Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyakit Kelamin
Andi yang mendatangi bagian resepsionis dan melihat nama seorang wanita yang baru saja memasuki hotel ini bahkan kurang dari 2 jam. Andi yang tahu gemerlap kehidupan orang kaya menjadi enggan menghampiri sang majikan. Bisa saja sekarang Arjuna sedang menikmati surga dunia. Akan menjadi kesalahan terbesar baginya jika dia menghampiri Arjuna saat ini.
"Halo Nyonya," sapa Andi dari sambungan telepon.
"Bagaimana Andi, apa ada kabar terbaru tentang Arjuna," tanya sang Nyonya.
"Ya Allah gusti, lebih baik aku berbohong demi keselamatan karir ku! Jika aku berkata jujur maka aku akan habis oleh Tuan Muda Arjuna saat dia sadar, dan tidak ada yang bisa menyelamatkan aku dari amukan Tuan Arjuna. Nyonya sungguh maafkan aku, aku janji jika jam delapan pagi besok Tuan Arjuna masih belum membuka pintu kamar hotelnya aku akan melaporkannya padamu dan menggerebek Tuan bersama orang bayarannya!" lirih Andi tapi hanya di dalam hati saja.
"Andi kau masih mendengarkan Saya?" tanya Nyonya besar dari seberang telepon sana.
"Iya masih Nyonya, sepertinya Tuan Muda sedang tidur dengan salah satu sahabatnya Nyonya. Karena namanya mirip dengan nama sahabat Tuan Muda dari negeri seberang, barang kali dengan berjumpa sahabatnya Tuan Muda bisa menjadi lebih baik lagi," kata Andi.
"Baiklah, Saya percayakan anak saya dengan kamu! Jika ada apa-apa cepat kamu hubungin Saya!" Nyonya besar mengakhiri panggilan dari saluran telepon.
Semalaman Andi tidur di luara kamar Tuan Mudanya menggantikan pekerjaan satpam. Tepat pukul 7.45 sang Tuan muda masih belum beranjak dari kamar tempatnya menginap.
"Nyonya, gawat Nyonya!" kata Andi melalui saluran telepon pada sang majikan besar.
"Apa Andi! Kamu jangan buat saya takut!" teriak Nyonya besar tidak kalah paniknya dari Andi.
"Tuan Muda sepertinya menyewa perempuan Pel'acur, Nyonya!" kata Andi dengan suara panik.
"Apa kenapa kamu tidak beritahu saya sejak semalam Andi! Ya Allah, gusti!" teriakan sang Nyonya besar.
"Pah, Pah kamu harus ikut aku ke hotel buat gerebekin itu bujang lapuk!" teriakan Nyonya membahana sampai memekakan telinga saat memanggil sang Tuan Besar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dengan langkah tergesa-gesa Nyonya besar dan Tuan besar menghampiri Andi, yang sekarang berdiri di ruangan tempat sang anak terlelap entah dengan siapa.
"Cepat kamu buka pintunya pake kunci serap!" perintah sang Nyonya tanpa mau di bantah.
Clek
Pintu terbuka, dengan langkah lebar ketiga orang usia perrengahan abad itu memasuki kamar hotel kualitas menengah itu dengan tergesa.
Hal pertama yang di lihat Nyonya besar adalah, sendal hotel yang terbuang jauh antara 1 dan yang lain. Setelah itu Nyonya besar menemukan robekan Jilbab dan gamis!
Duar
Hati Nyonya besar dan kedua pria bersamanya langsung merasa tidak enak. Dari jejak yang tertinggal ini tidak seperti hubungan suka sama suka tapi pemerkosaan.
Perlahan masih memasuki hingga dia melihat sang anak masih terlelap dengan damai seraya memeluk wanita cantik bagaikan barbie hidup tapi ada yang salah dengan wanita yang tidak jemu di pandang mata itu, ya memar di pipi dan juga bercak darah dari hidung, sudut bivir dan juga telinga.
"Arjuna!"
"Bangun Kamu!" teriak sang Nyonya dan Tuan besar bersamaan..
Tuan Besar menarik anak semata wayangnya ke ruang tamu kamar itu dan menghajar sang anak yang dalam keadaan tanpa busana habis-habisan.
"Kurang ajar kamu! Kamu boleh patah hati tapi bukan memperkosa anak gadis orang seperti itu!" teriak Tuan Besar.
"Apa maksud Papa?" tanya Arjuna kaget dengan amarah sang ayah.
