NovelToon NovelToon
GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Romansa Fantasi / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kekasih misterius
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nameila

Catherine Zevanya Robert Wilson. Gadis dengan sejuta pesona, kecantikan, kekayaan, dan kekuasaan yang membuatnya menjadi idola semua orang.
Gadis yang memiliki hidup sempurna penuh dengan cinta, tapi dibalik kesempurnaan ada luka besar di dalam hatinya. Gadis yang dielu-elukan kecantikannya itu memiliki kisah cinta yang hancur, kesetiaannya dinodai oleh pengkhianatan kekasih dan sahabatnya.
Catherine memiliki sisi misterius yang pemikirannya tidak bisa dijangkau orang lain. Bukan Catherine namanya jika dia diam saja menerima takdir kejam seperti itu, tanpa mengotori tangannya ia akan menghancurkan para pengkhianat.
Untuk menyembuhkan luka hatinya, Catherine memilih kembali ke tempat kelahirannya guna memulai hidup baru. Lalu, apakah Catherine akan memiliki kisah cinta baru?
"Balas dendam terbaik adalah dengan melihat kehancuranmu."
"Jangan jatuh cinta padaku, itu menyakitkan."
"Catherine, sepertinya aku tertarik padamu."
"Aku siap menunggu kamu jatuh cinta padaku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nameila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Topeng

Hari Senin adalah hari yang paling Catherine benci, hari dimana jam terasa sangat lambat. Dia menghela nafas, matanya masih mengantuk dan harus pergi kuliah pagi-pagi.

Catherine menguap, ia menatap wajahnya lamat di cermin. Ia menggunakan liptint pada bibirnya dan menyemprotkan parfum pada tubuhnya.

"Kenapa cepet banget sih udah hari Senin. Perasaan kemarin masih hari Sabtu deh." Gerutu Catherine.

Catherine menepuk-nepuk pipinya, lalu membuka matanya lebar-lebar. Ia mencepol asal rambutnya, beberapa anakan rambut menjuntai bebas. Ia mengambil tas kuliahnya lalu pergi keluar kamar menuju ruang makan.

"Good Morning everyone." Sapa Catherine dengan lemas.

"Morning Princess."

"Kenapa kamu lemas gitu? Kamu sakit sweety?" Tanya Sania dengan khawatir.

Catherine duduk di kursi dengan wajah lesu. "Masih ngantuk Mommy." Ucapnya.

"Astaga, Mommy kira kamu kenapa." Sania menggelengkan kepalanya melihat Catherine yang menyandarkan wajahnya di meja makan.

"Sayang, jangan tidur lagi. Sekarang waktunya sarapan. Ada Ayam kecap kesukaan kamu, cumi goreng, nugget." Ucap Robyn.

Catherine yang ingin memejamkan matanya pun mengurungkan niatnya. Ia dengan cepat duduk dengan tegap mendengar ucapan Robyn. Perutnya mulai memberontak mendengar nama makanan disebut.

Leo terkekeh gemas melihat tingkah Catherine, ia mengacak pelan rambutnya. "Denger makanan aja langsung bangun." Ucapnya.

Catherine menoleh, ia menatap Leo dengan cengiran lucunya. "Aku laper, Abang.."

Sania mengambilkan nasi untuk Catherine, "Kamu pake lauk apa Sayang?" Ucap Sania.

Catherine menatap menu makanan di meja, "Mau ayam sama cumi deh Mom."

Sania dengan cekatan langsung mengambilkan lauk pada Catherine.

Catherine berbinar cerah melihat makanan sudah ada di hadapannya. ia langsung memakannya, kepalanya bergoyang ketika satu suapan ada di mulutnya.

Catherine mengacungkan kedua jempolnya. "Enak!!" Ucapnya. Mereka tertawa gemas karena tingkahnya.

Setelah itu mereka semua makan dengan tenang, hanya ada suara denting sendok di meja makan.

...----------------...

