Isekai Slime? Reinkarnasi Ke Dunia Lain

Isekai Slime? Reinkarnasi Ke Dunia Lain

Bab 1 : Prolog

Sion. Jangan melawan ya, dengan begitu maka, kau akan aman.

Hal yang mereka katakan. Itu semua, sebuah kebohongan. Jika aku tak melawan maka aku akan aman? Hahahaha! Bodoh! Bodoh sekali!

Sekarang lihatlah! Aku di hajar habis-habisan oleh anak-anak orang kaya ini. Siapa yang mau menolongku?!

"Kenapa kau diam saja? Menangis lah govlok!"

Anak orang kaya itu, menendang wajahku menggunakan kakinya. Dan yang lain, menahanku dengan tangan mereka. Membuatku tak bisa bergerak.

"Lihat teman-teman. Anak miskin, dan tak berguna ini. Mari kita lihat, sampai kapan dia akan bertahan... Hahahaha!"

Aku mendengar jelas, semua tawa mereka. Senang? Mereka sangat senang melakukan ini padaku. Namun, jika aku yang melakukan ini pada mereka, bagaimana?

Oh jelas! Mereka pasti akan menggunakan kekuasaan orang tuanya, yang berduitlah yang menang. Itulah kenyataannya.

Tapi, jika sudah begini. Aku sudah tak perduli lagi.

Aku menggunakan sisa tenagaku, untuk memukul orang disampingku. Membuatnya merasakan sakit diwajahnya.

"Bos William! Tolong!"

"Kau! Beraninya kau melakukan itu pada temanku!"

Lalu begitu juga dengan yang satunya, mereka berdua mengeluarkan darah dari hidungnya.

"Kau akan menerima akibatnya!"

Anak orang kaya itu, yang dipanggil—William. Memulai menyerang dengan tinjunya, yang mana berhasil kutangkap.

"William Yorda, kan? Aku sudah tak perduli, bahkan jika mati disini. Setidaknya aku akan membuatmu merasakan apa yang kurasakan."

"Apa-apaan kau ini! Kau pikir kau bisa meng—"

Sebelum kalimatnya selesai, tinjuku sudah kudaratkan di wajahnya. Ia tersandar ke dinding, memegangi wajahnya.

"Wajahku! Kau! Awas saja!"

William mencoba untuk lari. Namun, ia terjatuh karena kakinya di tarik temannya.

"Bos William! Jangan tinggalkan kami!"

"Bodoh! Siapa perduli dengan kalian, yang terpenting adalah nyawaku!"

Bodoh, sungguh bodoh. Dengan begitu sudah tak ada jalan keluar untukmu.

Kedua temannya itu memeganginya dengan erat, membuat William makin mengamuk mencoba melepaskan kakinya.

"Sialan! Lepaskan aku!"

"Jika kami terluka, maka kau harus merasakannya juga! Ini salahmu!"

Aku menendang wajah William saat ia masih tak bisa bergerak, karena kakinya di pegangi.

"Teruskan Sion! Kau memukul kami dengan keras, tapi dia bahkan belum mengeluarkan darah!"

"Diam bodoh, setelah aku selesai dengannya. Maka, selanjutnya giliran kalian."

Mereka berdua terdiam, sedangkan aku masih memukuli wajah si William. Orang ini harus di beri pelajaran.

Pukulan demi pukulan di daratkan, membuat memar diwajahnya. Pukulan terakhir dengan semua tenagaku. Yang mana berhasil membuatnya memuntahkan darah segarnya.

"Uhuk!"

William menatapku tajam, amarah terlihat di wajahnya. "Sion! Lihat saja, aku tak akan mengampunimu!"

Mendengar itu membuatku ingin tertawa. "Kau? Ingin melawanku? Hahahaha! Sayang sekali, kau telah kehilangan kesempatan itu."

Aku menginjak kaki William yang sedang di pegangi oleh teman-temannya.

Krakk!

"Aghhhhhhkkk! Sakit! Sakit!"

Kedua temannya itu melepaskan pegangannya, dan mundur dengan sedikit takut. Terdengar jelas suara retaknya tulangnya, dan saat ini William tak bisa melarikan diri lagi.

"Ada apa, William? Kau takut?"

"Kau! Lihat saja kau past—"

Bugh!

Tendangan kudaratkan di wajahnya. Membuatnya terdiam, menahan rasa sakitnya.

Ahhh aku bosan.

Aku menarik kaki William.

"Hei! Tunggu! Apa yang kau lakukan!"

Satu... Dua... Tigaa!

Tepat setelah hitungan ke tiga, aku melemparkan tubuh William ke jendela. Karena saat ini, kami berada di gedung yang sangat tinggi.

"SIALAN!"

Setelah beberapa saat menikmati pemandangan berdarah itu, aku sendiri melompat kebawah.

Hahaha! Ini akhirnya! Aku bebas, aku tidak menyesalinya.

Setelah itu, semuanya menjadi gelap. Aku tak mengingat apapun.

...---...

Aku merasakan angin berhembus pelan, dingin menerpa kulitku. Dan aku juga merasakan ada rumput yang bergoyang disekitarku, terasa geli saat mereka menyentuh kulitku.

Perlahan aku membuka mataku, melihat langit yang tertutup pepohonan lebat. Aku bangun dari posisiku.

"Di mana ini," ucapku, sambil melihat sekeliling.

Penuh dengan pohon. Suasana terasa damai, hanya angin berhembus dan suara dedaunan.

