Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Donasi dibatalkan
Keyla berkata, "ha,, hai."
Tetapi Steven mengabaikan ucapan perempuan itu, dan melepaskan jasnya lalu dengan cepat menutupi tubuh Kimberly yang tampak gemetar.
Kimberly seketika menarik erat jas itu, tertunduk memejamkan mata untuk menenangkan diri dalam aroma khas sang suami yang melengket pada jas itu.
Seorang pria paruh baya yang merupakan donatur terbesar di sekolah kini berlari menembus kerumunan, menghampiri Steven. Pria tua ini adalah salah satu klien World cooperation yang sebelumnya terus berusaha untuk mengambil hati Steven. Mungkin hari ini adalah hari keberuntungannya untuk meluluhkan pria berhati es itu.
Dengan nafas tersengal, ia berkata, "tuan muda, mengapa anda,,," sang pria menatap Kimberly silih bergantian dengan dengan Steven. Dia merasa bingung tentang perlakuan Steven pada bawahannya, haruskah sangat perduli seperti itu.
Padahal biasanya dia melihat Steven tampak menjaga sikap dengan keluarganya sendiri, namun ini dengan orang asing yang hanya sebatas rekan kerja... bahkan bawahan....?
Steven menatap pria yang kebingungan di hadapannya, "bukankah kau telah menyumbangkan begitu besar dana ke sekolah ini? Mengapa tidak menghentikannya saja? Mereka hanya lebih banyak menghasilkan alumni dengan perilaku buruk, tidak ada gunanya!" Tegas Steven membuat semua orang terkejut.
Tetapi meski semua orang terkejut, tidak ada yang benar-benar berani untuk menyanggah hinaan yang dilontarkan tepat di hadapan seluruh alumni bahkan guru dan staf sekolah.
"I,, itu,," sang kepala sekolah yang ikut datang pun kini melototi Keyla, mengapa perempuan itu harus membawa masalah untuk mereka?
Keyla langsung tertunduk, sepertinya dia akan mendapat amukan besar setelah ini.
"Ya, kau benar," sang donatur mengangguk pada Steven, "untuk apa pendidikan yang tinggi tanpa norma yang baik?" Sang donatur menatap asistennya, "batalkan donasi kita untuk tahun ini, kedepannya pun tidak perlu memberi donasi. Dan,,," sang donatur berbalik menatap Keyla, "aku tidak menyangka kau memiliki sifat yang begitu buruk begini, setidaknya jika punya masalah dengan bawahan Steven, selesaikanlah dengan kepala dingin, tidak perlu begitu mempermalukannya di depan umum seperti ini. Padahal aku berteman baik dengan pamanmu, tapi,,," sang pria menghela nafas lalu tidak melanjutkan lagi, wajahnya sudah menunjukkan kekecewaan yang besar.
"Ayo," kata Steven merangkul Kimberly pergi dari sana.
Beberapa orang donatur yang menyaksikan hal itu juga tidak tahan, mereka membawa keluarga mereka mengikuti Steven meninggalkan tempat itu. Lebih baik mencari aman daripada nanti berakhir di kubangan. Steven bukanlah orang yang bisa diabaikan begitu saja.
Orang orang memandangi kepergian rombongan itu, tampaknya Steven hanya datang untuk menyelamatkan bawahannya dan membawa pergi semua sumber uang sekolah, apakah ini dapat di percaya?!
Keyla pun ternganga di tempatnya, dan setelah itu mendengar kepala sekolah berkata, "kau telah menghancurkan acara besar ini! Kedepannya, kau tidak perlu ikut lagi dalam acara apa pun yang di gelar sekolah ini! sekolah kami terlalu naas memiliki alumni sepertimu!"
"Apa?" Keyla menggertakkan giginya, Tentu saja dia tersinggung, "Sialan! Kau itu juga hanya hidup dari donasi keluargaku! Beraninya menceramahiku! Biar ku beri tahu ya, Kimberly itu tidur dengan pria di usia yang baru menginjak 17 tahun! Seharusnya kalian menyalahkan dia karena melakukan hal tak senonoh, dia merebut pacar temannya sendiri! Tapi kenapa jadi aku yang di salahkan?! Dia itu pantas dipermalukan di depan umum! Dia l*nte!" Bentak Keyla sebelum bebalik meninggalkan sang kepala sekolah sambil terus menggertakkan giginya dan bergumam tentang kekesalannya.
Kepala sekolah yang telah berusia 57 tahun pun merasa begitu pening, dia memijat kepalanya sambil berpegangan pada sang asisten.
3 tahun lagi dia pensiun, dia pikir dia hanya akan menikmati 3 tahun terakhirnya bekerja setelah berhasil mengumpulkan sederet donatur yang menyumbang dengan jumlah besar, tapi sekarang,,, sepertinya harus mulai dari awal lagi!