Mobil Catherine memasuki kawasan kampus, ia menatap ke sekitar yang sudah ramai.

"Mereka pada berangkat jam berapa ya? Udah rame aja."

Catherine memarkirkan mobilnya ke tempat parkir khusus mobil. Dia menatap layar ponsel yang menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Ia menghembuskan nafasnya lega, masih ada setengah jam sebelum perkuliahan dimulai.

Catherine keluar dari mobilnya, saat ia berjalan tak sengaja bertemu Aron yang baru saja keluar dari mobil juga. Ia menundukkan kepalanya untuk menyapa Aron.

Aron tersenyum melihat Catherine, kebetulan sekali ia bertemu dia di sini.

"Pagi Catherine." Sapa Aron.

"Pagi Kak Aron." Jawab Catherine.

"Baru sampai Cath?" Tanya Aron sambil berjalan mendekati Catherine.

Catherine menjawab sopan. "Iya Kak."

"Ayok masuk bareng." Aron sudah berdiri di samping Catherine.

Catherine hanya tersenyum tipis, kemudian mereka berjalan bersama meninggalkan parkiran. Sebenarnya ia merasa canggung di samping Aron, tapi apa boleh buat. Tidak mungkin ia menolaknya.

Sepanjang jalan, Dia dan Aron menjadi pusat perhatian. Aron yang dikenal tidak begitu dekat dengan seorang gadis malah berjalan bersama Catherine.

Mereka tidak pernah melihat Aron berdekatan dengan gadis manapun, jadi wajar saja jika mereka heran melihat Aron dan Catherine bersama.

"Kak Aron kenal Catherine?"

"Kok mereka bisa barengan?"

"Sejak kapan Kak Aron deket sama cewek?"

"Tapi kalo dilihat mereka cocok kok."

"Catherine rambutnya cuma dicepol gitu aja keliatan cantik, beda kalo gue yang gitu."

"Auranya mahal banget ngelihat mereka jalan bareng."

Catherine mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan orang-orang, ia jadi tidak enak sama Aron. "Kenapa semua orang suka banget gosip sih, Aku takut Kak Aron gak nyaman." Batinnya resah.

Berbeda dengan Catherine yang merasa bersalah, Aron malah senang mendengar ucapan semua orang. Sekuat tenaga ia mempertahankan raut wajah datarnya agar tidak tersenyum.

"Gue sama Catherine cocok? Benarkah??" Ucapnya dalam hati.

Aron melirik Catherine yang hanya diam saja sejak tadi, pandangannya lurus ke depan. "Semalam sampai di rumah jam berapa Cath?" Tanya Aron basa-basi.

Catherine menoleh pada Aron. "Kalo gak salah jam sembilan Kak." Jawabnya.

Aron mengangguk, kemudian ia teringat seorang pria yang datang bersama Catherine. "Kamu datang sama siapa tadi malam?" Tanyanya.

Ia mengernyitkan dahinya, kenapa Kak Aron menanyakan itu? Semalam juga Kak Reyhan melakukan hal yang sama, pikir Catherine. "Sama sepupu aku Kak."

Aron pun paham. "Sepupu ternyata." Gumamnya. Ia menjadi tenang sekarang setelah mendengar jawaban Catherine. Ia sempat mengira pria itu pacarnya.

Catherine berdehem ketika berada di depan gedungnya fakultasnya, ia menoleh pada Aron. "Kak Aron aku duluan ya."

"Tunggu Cath." Ucap Aron.

Catherine menghentikan langkahnya. "Kenapa Kak?" Tanyanya bingung.

"Nanti jangan lupa ada Technical Meeting sama anggota baru lainnya." Ucap Aron.

"Pulang kuliah kan Kak?" Tanya Catherine.

"Iya pulang kuliah. Jangan lupa ya." Peringkat Aron

"Iya Kak." Jawab Catherine.

Aron membuka tasnya. "Oh iya satu lagi-" ucapan Aron terpotong karena kedatangan Jordan tiba-tiba.