Tak bertahan lama ketenangan itu, tiba-tiba terdengar suara keras, yang membuatku menengok. Burung-burung berterbangan, tanda akan ada yang datang, sesuatu yang besar, kuat, dan berbahaya.

Melihat monster itu, hal pertama yang kupikirkan adalah.

Dinosaurus?

Bukan, itu hanya terlihat mirip. Yang ini lebih seperti monster yang memiliki tubuh mirip T-rex. Aku bangkit dari tempatku, mencoba melarikan diri.

Dengan sekuat tenaga berlari menjauhi monster itu.

Huhh... Huh... Huh...

Setelah beberapa saat, aku menemukan tempat persembunyian. Sebuah gua yang lumayan muat untuk kumasuki. Gua ini tertutup pepohonan, seakan ada pemiliknya, yang sengaja menutupi gua ini.

Apapun itu, yang terpenting selamatkan diri terlebih dahulu.

Aku dengan cepat memasuki gua itu, di dalamnya gelap. Namun, ada yang bersinar. Itu... Sebuah batu? Atau berlian?

"Tidak-tidak, mana mungkin ada berlian disini. Tapi monster itu tadi, sebenarnya apa?"

Memikirkannya saja membuatku agak merinding, dan tepat saat itu ada sesuatu yang menyentuhku dari belakang.

"Aghhhhhhhh!" teriakku, kaget.

Setelah melihat kebelakang, oalahh itu cuma Slime. Eh... Slime?

Monster... Batu berkilau, dan Slime. Jangan-jangan ini Dunia lain.

"Tebakanku mungkin saja benar, hei Slime kecil. Tempat apa ini... Dan benda apa itu?"

"..."

Tiada jawaban, dengan bodohnya aku mengajak Slime bicara. Apa sih, yang kupikirkan.

Slime ini bersembunyi disini juga, sepertinya dia juga takut dengan monster tadi.

"Slime kecil yang malang, kau pasti ketakutan ya," ucapku sambil mengelus-elus Slime itu.

Aku menghabiskan waktu lama, bersama Slime itu. Tidak terasa kami jadi semakin dekat. Waktu yang kami habiskan sepertinya tidak sampai sehari, karena monster itu sudah pergi, dan kami akhirnya bisa keluar.

Langit berwarna jingga, terlihat di celah-celah pepohonan. Menandakan sudah sore.

"Akhirnya... Badanku pegel-pegel."

Aku meregangkan tubuhku, karena terlalu lama duduk membuat tubuhku jadi sedikit kaku. Dan tepat saat itu juga terdengar suara dari perutku.

Sudah jelas, itu tanda kalau aku lapar.

Aku memegangi perutku, memikirkan apa yang bisa kumakan. "Aduhh, tidak ada makanan disini."

Slime itu kemudian menuju ke semak-semak, dan mengambil beberapa daun untuk diberikan padaku.

"Eumm. Terima kasih, tapi aku tidak makan daun."

Aku mendekati Slime itu, sedikit heran. Kira-kira Slime ini kupanggil apa ya.

"Hei. Slime kecil, kau itu betina atau jantan?"

Eh pertanyaan apa itu tadi, memangnya Slime punya gender?

"Aku betina."

Mendengar suara itu, aku terdiam beberapa saat.

"Eh... Slime bisa bicara!"

"Diam-diam, harusnya yang terkejut disini adalah aku. Aku sendiri bingung kenapa aku bisa bicara."

Ini aneh sekali. Dunia macam apa ini sebenarnya.

"Kalau begitu... Kupanggil Lise saja, bagaimana? Kurasa itu cocok denganmu."

"Tidak buruk, aku menyukainya."

Setelah selesai berbicara ia melompat, tubuhnya dipenuhi cahaya, yang kemudian berubah menjadi berbentuk manusia.

"Bagaimana? Apakah penampilanku cantik?"

Aku terdiam, tak bisa mengatakan apapun.

Terpopuler

Comments

story

story

Jujur saja ya Ichi, aku kurang bisa bayanginnya. /Sweat/

2025-02-08

1

Quinnela Estesa

Quinnela Estesa

slime belum jadi manusia seharusnya engga bisa sih kayak gitu. kalo udh jadi punya wujud manusia kayaknya logis dia minta pengakuan.

2025-03-09

0

Mizuki

Mizuki

nah, di sini, w kasih tau cara transisi yang baik, harusnya kau pakek membuka mata gimaya

semua gelap, aku tak ingat apa pun setelahnya

*****

aku membuka mata... bla... bla... bla

2025-01-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Makan Di Kedai
3 Bab 3 : Slime Cantikku
4 Bab 4 : Guild
5 Bab 5 : Ujian Lise
6 Bab 6 : Pengawas Vena
7 Bab 7 : Hadiah Kecil
8 Bab 8 : Pemberat, Peringan
9 Bab 9 : Lise Vs Monster Besar
10 Bab 10 : Kencan
11 Bab 11 : Berita
12 Bab 12 : Rasa Sakit
13 Bab 13 : Ikatan
14 Bab 14 : Dragon
15 Bab 15 : Peninggalan Raja
16 Bab 16 : Liana Dragonist
17 Bab 17 : Putri Thivaani
18 Bab 18 : Lampaui
19 Bab 19 : Sujud!
20 Bab 20 : Perasaan Liana
21 Bab 21 : Sebegitu Nyamannya, kah?
22 Bab 22 : