Irene, Sebuah nama yang entah sejak kapan menjadi pemuas Presdir nya sendiri, Hidup hanya dengan ayah nya, Dan ibu nya adalah mantan Pelacur, Hingga akhir hayat nya terus di kucilkan dan di rendahkan.
Bahkan sampai pada kehidupan Irene sendiri, Dia sekolah dan kuliah dengan biaya nya sendiri, Sampai bisa menjadi sekertaris pribadi seorang pemilik perusahaan Terbesar di kota yang baru di datangi nya.
Namun nasib tidak adil pada nya, Dia terpaksa menjadi pemuas bagi dahaga birahi nya sang Presdir.
Dario Max Anderson.
Presdir sekaligus pemilik perusahaan besar, Yang sangat membenci yang nama nya wanita. Namun tetap menjerat wanita dengan berbagai pesona nya, Hingga dia memilih wanita bernama Irene untuk menjadi pemuas hasrat nya, Dan setiap kali dia menginginkan nya, Irene harus datang dan siap melayani diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bedua
Pagi ini, Irene telah menyiapkan sarapan pagi yang di minta Bos nya, Kini dia tengah membantu sang pria kejam itu memakai pakaian nya.
Lihat betapa telaten nya Irene mengurus Max, Dari mulai pakaian yang di siap kan, Membantu memakai nya juga, Luar biasa sekali bukan.
" Angkat sedikit wajah nya Tuan..." Jari lentik Irene menaikan dagu Max.
Dia sedang memasang dasi untuk bos nya dan merapikan kerah kemeja mahal yang tengah di gunakan Max pagi ini.
Kemeja putih yang baru saja mereka beli kemarin,.
Selesai dengan Pakaian Max, Irene beralih ke meja rias nya dan kembali lagi pada Max.
Sementara Pria itu masih saja berdiri tegak di posisi nya tanpa bergerak sedikit pun, Hanya Mata tajam nya saja yang terus mengawasi gerak gerik Irene yang terlihat sibuk memperhatikan penampilan nya.
" Maaf Tuan..." Irene mengatakan Maaf pada Max sebelum tangan mungil dan jari jari lentik nya mengusapkan pelembab ke wajah pria bule yang berdiri seperti patung di depan nya.
" Selesai Tuan..." Irene mengambil Jas Max dan memakaikan nya, Dia juga mengancingkan nya.
Benar benar wanita idaman sekali, Tapi apa pun yang di lakukan Irene pada nya, Tidak berkesan sama sekali.
Jika di Indonesia ada patung batu malin kundang, Maka di canada juga ada.
Max Anderson pria berhati batu, benar benar sekeras batu.
Bahkan wanita secantik dan setulus Irene serta sesempurna Irene tidak berhasil menyentuh hati nya sedikit pun.
Jangan kan menyentuh hati nya, Bahkan membekas saja tidak pernah terpikir sedikit pun bagi pria batu itu.
Setelah selesai melaksanakan tugas nya, Irene kembali melanjutkan tugas selanjut nya, Dimana dia kembali mengurus Max di meja makan dan memastikan semua nya terlihat sempurna di mata Max.
" Apa segini cukup Tuan ??" Max hanya diam saja, Seperti biasa nya, Diam nya Max berarti iya, Jika tidak sesuai maka pria itu akan bicara ketidak sesuaian itu.
Setidak nya itu yang di tanggap Irene dari diri seorang pria berhati batu yang menjadi bos nya.
Irene menyiapkan semua keperluan Max, Benar benar semua nya, Dari bangun tidur hingg kan tidur lagi.
Jika seperti ini, Mereka terlihat seperti suami istri, Luar biasa sekali memang pelayanan Irene untuk Max.
Bahkan pelayanan ranjang nya pun Irene semakin berani membalas pria itu.
Sama smaa menikmati apa yang mereka lakukan berdua kala di tempat tidur, Karena Irene juga begitu menikmati setiap sentuhan yang di lakukan Max pada nya.
Dan lagi pula Irene bukan wanita munafik, Dia juga merasakan kepuasan dari apa yang di lakukan Max pada nya, Pada setiap inci tubuh seksi mulus nya.
Max mencoba masakan Irene pagi ini, Dan seperti biasa nya, Irene menunggu kritikan pedas yang di layangkan Max pads nya, Namun pagi ini nasib baik berpihak pada nya.
Karena Max hanya menatap datar pada nya tanpa bicara sepatah kata pun soal masakan nya yang berarti mungkin baik baik saja atau memang enak.
Dan Irene juga paham, Mana mungkin Max memuji makanan yang bersusah payah di buat oleh tangan Irene.
