Aditya Kalandra wiratmaja tidak pernah menyangka bahwa kekasihnya, Nathasya Aurrelia pergi meninggalkannya tepat di hari pernikahannya. Dalam keadaan yang kalut ia dipaksa harus menerima pengantin pengganti yang tidak lain adalah adik dari sahabatnya.
Sementara itu, Nayra Anindhira Aditama juga terpaksa harus menuruti permintaan sang kakak, Nathan Wisnu Aditama untuk menjadi pengantin pengganti bagi Aditya atas dasar balas budi.
Apakah Nayra sanggup menjalani kehidupan barunya, dan mampukah dia menakhlukkan hati Aditya.
Ataukah sebaliknya, apa Nayra akan menyerah dan pergi meninggalkan Aditya saat masalalu pria itu kembali dan mengusik kehidupan rumah tangga mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MauraKim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Masa Lalu Nayra
Tubuh Nayra membeku mendengar pertanyaan Nadira.
"Bagaimana dengan Rafael, Ra? Bukankah pria itu memintamu menunggunya?" pertanyaan Nadira terus berulang di kepalanya.
Bagaimana bisa ia melupakan janjinya,
Rafael Mahardika.
Nama yang pemiliknya tak pernah ia temui lagi, lebih dari tiga tahun lamanya.
Nama yang selama dua tahun lebih selalu menemani harinya. Nama yang membuatnya lagi percaya, dan membuat bayangan dari cinta pertamanya tak lagi terlihat.
Namun tak semua yang tumbuh dengan cinta bisa bertahan selamanya.
Mereka harus berpisah. Bukan karena cinta yang pudar, tapi karena dunia tempat mereka berdiri tak memberi restu. Perbedaan keyakinan yang tak bisa di jembatani, menjadi jurang yang kian melebar di antara mereka.
Pria itu sangat taat dengan keyakinannya, dan dirinya pun tak mungkin meningalkan Tuhannya hanya demi ciptaan-Nya.
Nayra bahkan masih sangat ingat, kakaknya untuk pertama kalinya sangat marah dan menentang keputusannya.
Kakaknya itu bahkan hanya memberi dua pilihan. Meninggalkan pria yang ia cintai dan kembali pada keluarganya atau, tetap bersama pria itu dan anggap keluarganya sudah tiada.
Nayra dengan berat memilih meninggalkan pria yang sangat ia cintai dan tempat yang ia tinggali selama lebih dari empat tahun, yaitu LA.
Rafael Mahardika, pria berusia 30 tahun yang berasal dari Indonesia dan menetap di Los Angeles, California. Pria yang sangat suka jika Nayra sudah memanggilnya dengan panggilan, Mas. Ia merupakan sosok penting yang pernah ada dalam hidup Nayra. Sosok yang selalu ada saat Nayra membutuhkan seseorang ketika hari-hari yang ia lalui terlalu berat.
Selain Nadira, Rafael merupakan tempatnya bersandar. Pria itu mengajarinya banyak hal. Tentang kebaikan, tentang kesabaran dan tentang cinta yang tak pernah menuntut.
Tiba-tiba ingatan Nayra terlempar pada kejadian 3 tahun lalu, saat dirinya sedang berada di Bandara. Rafael melepas kepergiannya untuk meninggalkan kota itu dan itu pun berarti Nayra memutuskan untuk meninggalkannya juga.
Rafael menarik tangannya saat ia akan beranjak dari hadapan pria itu,
"Ra, apa aku boleh minta satu hal padamu?" tanyanya.
Nayra binggung mendengar pertanyaan itu, "Memang apa yang kamu minta, Mas?" sahutnya dengan nada lemah.
"Tolong tunggu aku, Ra." lanjut pria itu dengan ragu-ragu.
"Apa maksud kamu Mas, aku tidak mengerti?"
Rafael sejenak menarik napasnya pelan sebelum ia menjawab pertanyaan Nayra, "Aku akan datang menyusulmu ke Indonesia, Ra. Aku mohon tunggu aku." ucapnya dengan penuh keyakinan.
Nayra terkejut dengan penuturan pria di depannya ini, "Apa kamu serius dengan apa yang kamu ucapkan Mas? Ini bukan masalah yang bisa di buat bercanda."
"Aku serius, Ra. Dengarkan aku dulu, berikan aku waktu. Jika aku menyusulmu dalam waktu dekat, itu artinya aku melepaskanmu, Ra. Aku akan merelakan kamu mencari kebahagiaan di tempat lain." sejenak Rafael menhentikan ucapannya, ini merupakan keputusan besar dalam hidupnya. Pria itu bahkan berkali-kali menghirup udara di sekitarnya untuk meyakinkan dirinya bahwa keputusan yang ia ambil sudah benar.
"Tapi, jika aku tidak kunjung datang. Percayalah, Ra. Aku sedang memantaskan diriku untuk menjadi Imam-mu. Aku janji akan datang, Ra. Entah itu dalam waktu dekat ataupun membutuhkan waktu lebih lama, aku akan memepati janjiku. Beri aku sedikit waktu dan kepercayaan, Ra."