"Catherine." Sapa Jordan yang sudah berada di hadapan mereka berdua.

Catherine menoleh, ia tersenyum tipis melihat Jordan. "Hai Jo."

"Kenapa masih di luar?" Tanya Jordan pada Catherine, tapi matanya melirik sinis Aron.

Aron menatap sebal Jordan yang tiba-tiba datang, mengganggu saja.

"Tadi habis bicara sama Kak Aron." Jelas Catherine.

"Ck pengganggu." Gumam Aron dengan menatap sinis Jordan

Jordan tidak memperdulikan Aron, ia hanya fokus pada Catherine. "Ayo masuk." Ajaknya.

Catherine mengangguk setuju, ia menatap Aron. "Kak aku duluan ya."

Sebelum Catherine pergi, Aron mengulurkan tangan padanya. Ia menyerahkan susu kotak rasa coklat. "Ini Cath." Ucapnya.

Catherine menatap bingung. "Ini buat aku?"

Aron mengangguk. "Iya, diminum ya." Ucapnya.

Catherine tersenyum lembut, ia menerima susu coklat itu dengan senang hati. "Makasih Kak Aron." Ucapnya dengan senyuman yang masih tercetak dibibirnya.

Aron salah tingkah melihat itu. "Sama-sama Catherine. Yaudah kalo gitu gue duluan." Ucap Aron padanya.

Catherine melambaikan tangannya sekilas. "Iya Kak."

Aron masih tersenyum pada Catherine, sebelum melangkah ia mengalihkan tatapannya pada Jordan yang menatapnya kesal. Ia memberikan tatapan mengejek pada Jordan. "Satu kosong." Ucapnya tanpa suara. Setelah itu ia berbalik dan pergi.

Jordan mendengus. "Ck jadi dia ngajak saingan. Oke kita lihat siapa yang akan menang." Batinnya.

Jordan tidak menyangka Kakaknya akan menjadikan saingan cintanya, kenapa juga Aron harus suka sama Catherine. Tapi tidak masalah, ia akan berjuang mendapatkan hati gadis pujaannya.

"Ayo masuk Jo" ajak Catherine.

Jordan menoleh kemudian ia berjalan di samping Catherine. "Kenapa Lo bisa barengan sama Aron?" Tanya Jordan.

Catherine mengernyit mendengar ucapan Jordan, ia heran kenapa Jordan memanggil Aron hanya nama saja. Padahal mereka kakak beradik.

"Gak sengaja ketemu di parkiran tadi." Jawab Catherine

Jordan merasa lega, ia pikir Catherine dan Aron pergi bersama. Setelah itu mereka berjalan menuju kelas mereka.

...----------------...

Reyhan baru sampai di parkiran kampus, ia melepas helmnya lalu menatap ke arah kaca spion membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

Banyak pasang mata yang menatap kagum pada Reyhan, wajahnya tampan dan tubuhnya yang gagah membuat banyak orang suka padanya.

Mereka hanya bisa menatap kagum, tidak bisa berharap lebih. Aron dan Reyhan sebelas dua belas. Mereka sama-sama susah didekati.

Jika Aron terkesan cuek dan tak mau berdekatan dengan wanita, lain halnya Reyhan. Ia lebih parah. Reyhan malah terkesan dingin pada setiap wanita yang berani mendekatinya, wajah datarnya selalu terpancar.

Selama ini tidak ada yang berhasil dekat dengan Reyhan kecuali satu orang, dia Naya. Bahkan mereka sempat dirumorkan menjalin hubungan karena saking dekatnya.

Reyhan dan Naya selalu jalan berdua, kegiatan apapun selalu dilakukan berdua. Jadi tidak salah jika mereka beranggapan bahwa Reyhan dan Naya berpacaran. Tapi semua itu langsung ditepis dengan berita tentang Naya yang ternyata sudah memiliki kekasih, bahkan mereka akan bertunangan di waktu dekat ini.

