Genre : Fantasi, Fantasi-Isekai, Action, Harem, Romance, Adventure, Reinkarnasi, Isekai, Magic, Demon, Royal.
[On Going]
- Sinopsis -
Setelah berkali-kali di bully oleh orang kaya. Sion yang sudah tidak tahan dengan semua itu, akhirnya meluapkan amarahnya.
Sampai akhirnya kepuasannya berakhir dengan bunuh diri. Dan dia tidak menyesalinya, seperti kebanyakannya dia bereinkarnasi di dunia lain.
Apakah Sion akan mencoba meraih puncak? Tetap dibully? Atau sebaliknya dia membully?
- Untuk jumlah kata ga full 1k yah gaes, kadang cuma 800 atau bisa aja lebih sampai 1,5k kalau benar-benar niat. Kalau agak sibuk yahh, antara 1k atau 800+ doang.
- Up-nya yah suka-suka aku wkwk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 : Peninggalan Raja
"Aku bisa jelaskan."
Di depanku saat ini, seekor Naga yang sudah berubah menjadi gadis cantik. Ia memiliki rambut merah dengan tanduk Naga dan sayap di belakangnya.
"Apa maksudmu?" tanya Rhea.
Setelah yang lain mulai mendekatinya ia pun menjelaskan. "Aku telah di pengaruhi, beberapa minggu lalu... Ada seorang pria dengan topeng di wajahnya, ia memakai pakaian tertutup berwarna hitam."
Aku dan yang lain mendengarkan ceritanya, jika yang ia katakan benar. Maka, itu bisa jadi alasan kenapa seekor Naga tiba-tiba menyerang banyak desa.
"Ia menyerangku yang sedang tidur, aku mencoba melawannya tapi kemampuannya begitu kuat. Saking kuatnya membuatku tak bisa apa-apa, sampai akhirnya dia melakukan sesuatu padaku. Setelah tubuhku bergerak sendiri."
Pria dengan topeng diwajahnya dan pakaian hitam ya. Itu ciri-ciri yang tidak biasa, kemungkinan ada semacam organisasi rahasia. Mungkin seperti di anime-anime.
"Aku melihat diriku sendiri menghancurkan banyak desa tanpa ampun, meskipun aku mencoba melawan tapi semua yang kulakukan sia-sia. Jadi... Maafkan aku." Air matanya mulai menetes, menandakan bahwa ia tidak bercanda soal itu.
Lise dan yang lain hanya diam mendengar itu, mereka mencoba memikirkan jalan yang terbaik. Karena aku sudah tak bisa membunuh Naga ini, jika aku membunuhnya. Maka, kami akan kehilangan informasi tentang orang bertopeng itu.
Tunggu... Apa ini.
Hawa kehadiran kuat, aura sihir yang menekanku... Arahnya dari sekitar pepohonan. Dimana?! Dimana!
Aku melihat ke sekitarku, sampai mataku melihat sesosok orang bertopeng, orang itu menjentikkan jarinya. Dan saat itu juga aura mana kuat meledak dari Naga merah.
"Aghhhh!"
Apa yang terjadi!
Pria bertopeng itu telah hilang, benar-benar tidak bisa kutemukan. Sementara itu dihadapan kami saat ini, Sang Naga mulai terbang dan menembakkan bola api.
Dalam wujud manusia dia akan lebih mudah bergerak, itu akan membuatku kesulitan jika melawannya.
"Hancurkan."
Boom—! Boom—! Boom—!
Bola api itu di hancurkan oleh Lise, dengan cepat ia melesat ke udara tepat di hadapan Naga itu.
"Sion, apa yang harus kita lakukan?! Jika Naga ini mengamuk dengan kekuatan saat ini mustahil mengalahkannya!" teriak Eward.
Yahh... Awalnya aku juga ingin bilang begitu. Tapi, Lise ada disini.
...---...
[POV Lise]
Dihadapanku saat ini, Naga merah dengan wujud manusia. Kekuatannya yang saat ini berbeda jauh dengan yang sebelumnya, aku juga merasakan aura aneh saat dia tiba-tiba mengamuk.
Kemungkinan yang ia katakan sebelumnya itu benar adanya. Dilihat dari dirinya yang sekarang memang seperti orang yang dikendalikan.
"Hiaghhh!"
Ratusan lingkaran sihir mulai muncul di sekitarnya dan mengeluarkan bola api dari dalamnya. Aku menggunakan sihirku untuk menghancurkan beberapa. "Amplifier."
Bomb—!
"Siksaan angin, ribuan tebasan pisau tak kasat mata! Thousand Slashes!"
Boom—! Boom—! Boom—!