"Apa kamu bilang? Dasar anak tidak tahu malu, tidak bermoral! Apa selama ini Saya tidak mengajarkan kamu sopan santun?" teriak Tuan besar penuh amarah.
"Pa gawat pa! Pa yolong kesini!" teriak Nyonya besar dari dalam kamar.
"Ada apa Ma?" tanya Tuan Besar.
"Gadis ini tidak sadarkan diri! Kita harus cepat bawa dia ke rumah sakit!" seri Nyonya besar.
"Dia tidak bisa kita bawa ke Rumah Sakit, Mah! Jika Mamah memaksa membawanya ke Rumah Sakit maka Arjuna akan di penjarakan!" kata Tuan Besar.
"Panggilkan Dokter keluarga untuk memeriksa keadaannya Ma!"
Si Nyonya Besar tanpa pikir panjang langsung menghubungi Dokter keluarganya. Bagaimanapun kondisi wanita yang telah di gauli oleh anak semata wayangnya itu tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Sedangkan Arjuna shock, dia merasa sangat terkejut. Awalnya dia meminta pada seorang sahabat dekatnya untuk menyewakan p'elacur untuk pengalihan rasa sakitnya dan siapa yang menduga dia salah masuk kamar. Belum lagi saat di tempat sang Papa menghajarnya Arjuna melihat ada kerudung yang sudah sobek dan juga baju gamis yang terkoyak seperti di tarik.
Sebenarnya bukan hanya itu Arjuna ingat betul bagaimana dia melakukan hal terlarang pada gadis manis yang sekarang tidak sadarkan diri. Oh Tuhan, apa yang sudah aku lakukan.
"Kamu harus bertanggung jawab Arjuna! Kamu harus menikahinya!" kata sang Papa.
Arjuna tak mampu lagi menjawab, bagaimanapun dia sepakat dengan perkataannsang Papa.
"Arjuna ngak akan lari dari tanggung jawab Pah, bahkan jika gadis itu ingin memenjarakan Arjuna karena kasus pelecehan ini Arjuna tidak akan melawan," kata Pria itu pasrah.
Ya Arjuna sadar betul jika dia telah memperawani anak gadis orang jadi dia sadar betul akan tanggung jawabnya.
Tidak lama setelah Nyonya besar memanggil Dokter keluarga. Sang Dokter tiba dan langsung memasangkan infus pada wanita cantik yang tidak sadarkan diri itu.
Saat ini Anggrek telah berpakaian, Nyonya besar yang melihat pakaian di dalam koper besar di samping ranjang segera mengenakan gamis berwarna hijau toska yang lembut senada dengan jilbab sorong yang juga ada di dalam koper.
"Bagaimana keadaannya Dokter?" tanya Nyonya besar saat Dokter selesai memeriksa kondisi pasien.
"Kondisinya dinperparah karena dia mengalami demam tinggi dan juga kelelahan. Sepertinya gadis ini belum makan apapun sejak kemaren, sehingga perut kosong membuat kondisinya semakin lemah. Lebam-lebam di wajahnya akan hilang jika selalu di rawat dengan baik dan gunakan salep yang tadi saya ikut sertakan Nyonya," kata Sang Dokter.
"Baiklah, jika ada sesuatu nanti silahkan hubungi saya lagi! Biarkan Nona ini istirahat dahulu, dalam beberapa jam ke depan dia akan sadarkan diri," jelas Dokter itu lalu meninggalkan keluarga Wicaksana itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Apa sih yang ada di pikiran kamu Arjuna? Hanya gara-gara wanita murahan itu kamu hampir membunuh orang!" teriak Nyonya besar saat Dokter telah keluar dari ruangan.
"Maaf Mah, aku tidak menduga aku akan salah masuk kamar Ma. Aku awalnya ingin menyewa wanita dan meminta bantuan pada teman ku yang memang sering ke sana, tapi aku datang kemari dalam keadaan mabuk berat," lirih Arjuna.
"Ya Allah, Nak kamu tahu perbuatan kamu ini haram dan sangat tercela! Mama ngak pernah ngajarin kamu kayak gini! Entah Mama harus bersyukur atau kecewa, masih untuk kamu dapat perawan gimana kalau kamu sama Pe'lacur di luar sana, yakin kamu dia bersih! Bisa-bisa kamu terkena penyakit kelamin!" teriak Mama dari Arjuna itu.
Dalam hati Arjuna merutuki dirinya, apa yang mamanya katakan benar. Sangat mengerikan jika bertemu wanita yang memiliki penyakit kelamin yang menularkan. 'Ya Allah, ampuni hamba' lirih hati Arjuna teringat akan tuhannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...