Tak banyak dari mereka yang mencibir Naya karena bersikap seakan-akan tidak punya kekasih selama ini, apalagi ia terlalu dekat dengan Reyhan. Mereka menyayangkan sikap Reyhan yang terkesan biasa saja dengan berita tentang Naya.

Tapi beberapa hari ini mereka tidak pernah melihat kedekatan Reyhan dan Naya, mereka menganggap Reyhan sudah mulai menjauhi Naya. Itu berita yang bagus.

"Reyhan ganteng banget."

"Reyhan, gue jomblo btw. Lo gak mau jadi pacar gue?"

"OMG pagi-pagi udah dapat pemandangan seger."

"Reyhan diem aja ganteng, apalagi kalo senyum."

Reyhan tidak memperdulikan ucapan semua orang, ia hanya menatap ke depan dan berjalan dengan santai. Wajah datar dan dinginnya tidak pernah lepas.

"Rey!"

"Reyhan!" Panggil seseorang.

Reyhan berhenti sejenak , ia mengenal suara orang itu. Ia menoleh ke belakang, di sana ada Naya yang berjalan mendekatinya.

"Rey tunggu." Ucap Naya mendekati Reyhan.

Reyhan hanya diam saja, ia menatap Naya yang sudah ada di hadapannya.

"Rey kenapa kamu gak bisa dihubungi lagi." Ucap Naya.

Dia tak menanggapi ucapannya, ia mengacuhkannya dan memilih menuju kelas. Naya tak tinggal diam, ia mengikuti Reyhan dan berjalan di sampingnya.

"Rey, tunggu aku. Jalannya jangan cepet-cepet." Ucap Naya.

Reyhan masih diam, ia tak memperdulikan Naya yang menyusulnya.

"Kamu sekarang gak pernah ngajak aku berangkat bareng lagi Rey, kenapa?"

"Rey, kamu marah sama aku? Kenapa nomor kamu gak aktif?" Tanya Naya yang berjalan di sampingnya.

Karena tidak mendapatkan jawaban Reyhan, Naya pun menghentakkan kakinya. Ia dengan cepat meraih tangan Reyhan agar berhenti.

Reyhan menoleh sekilas ketika merasa ada yang memegang tangannya, ia melirik tangan Naya yang memegangnya..

"Rey, aku lagi ngomong sama kamu." Ucap Naya.

Reyhan mengernyit tak suka, "Lepas." Ucapnya.

Naya tidak menanggapi ucapannya, ia masih memegang lengan Reyhan. "Jawab dulu pertanyaan aku Rey." Ucapnya.

Reyhan menghela nafasnya kasar, dan memandang datar Naya. "Lepasin tangan gue." Ucapnya sekali lagi.

Naya menggeleng dengan cepat, "Enggak sebelum kamu jawab pertanyaan aku."

Reyhan menahan emosinya, ia menyentak tangan Naya hingga pegangannya terlepas. "Gak usah pegang-pegang gue lagi." Ucapnya.

Naya terdiam, ia menatap Reyhan tak percaya. "Kamu kenapa sih Rey berubah gini? Salah aku apa?"

Reyhan mengatur nafasnya, ia ingin marah sekarang. Kenapa Naya masih saja mendekatinya, apa ucapannya tempo lalu tidak didengarkan?

Naya menggoyangkan lengan Reyhan. "Rey jawab aku dong!" Ucapnya kesal.

Reyhan menarik tangannya, ia menatap dingin Naya yang sudah terlihat kesal. "Lo amnesia?" Ucapnya.

Naya kebingungan, ia menyugar rambutnya. "Aku gak paham maksud kamu Rey, kenapa jauhin aku."

Reyhan menyeringai. "Lo gak paham sama ucapan gue malam itu?"

Naya menatap Reyhan dengan wajah memelas. "Rey aku gak mau kita berjauhan kaya gini. Aku gak bisa Rey."