Setelah semua sihirnya lenyap, Naga itu langsung melesat ke arahku dan melancarkan serangan mengunakan tinjunya.
"Ouryaaa!"
Boom—!
Tinju kami saling bertemu, menciptakan getaran hebat ketika saling bertabrakan. Ketika dia melancarkan tinju bertubi-tubi, aku juga mengikutinya.
Kali ini serangan horizontal dari arah kiriku, yang mana berhasil kutahan dengan tanganku. Aku menangkap tangannya dan membantingnya ke tanah.
Boom—!
Tanah retak disekitarnya akibat benturan antara dirinya dan tanah. Setelah debu mulai menghilang, ia juga menghilang dan tiba-tiba muncul dibelakangku. Ia melancarkan tinju dengan arah ke wajah.
Aku menangkap tangannya dan melancarkan tinju langsung ke wajahnya, ia terpental jauh akibat itu. "The smoldering God of Fire! A Thousand Fires of Hell!"
Sekali lagi lingkaran sihir muncul di belakangnya, melancarkan serangan bola api bertubi-tubi. Ingin beradu sihir dewa denganku?
“Wise God of Water! Purgatory Water!”
Lingkaran sihir nampak dijariku, melancarkan air kecil yang melesat menembus semua bola api dan menghancurkannya.
Boom—! Boom—! Boom—!
"Bagaimana bisa! Siapa kau ini!"
Dia masih bisa bicara biasa? Keliatannya di kendalikan oleh seseorang. Jadi yang berbicara saat ini bukanlah dirinya.
"Cuma slime yang sedang lewat."
Aku melesat kedepatnya sesudah menjawab. "Amplifier! Amplifier! Amplifier!" Lalu melancarkan pukulan tiga kali lipat tepat mengenai bagian dadanya.
"Ohok!"
Ia terpental jauh sekali lagi, tidak memberinya waktu menyerang balik aku kemudian memukulnya secara vertikal kebawah tepat di bagian wajahnya lagi.
BOOM—!
Kali ini menyebabkan ledakan besar ketika dia terhempas ke tanah. Aku melihat kebawah terlihat Rhea dan teman-temannya dengan ekspresi keheranan, sementara Sion menatapku dengan senyum masam.
Ketika aku sudah melihat ke bawah, tanpa kusadari tiba-tiba aku terpental oleh tendangan dari Naga itu. Dia bergerak begitu cepat karena bantuan sayapnya.
"Ugh!"
Aku yang masih terpental di udara memperbaiki fondasiku terlebih dahulu, sebelum melesat kembali dan beradu pukulan lagi.
Aku melancarkan tendangan horizontal ke wajahnya dan ia tahan dengan tangan kirinya. Di tangan kanannya terbentuk lingkaran sihir, yang sekali lagi menembakkan bola api.
Tapi kali ini berbeda, bola api yang di tembakkan berwarna hitam. Aku mundur menjauh menghindari bola api itu.
“The smoldering God of Fire! Black Fireball!”
Sihir dewa lagi. Aku dengan cepat menghindari semua bola api yang bersebaran. "Fly." Dengan Fly gerakkanku menjadi semakin gesit dan sulit di bidik oleh Naga itu.
Swushh—!
Bola api yang kali ini sangat kuat, berbeda jauh dari yang sebelumnya. Aku menggunakan Amplifier untuk memukul bola api itu dengan tinjuku. Dan hasilnya tanganku terbakar, untung saja bisa ku padamkan dengan air suci. Inilah yang membuat api hitam kuat, jika tidak dengan air suci akan sulit memadamkannya.
"Healing..."
Aku mundur menjaga jarak, cukup jauh darinya. "Fulmen Aetheris, Descende et Incende!" Mengangkat tanganku ke atas, terlihat lingkaran sihir di jariku
"Aether Surge!"
Aku menciptakan petir surgawi yang turun dari langit dan menargetkan Naga itu sebagai sasaran.
BOOM—!
"Ohokk!"
Naga itu terjatuh ke tanah akibat serangan itu, memang kelihatan mirip dengan Thunder Judgment tapi yang ini lebih kuat. Bisa disebut tiga kali lipat Thunder Judgment.
Sang Naga yang sebelumnya terbaring di tanah kembali bangkit. Ia mutar-mutar tangannya, lalu merapal mantra.
"O ancient dragon who sleeps within the flow of fate, awaken and become the edge of my sword! With your flames and roar." Di atasnya mulai muncul lingkaran sihir besar dengan aura yang sangat kuat.
"Cleave the heavens and the earth! Dragon Blade, descend as the true sovereign!" Cahaya terang mulai muncul dijarinya, di sertai dengan petir yang bersahut-sahutan di langit.
