihat dengan penuh kengerian, ditambah Yusuf juga tidak berbicara apapun. Sedangkan klien dan anak buahnya bergidik ngeri. Mereka memilih untuk diam. Hanya sepintas melihat, mereka sudah tahu bahwa ini masalah internal dari klan Black Hunter.
" Bos, ma-af euhhhhhg. Maafkan saya Bos. Eughhh."
Dor!
Bruk
Kini paha sebelah kiri milik Lois yang jadi sasaran Yusuf. Lois hanya bisa meringis kesakitan.
" Bawa dia."
" Baik!"
Yusuf kembali ke mobil dan membawa pergi sendiri. Gly hendak mengejar namun dihalangi oleh Ted. Ted menggelengkan kepalanya, ia tahu tuannya butuh waktu sendiri. Dan sebaiknya memang tidak mengganggunya untuk saat ini.
Lois di bawa kembali ke markas oleh Abu dan yang lainnya. Sedangkan saat ini Ted tengah bersama dengan klien 'milik' Lois.
" Dari mana kau berasal, sejak kapan kau berhubungan dengan Lois, dan apa yang kau pesan darinya?"
" Kami dari negara sana, sudah sekitar 3 bulan ini kami berhubungan. Dan yang kami pesan adalah sabu-sabu."
Grrrrtttt
Ted menggertakkan gigi-giginya. Ia sangat kesal. Beraninya Lois menjual psikotropika. Padahal dalam Black Hunter ada sebuah prinsip yakni mereka tidak menjual psikotropika dan perdagangan manusia. Yusuf sangat melarang itu.
" Dasar bajingan!"
Ted mengumpat dengan marah. Ia mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. saking marahnya dia tidak tahu harus bicara apa. Sedangkan Gly, dia mengambil semua barang laknat itu, mencari korek dalam kantongnya. Awalnya ia ingin membakarnya namun Gly urung. Dia membukanya satu persatu dan membuangnya ke bawah. Sabu-sabu itu kini bercampur dengan pasir dan tanah.
" Apa yang kalian lakukan hah?"
" Ambil kembali uangku, Black Hunter tidak menjual yang kamu butuhkan. Selamanya Black Hunter akan berpegang pada prinsip. Dan satu lagi, jangan pernah kalian menghubungi Black Hunter lagi."
Ted dan Gly meninggalkan tempat itu, salah satu mobil dari rekan mereka masih menunggu dan kini mereka kembali ke markas lebih dulu.
Ditempat yang berbeda namun di waktu yang sama, Yusuf berhenti di tepi jalan. Dia keluar dari mobil dan duduk di kap mobil. Memandang ke arah langit lalu menghirup udara dalam-dalam.
Ada rasa sesak yang dirasakan oleh pria itu. Meskipun dia tahu bahwa ada pengkhianat dalam tubuh klan nya, namun saat mengetahui siapa orangnya, ternyata rasanya begitu menyakitkan. Dikhianati orang yang dipercaya, sungguh membuat dada begitu sesak.
" Ternyata aku juga mengalaminya, kini aku tahu apa yang Ameh rasakan. Ini baru dikhianati orang yang dipercaya, lalu bagaimana jika dikhianati oleh orang yang dicintai? Haah pasti rasanya sangat sedih."
Yusuf kembali masuk ke dalam mobil dan mengarahkan mobilnya ke jalan menuju mansion. Lois, ia yakin bukan satu-satunya duri dalam daging Black Hunter. Pasti ada yang lainnya lagi. Dan sekarang bukan waktunya untuk larut.
Brumm
Yusuf mengemudikan mobilnya lebih cepat. Ia ingin sampai di mansion dan segera menyelesaikan apa yang jadi ganjalan ini. Untuk Alendro, saat ini dia belum memiliki ide apapun. Pikirannya lumayan menjadi kacau saat tahu Lois adalah salah satu pengkhianat dalam tubuh klan nya.
Ckiit
Drap drap drap
" Tuan, Anda tidak apa-apa?"
Dada Yusuf berdegup dengan kencang saat Alna berlari ke arahnya. Apalagi ketika Alna meraih tangannya dan memeriksa denyut nadinya. Ia seperti mendapatkan oase di gurun nan gersang.
Tuk!
" Aku senang ada yang menyambut ku pulang dan mengkhawatirkan ku. Ya, aku tidak apa-apa, Al. Dan aku sangat tenang melihat wajahmu."
Yusuf berucap demikian sambil menyandarkan kepalanya di bahu Alna.
Tak lama setelah itu, Alna membawa Yusuf masuk untuk diperiksa. Tadi dia diberitahu oleh Ameh Aatirah bahwa kondisi Yusuf sedang tidak baik. Kabar itu dikatakan oleh Ted. Tentu saja Ted tidak memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi.
" Syukurlah Anda tidak apa-apa, Tuan."
" Iya, fisikku memang baik-baik saja, tapi tidak dengan hatiku. Alna, apa kau pernah dikhianati? Aku baru saja mendapat fakta bahwa orang yang selama ini aku percaya ternyata mengkhianati ku. Rasanya disini sangat sakit," ucap Yusuf sambil menunjuk dadanya.
Alna diam sambil tersenyum. Senyum yang diperlihatkan oleh Alna kepada Yusuf itu adalah senyum kecut yang penuh rasa pahit.
" Pernah Tuan, dan ya rasanya memang sangat sakit. Di sini rasanya sakit dan sesak, dan itu ternyata lumayan membekas. Sakitnya tergores benda tajam, masih tidak seberapa dengan luka hati yang dirasakan. Aah Maaf Tuan, saya malah jadi bicara melantur. Baiklah saya pamit undur diri, Anda tidak apa-apa dan silakan lanjutkan pekerjaan Anda. Permisi."
Yusuf termangu mendengar semua yang dikatakan Alna. Dia bisa merasakan bahwa di setiap ucapan wanita itu mengandung rasa sakit. Dan pada sorot matanya pun juga menunjukkan hal yang sama.
" Sebenarnya apa yang kamu alami, Alna?"
TBC
kak alurnya berasa cepet deh
km salah lawan tuan yg km blng lemah itu hanya kamuflase saja
semoga berjalan sesuai harapan Yusuf