"Gue gak peduli Nay." Ucap Reyhan.

"Kenapa kamu tega sama aku Rey? Kita udah lama deket, kenapa kamu segampang itu buat menjauh?" Ucap Naya dengan mata yang berkaca-kaca.

Reyhan sudah lelah dengan tingkah Naya. Kenapa ia baru sadar sekarang jika Naya hanya mempermainkan perasaannya. "Gak usah banyak drama Nay, Lo tau sendiri jawabannya." Ucap Reyhan tidak peduli.

Naya melihat ke bawah, raut wajahnya semakin tampak menyedihkan. "Drama apa yang kamu maksud Rey? Kenapa kamu ngomong gitu sama aku."

"Gue bilang berhenti Naya! Lo gak paham sama ucapan gue? Gak usah pura-pura gak paham Naya."

"Jangan pernah berharap kita bisa dekat lagi seperti dulu Nay. Semua itu hanya masalalu yang akan pernah mau gue ulangi lagi."

"Aku tahu kamu masih peduli sama aku Rey." Naya mengangkat kepalanya menatap Reyhan.

Reyhan menyeringai tipis. "Lo salah Nay, gue sekarang sadar. Gue gak peduli lagi tentang Lo, udah cukup Nay selama ini Lo mainin perasaan gue."

"Gue nyesel pernah suka sama Lo." Ucap Reyhan.

Naya tersentak, air matanya luruh seketika. "Gak, itu gak mungkin. Kamu bilang kamu cuma suka sama aku."

Sudut bibir Reyhan naik. "Semua sudah berubah Nay, Lo gak pernah menghargai perasaan gue. Dan dengan bodohnya gue masih suka sama Lo."

"Inget Nay, gue bukan pacar Lo yang bisa Lo bodohi gitu aja. Mending Lo urus acara pertunangan Lo itu." Ucap Reyhan yang langsung membalikkan badannya.

Sebelum ia melangkah, Reyhan menoleh ke belakang sebentar. "Jangan pernah berharap gue bisa luluh lagi sama Lo." Ucapnya meninggalkan Naya yang masih terdiam di tempatnya.

Naya tidak menyangka akan kehilangan Reyhan, selama ini ia begitu percaya diri jika pria itu tidak akan pernah meninggalkan dirinya.

Naya tahu Reyhan sangat mencintainya, maka dari itu ia tak keberatan dekat dengannya walaupun sebenarnya ia sudah punya kekasih.

Wajah Reyhan yang tampan membuat Naya tak rela melepaskannya, berdekatan dengan Reyhan membuatnya dikenal banyak orang dan popularitasnya meningkat.

Benar jika ia hanya memanfaatkan perasaan Reyhan, tapi sekarang ia merasa kehilangan. Semenjak Reyhan tahu dia punya kekasih, Reyhan sempat menjauhinya.

Tapi Naya selalu saja mendekati Reyhan lagi, segala cara ia lakukan agar Reyhan tidak pergi meninggalkan dirinya.

Bahkan ia akan bersikap lemah jika berada di hadapan Reyhan, dulu Reyhan tidak akan tega melihat dirinya menangis dan bersedih, jadi ia mengandalkan itu semua untuk menjerat Reyhan kembali.

Tapi sekarang tidak bisa, Reyhan sudah pergi menjauh. Reyhan tidak lagi bersimpati dengan wajah lemahnya. Naya menatap kepergian Reyhan dengan tangan terkepal kuat.

"Reyhan, gue gak akan biarin Lo pergi gitu aja."

"Gue gak rela Lo lakuin ini ke gue Rey."

"Lo cuma boleh suka sama gue Reyhan."

"Dan cuma gue yang boleh Lo sukai."

...****************...

1
Anita Rahayu
Luar biasa
Mabel
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
🌹Yuukidarkness🥀✨
Gak nyangka!
swaggy
Bagus banget! Aku jadi kangen sama tokoh-tokohnya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!