"Sovereign Dragon Blade!"
Boom—!
Terjadi ledakan besar yang membuatku sedikit terpental mundur, Sion dan yang lain juga kesulitan. Aku memasang pelindung disekitar mereka, agar mereka tetap aman.
Terlihat di dalam kabut asap Sang Naga memegang pedangnya. Aku tau itu, Pedang Raja Naga. Ini semakin aneh saja, bahkan pedang itu bisa tiba-tiba ada di sini.
Tapi... Jika ingin beradu pedang, maka akan kulayani dia.
"O sword of the sovereign king, rise and reveal your majesty! With the power of the rulers and boundless courage, strike down evil and protect the world!" sudah lama sekali aku tidak memakai sihir ini, ini semakin membuatku bersemangat.
"King-Ohger, shine with the light of justice!" lingkaran sihir emas besar muncul di atasku, memancarkan aura mewah dan tekanan.
"Ohger Busou."
Boom—!
Pedang peninggalan Raja Ohger, atau bisa kusebut Ohger Calibur. Pedang ini seharusnya memiliki kemampuan yang setara dengan Pedang Raja Naga.
Setelah saling memamerkan pedang masing-masing, pertarungan kembali dimulai. Aku melesat lebih dulu, menyerang secara vertikal kebawah dengan Ohger Calibur, tebasan yang berat itu berhasil ditahan Sang Naga.
KRANK—!
Sang Naga melancarkan serangan bertubi-tubi ke arahku, aku sendiri juga menyerang mengikuti reflek. Dengan ini kami seimbang.
Krank—! Krankk—! Krankkk—!
Aku menusukkan pedangku ke arahnya, yang mana ia berhasil menghindar dengan membengkokkan tubuhnya ke samping.
Ia melakukan sabetan secara horizontal ke arahku, aku menangkisnya dengan pedangku di arah kiri. Setelah lepas, dia kembali melancarkan serangan bertubi-tubi. Denting logan terdengar keras, api memercik dari logam yang saling beradu.
Krank—! Krank—!
Naga itu memutar pedangnya dan melancarkan serangan tebasan berapi dengan arah vertikal. Dan kubalas dengan tebasan balik secara horizontal.
Boom—!
Kami saling tebas menebas di langit, menciptakan gelombang ledakan yang besar. Pedang saling beradu terus menerus, sampai akhirnya aku berhasil melukai bahunya.
Ia mundur menjaga jarak. Namun, aku sudah lebih dulu berada di belakangnya dan menendang wajahnya ketika dia menoleh.
Bomb—!
"Aghh!"
Mungkin sudah saatnya di akhiri, aku tidak boleh terlalu lama memakai pedang ini.
"The killing power of eternity, with the help of the purification light, purify the demon in front of me." Aku mengangkat pedangku ke atas dengan kedua tanganku.
"King-Ohger Slash!"
Dengan tebasan diagonal yang kulancarkan ke arah Sang Naga, menciptakan ledakan besar yang membuat Sang Naga sudah tidak bisa bergerak.
Singkatnya aku sudah membersihkan hal lain di dalam tubuhnya itu, sepertinya di tanamkan oleh orang yang mengalahkannya.
Aku turun dan menyimpan kembali Ohger Calibur, lalu menghampiri Sang Naga yang masih pingsan. Sion dan yang lainnya baru saja mendekat.
Sementara yang lain mengecek kondisi Naga itu, Sion tiba-tiba memelukku. Perasaan ini lagi, apa-apaan ini.
"Lise..."
"I-iya?"
"Kau baik-baik saja, kan?"
Dia mengkhawatirkanku? Padahal sudah lihat pertarunganku tadi, jelas aku lebih kuat, kan?!
"Ahh... Kurasa."
"Meski kuat bukan berarti kau tidak bisa mati, mengeluarkan kekuatan sebesar itu memangnya tidak ada efek sampingnya?"
"Seperti yang kau lihat, tidak ada efek samping apa-apa, hehe..."
"Hah! Curang sekali punya sihir kuat tanpa efek samping! Aku juga mau!"
Aku hanya menepuk-nepuk kepalanya dengan senyum masam. "Haha, tidak mungkin kau bisa menguasai yang seperti itu."
Aku saja perlu waktu sangat lama.
"Baiklah, kalau begitu ayo kembali terlebih dahulu kabari ke desa kalau mereka sudah aman sekarang."
Yahh... Masih ada yang harus kami urus sebenarnya, tapi nanti saja. Aku terlalu malas untuk melakukan itu sekarang.
"Emm, ayo kembali."