Tiba-tiba saja Alexa menghilang di hari pernikahannya, daripada malu baik pihak laki-laki dan perempuan sepakat menikahkan Gavin dengan Anjani. Anjani sendiri merupakan kakak dari Alexa, tetapi Gavin tidak mencintainya dengan alasan usia yang lebih tua darinya. Selisih usia mereka terpaut 6 tahun, Gavin selalu berlaku kasar.
Suatu hari Alexa kembali, ia ingin kekasihnya kembali. Gavin sendiri sangat senang, mereka berencana mel3nyapkan Anjani? Berhasilkah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dollar Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06
"5 tahun yang lalu," sahut Anjani.
"Udah lumayan lama juga yah."
"Emm ...."
"Ini toko sendiri apa nyewa?" tanya Roy sekali lagi.
"Saya beli, lunas," sahut Anjani.
"Owh, hebat kamu yah." Roy memuji Anjani, ia tidak menyangka wanita yang dikaguminya sangat mandiri.
"Enggak juga," sahut Anjani.
Tiba-tiba ponsel Roy berdering, ia pun mengangkatnya.
"Sebentar, saya angkat telpon dulu." Dan Anjani hanya mengangguk pelan, [ "Hallo, ada apa?" ]
[ "Kamu dimana, Roy?" tanya Athar Suryawinata, ayahnya Roy. "Kata Reyhan kamu belum datang ke kantor, meeting sudah mau dimulai." ]
Mata Roy membulat mendengar kata meeting, oh tidak. Ia harus cepat-cepat ke kantor sekarang.
[ "Roy," panggil Athar lagi. ]
[ "Iya, Pa. Saya ke kantor sekarang," sahut Roy langsung mematikan telponnya. ]
"Ya ampun anak ini!" kesal Athar Suryawinata, pria berumur 58 tahun ini salah satu orang terkaya di Jakarta.
Roy langsung pamit dari Anjani, "An, maaf yah. Saya harus berangkat ke kantor, lukisannya sudah jadi belum?"
"Ini sudah jadi," sahut Anjani.
"Berapa?" tanya Roy lalu meletakkan ponselnya.
"Rp.700.000 aja," sahut Anjani.
"Ini saya bayar cash yah," ucap Roy langsung pergi dan Anjani menghitung uangnya.
"Eh, tunggu Mas Roy. ini uangnya kelebihan," ucap Anjani mengejar Roy tetapi terlambat, "ya ampun, buru-buru banget dia tapi ini uangnya kelebihan 300 ribu. Nanti aku balikin deh."
Sampai di kantor, Roy melihat meeting sudah selesai. Reyhan, yang merupakan sepupu Roy menatapnya dengan tajam.
"Hay," sapa Roy salah tingkah.
"Kemana aja?" tanya Reyhan bersedekap dada.
"Tadi di jalan nolongin orang masuk rumah sakit," sahut Roy berkilah.
"Oh ya." Reyhan terlihat ragu.
"Sudah ah, gimana hasilnya tadi?" tanya Roy mengalihkan topik.
"Sukses kok," sahut Reyhan, "kita yang menang tender hari ini."
"Sepupu gue emang the best," puji Roy.
"Yang CEO itu kamu, kenapa jadi saya yang sibuk! Lama-lama, bikin kesel aja!" ucap Reyhan dengan kesal.
Roy malah tersenyum dan merangkul sepupunya itu, "Sudahlah, saya minta maaf yah."
"Hemm ...."
Lalu Anjani sudah selesai melukis sebuah pohon kelapa, ia juga tengah merapikan kuasnya yang berserakan. Tiba-tiba ponselnya berdering, saat dilihat siapa ternyata sang mama.
[ "Hallo," ucap Anjani mengangkat telpon. ]
[ "Dimana? Mama mau ketemu," sahut Davia. ]
[ "Dimana?" tanya Anjani lagi. ]
[ "Nanti Mama sharelok," sahut Davia langsung mematikan panggilannya.
Pesan dari mamanya masuk, sharelok pun dikirim.
{ "Mama tunggu kamu disini," pesan dari Davia. }
Anjani pun menutup tokonya dan pergi ke titik yang sudah diberi mamanya sendiri.
( "Beneran di restoran mahal ketemunya," batin Anjani. )
Setelah Anjani masuk ke dalam restoran, ia melihat sang mama duduk di meja 10.
"Ma," ucap Anjani.
"Oh, sudah datang." Davia lebih dulu memesan makanan, ia juga tengah malahapnya.
Anjani pun menarik kursi untuk duduk, ia melihat banyak makanan yang dipesan.
"Mama mau ketemu apa ada yang diomongin?" tanya Anjani.
"Iya," sahut Davia membersihkan area mulutnya dengan tisu, "Mama mau kasih tahu kamu, jangan pernah dekat atau layani Nak Gavin, dia milik Alexa!"
"Iya," ucap Anjani.
"Oke, satu lagi." Davia mengambil sesuatu didalam tasnya, "kamu harus makan ini."