Ting...
Ponsel Irene berdenting dan sebuah pesan masuk ke ponsel nya.
Max menghentikan gerakan tangan nya yang masih sibuk dengan makanan nya.
" Aku paling membenci ada ponsel berbunyi di meja makan ku ! Jika tidak bisa memastikan nya silent ! Jangan biarkan aku mendengar suara apapun saat aku tengah makan dan menganggu jam makan ku !!"
" Maaf Tuan, Tapi ini teman saya. "
" Aku tidak perduli, Mau itu ayah mu, ,keluarga mu atau bahkan teman dan tetangga mu, ibu bukan urusan ku, Yang harus kau ingat adalah aku sangat membenci yang nama nya keributan di meja makan ku ! Tanam kan itu di otak mu !" Ya Tuhan kasar nya kata-kata Max, Kuat kan Irene untuk bisa menghadapi nya.
Dan lagi pula kenapa Nathan mengirim nya pesan pagi ini ?? Irene hanya melihat nya saja.
Dan disana tertulis bahwa Nathan mengucapkan selamat pagi pada nya dengan kata kata manis nya yang seperti cake red Velvet.
Melihat Max yang sudah selesai dengan kegiatan nya Irene juga langsung bersiap.
Dia memberikan segelas air putih dan jus apel yang di minta Max malam tadi.
" Kurangi gula nya ! ini terlalu manis !" Max meletakan gelas yang tadi nya berisi jus apel dan meninggalkan nya.
Walau masih ada setengah nya lagi karena memang terlalu manis menurut Max.
Berarti besok besok ingat kan Irene untuk mengurangi gula di minuman Max.
Setelah sarapan pagi, Kedua nya langsung masuk ke dalam mobil menuju kantor karena ini hari Senin.
Maka pekerjaan mereka akan sangat banyak, Tapi beruntung Irene dan Max sudah menyelesaikan pekerjaan mereka masing masing kemarin.
Kini waktu cukup senggang dan Irene mencoba menghubungi ayah nya yang ternyata sudah berada dirumah sakit untuk melakukan operasi nya.
Apa secepat ini di bantu ornag berkuasa ??
Secepat inikah pengaruh Max di negara ini ? Hanya beberapa hari saja Max sudah bisa melakukan operasi untuk nya Irene.
Apa dia harus berterima kasih pada Max ? Karena telah membantu ayah nya ??
Ya, Irene harus masuk ke ruangan Max dan berterima kasih pada pria berhati batu itu.
Ceklek...
Irene membuka pintu ruangan Max setelah mengetuk nya dan mendapatkan sahutan dari dalam nya.
" Tuan..."
" Katakan ! Jangan membuang waktu ku !" Max menjawab tanpa melihat siapa yang tengah menjadi lawan bicara nya ini.
Irene menghirup nafas nya dalam dalam sebelum mengatakan hal ini pada Max.
" Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besar nya pada anda Tuan, Karena Tuan ayah bisa segera di lakukan tindakan operasi nya. Saya sangat berterima kasih untuk semua nya.
" Kau tau itu tidak gratis bukan ?" Irene menganggukkan kepala nya.
Karena dia memang dia tau apa timbal balik dari hubungan kedua nya saat ini.
" Apa yang bisa saya lakukan untuk anda Tuan ??" Tanya Irene pada Max yang kini tengah menatap nya juga.
Sudut bibir Max terangkat karena dia mendapatkan sesuatu, Bukan kah sudah dua hari pria ini membiarkan Irene yang menjadi wanita pemuas hasrat nya.
" Tubuh mu ! Puas kan aku dengan tubuh mu !" Sudah Irene duga, Pasti Max menginginkan tubuh nya lagi.
Irene mengangguk dan berjalan ke arah Max.
Dan dia langsung duduk di pangkuan pria bule berhati sekeras batu. Irene juga melingkarkan kedua tangan nya di leher kekar Max.
Perlahan tapi pasti bibir Irene sudah menempel sempurna di di bibir tebal milik Max dan mulai melummat nya dengan penuh gairah.
Lidah kedua nya saling membelit dan memberikan kenikmatan nya.
Gesekan gesekan manja dari bokong Irene semakin membuat Max tak karuan.
Plak !
Max menampar bokong seksi Irene dan membuat nya memekik karena kaget.
" Tuah....Aahh...." Irene kaget saat Max mulai dengan aksi nya yang menjilati kedua benda kenyal Irene dan melahap nya dengan rakus.
Bahkan remasan nakal di lakukan Max untuk Irene agar wanita itu semakin membakar gairah nya.
...🔥🔥🔥...