Sungguh 3 tahun terakhir yang akan seperti neraka!
Berlian yang menyaksikan kejadian itu pun mengerutkan keningnya, dia menghela nafas sambil melangkah menjauh, 'Sial! Kenapa Steven harus datang sih? Padahal aku sudah susah payah mempengaruhi semua orang untuk mengungkit masalah ini, tapi kenapa,,, kenapa harus berakhir begini?!' Berlian menggertak sambil melangkah dengan langkah yang panjang.
Dia segera tiba di parkiran dan melaju menggunakan mobil untuk mencari keberadaan sang suami, dia harus menjelaskan semua yang terjadi!
Sementara itu di tempat lain, Kimberly sedang berada dalam pelukan sang suami, tampak lebih tenang dari sebelumnya sambil memejamkan mata dengan tangan mencari kehangatan di dada sang suami.
Steven tidak berhenti mengelus-ngelus lengan istrinya, dan sesekali memperhatikan wajah sang istri untuk melihat apakah istrinya sudah merasa lebih aman.
Setelah mobil yang mereka tumpangi hampir tiba di rumah, Steven kemudian berkata, "kita akan tiba di rumah."
Kimberly yang menutup matanya pun membuka mata, melihat keluar jendela dan mengenali lokasi tempat mereka berada dekat dengan rumah mereka, Kimberly merasa lebih baik, dia mendongak menatap Steven, "Apa kau mendengar apa yang mereka katakan?" Tanya Kimberly.
Steven belum terlalu jelas mengetahui apa yang terjadi di sana, karena baru mendapat laporan singkat dari sang asisten saat dia sedang bertemu dengan klien di hotel yang sama dan langsung pergi untuk menyelamatkan sang istri.
"Aku tidak mendengar apa-apa, tapi aku tahu istriku tidak akan pernah melukai seseorang," ucap Steven Seraya mengelus pipi sang istri, dia tahu istrinya adalah perempuan yang sangat baik dan polos, Jadi tidak mungkin sempai memiliki niat jahat pada orang lain.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi di malam itu, tapi aku ingat jelas aku tidur di kamar hotelku sendiri, namun di pagi hari aku tiba-tiba bangun bersama pria lain,,," Kimberly menggelengkan kepalanya lalu memejamkan matanya, berusaha menghilangkan pikiran tersebut.
"Aku tahu," ucap Steven.
Kimberly kembali mendongak menatap sang suami, Tentu saja dia tahu kalau suaminya tidak mungkin tahu, tapi dia merasa terhibur akan kepercayaan yang diberikan oleh sang suami, kepercayaan yang sangat besar hingga menyentuh titik hati terdalam Kimberly yang membuatnya berkaca-kaca.
Mobil pun tiba di parkiran, lalu Steven menggendong sang istri ke dalam kamar, membantu Kimberly mandi dan menggunakan pakaian.
Setelah selesai, Kimberly langsung meringkuk di tempat tidur, Steven hendak menemaninya, tetapi Kimberly menggelengkan kepalanya dan berkata, "aku tahu kau meninggalkan banyak pekerjaanmu untukku. Selesaikanlah dulu, aku baik-baik saja."
Steven terdiam sesaat menatap sang istri sebelum mengangguk pelan dan segera mematikan lampu kamar.
Steven lalu keluar dari kamarnya, mendapati sang asisten telah menunggunya di depan pintu kamar.
"Sampaikan di ruang kerja!" Perintah Steven sambil berjalan ke ruang kerja diikuti oleh sang sistem.
"Apa yang terjadi?" Steven bertanya sambil duduk di sofa, diikuti asistennya yang duduk di hadapan Steven.
Sang asisten lalu menceritakan segala sesuatu yang terjadi, hingga membuat kening Steven berkerut.
"Kau bilang mereka mengatakan Kimberly tidur dengan pria?" Tanya Steven.
"Ya, Saya sudah berusaha menyelidiki CCTV pada tahun itu, tetapi karena hotel itu sudah tidak beroperasi lagi selama lebih dari 5 tahun, maka tidak ada lagi jejak yang ditinggalkan. Meski begitu, Saya pasti akan berusaha mendapatkan buktinya," ucap sang asisten.
"Cari tahu tentang pria yang dikatakan tidur bersama Kimberly itu, dia adalah kunci dari masalah ini," ucap Steven dengan sorot muka yang dingin, bisa-bisanya istrinya yang bertemu dengannya dalam keadaan gadis kini dirumorkan telah tidur dengan seseorang di masa lalu.
"Baik Tuan," jawab sang asisten segera meninggalkan ruang kerja Steven.
Steven terdiam dengan pandangan yang begitu gelap, dia harus segera membersihkan nama baik sang istri sebelum nanti trauma istrinya bertambah lebih parah gara-gara memikirkan terlalu banyak masalah.