"Obat KB, untuk apa?" tanya Anjani.
"Pake nanya lagi!" sahut Davia dengan ketus, "itu buat jaga-jaga siapa tahu Nak Gavin tergiur sama kamu. Dan kalian melakukan hubungan suami istri, biar bagaimanapun kamu nggak boleh sampai punya anak dari Nak Gavin. Karena Nak Gavin itu hanya milik Alexa, adik kamu!"
"Mama tenang aja, saya nggak akan melakukan hubungan sama Pak Gavin. Jadi, untuk obat ini. Saya nggak perlu," ucap Anjani.
"Mama nggak percaya sama kamu!" ketua Davia.
"Terserah Mama," ucap Anjani.
"Kamu ngelawan Mama, Andani!" marah Davia.
"Bukan melawan tapi menolak," ucap Anjani.
"Sok pintar kamu!" maki Davia, "kamu itu wanita tua yang gatal, Nak Gavin pasti digoda kan di rumah!"
"Kalau itu pikiran Mama, saya nggak bisa merubahnya!"
"Anjani!" bentak Davia.
"Maaf, Ma," ucap Anjani.
"Berani kamu ngomong kayak gitu sama Mama, hah!" sahut Davia menunjuk-nunjuk wajah Anjani.
"Kalau begitu saya pamit pulang dulu, Ma," ucap Anjani yang tidak ingin berdebat sama mamanya.
"Pulang kamu bilang, bayar dulu makanannya!" sarkas Davia.
"Bukannya yang memesan Mama, kenapa harus saya membayarnya."
"Mau jadi anak durhaka kamu!"
"Enggak!"
"Ya sudah bayar!" ucap Davia langsung berdiri dan pergi.
Anjani yang melihat itu hanya diam dan berkata, "Kayaknya saya sudah nggak ada harapan lagi untuk dapat kasih sayang."
Kemudian Anjani pergi ke kasih, ia bertanya berapa harga pesanan makanannya. Ternyata sang mama memesan makanan paling mahal di restoran, Anjani harus mengeluarkan uang senilai RP.10.000.000.
Davia malah tertawa senang saat sampai di rumah, "Hahah ... anak itu pasti bingung gimana caranya bayar. Untung aku pintar pesan makanan yang mahal, siapa suruh nolak pakai KB!"
Lalu Gavin sendiri sedang sibuk dengan proyek barunya.
"Pak Gavin, klien kita sudah datang," ucap Maya.
"Baik," sahut Gavin.
Sahabat baik Roy, Bara saat ini sedang membuka restoran. Ia juga meminta Roy dan keluarganya datang untuk mencicipi semua makanan disini, biar bisa menilai sendiri hasil dari sekolahnya selama di Paris.
Saat ini Bara sibuk mempromosikan restoran barunya dengan nama Bara Food.
Saatnya pulang ke rumah, Anjani sudah masuk ke dalama garasi. Ternyata Gavin lebih dulu pulang, Anjani sangat malas jika harus dikerjai lagi. Jadi, ia memilih pintu jalan belakang. Sedangkan, Gavin sudah menunggu dibalik pintu dengan air pel yang kotor.
( "Ini si wanita tua kemana sih?" batin Gavin bertanya-tanya. )
Padahal Anjani sendiri sudah ada di dalam kamar, ia juga segera mandi untuk bersih-bersih.
Setelah mandi, Anjani memutuskan untuk masak. Aroma wangi menusuk hidung Gavin, ia bingung siapa yang memasak. Karena penasaran, Gavin pun ke dapur.
"Kamu," ucap Gavin.
"Kenapa?" tanya Anjani tanpa menoleh.
"Darimana bisa masuk," sahut Gavin.
"Saya jalan pintu belakang," imbuh Anjani lagi.
( "Cih, aku salah lagi!" batin Gavin lalu mendekat dan melihat masakan Anjani. )
"Itu makanan buat manusia atau ayam," ucap Gavin, "jelek banget tampilannya!"
"Buat manusia kayak saya," sahut Anjani.
"Emang kamu manusia?" tanya Gavin dengan sombongnya, "ada manusia kayak kamu yang tua!"
"Ada," sahut Anjani bahkan tanpa menoleh sama sekali dari tadi.
"Siapa?" tanya Gavin.
"Ya saya sendiri," sahut Anjani.
"Cihh, dasar nggak nyambung!" sinis Gavin, "beda banget sama Alexa."
Anjani mengambil nasi dan membawanya ke kamar, ia tidak ingin berinteraksi dengan Gavin.
"Heh, wanita tua!" panggil Gavin tetapi Anjani mengabaikannya.
"Sialan! Dia mengabaikan aku, sudah berani aja dia!" kesal Gavin, "awas kamu wanita tua!"
BERSAMBUNG
semoga datang karma pada mereka..
Anjani aja gak pernah gangguin hidup mu...kamu aja yang tiap hari usil...
orang ketus mank harus dibalas ketus 👍👍👍