Ucapan Rafael tentu saja membuat Nayra terkejut, apa maksud pria di depannya ini.
"Mas, aku tahu kamu masih binggung dan bimbang dengan keputusanmu. Tapi, tolong pikirkan baik-baik Mas! Jangan hanya karena aku, kamu meninggalkan Tuhanmu. Aku mohon Mas, jangan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Mungkin kita tidak di takdirkan berjodoh. Jadi lebih baik kamu relakan aku pergi saja. Ini bukan hal yang bisa di buat main-main, Mas." ucap Nayra dengan nada tegas agar Rafael tidak mengambil keputusan bodoh hanya karena dirinya.
Rafael menundukkan kepalanya dalam, "Maka dari itu beri aku waktu, Ra. Aku akan memikirkan ini baik-baik. Apa kamu tahu Ra? Aku sebenarnya sudah memikirkan masalah ini jauh sebelum hubungan kita di tentang kakakmu, tapi hingga saat ini aku masih terus meyakinkah diriku bahwa keputusan ini benar." lanjutnya meyakinkan Nayra.
"Kalau kamu tidak yakin, maka jangan lakukan, Mas. Aku tidak mau kamu meninggalkan Tuhanmu hanya demi aku. Aku tentunya akan sangat bahagia jika kamu memutuskan itu karena keyakinanmu sendiri, bukan karena aku Mas." Nayra meneteskan air matanya saat ia melihat pria di depannya itu menangis sembari menundukkan kepalanya. Ini memanglah keputusan yang amat berat bagi mereka berdua, mereka saling mencintai tapi jurang yang memisahkan mereka sangatlah dalam. Ini bukanlah lagi hanya urusan dengan Manusia, tapi ini sudah menyangkut urusan kepercayaan. Dan Nayra tidak bisa berbuat apa-apa selain merelakan.
Rafael mendongakkan kepalanya untuk menatap Nayra, air mata masih terus menetes dari kedua matanya. Ini sungguh berat, Rafael sangat mencintai gadis di depannya ini.
"Aku mohon, Ra. Beri aku waktu. Aku akan memikirkan ini baik-baik. Aku janji, jika aku memang memutuskan berpindah kepercayaan itu karena keyakinanku sendiri bukan karena kamu." mohonnya lagi pada Nayra.
"Kamu janji, Mas?"
Rafael mengangguk, "Aku janji, Ra. Beri aku waktu dan kepercayaan."
"Baiklah aku akan menunggumu, Mas. Pikirkan ini baik-baik Mas. Jangan terlalu tergesa-gesa saat mengambil keputusan." akhirnya Nayra memutuskan memberi waktu kepada Rafael.
"Kamu janji akan menungguku kan, Ra?" tanya Rafael sekali lagi untuk memastikan keputusan Nayra.
"Aku Janji, Mas. Aku akan menerima dengan lapang dada jika kamu datang dalam waktu dekat dan memutuskan merelakan aku. Aku juga pasti akan lebih bahagia jika kamu datang saat keyakinan kita sudah sama, tapi kamu juga harus janji jika kamu memutuskan itu bukan karena aku." peringat Nayra lagi, sebelum ia benar-benar pergi dari hadapan pria itu.
"Aku janji, Ra."
Akhirnya dengan hati yang sama-sama lebih baik dari sebelumnya, mereka berpisah.
Nayra tanpa sadar meneteskan air matanya saat mengingat kejadian 3 tahun lalu itu, Bagaimana bisa dirinya dengan mudah melupan semua janjinya itu?
Ini sudah terhitung 3 tahun sejak pertemuan terakhirnya dengan Rafael. Itu artinya, pria itu benar-benar memutuskan melepaskan keyakinannya dan sedang memantaskan dirinya untuk jadi Imamnya. Apa yang ia katakan,? jika seandainya pria itu datang dan menagih janjinya.
"Ra, kamu baik-baik saja?" tanya Nadira khawatir karena melihat Nayra termenung sembari menangis.
"Mbak, Bagaimana jika Mas Rafa datang dan menagih janjinya kepadaku. Apa yang harus aku katakan? Bagaimana bisa aku melupakan semua janjiku padanya mbak?" Nayra lagi-lagi memeluk Nadira karena tidak sanggup lagi menahan air matanya.
Hari-hari yang ia lalui sangatlah berat. Hingga saat ini ia belum begitu menerima pernikahannya, di tambah sikap buruk Aditya kepadanya. Dan sekarang, ia baru sadar bahwa dirinya sudah berkhianat dan mengingkari janjinya pada pria yang ia cintai.
"Tenang, Ra. Rafael bahkan belum pasti juga menepati janjinya kan?" sahut Nadira mencoba menenangkan.
"Tapi bagaimana jika dia tiba-tiba datang, Mbak?"
"Maka kamu harus merelakannya, Ra. Pernikahan ini adalah keputusan yang kamu ambil sendiri, jadi jalani ini dan lupakan masa lalumu."
Izin yaa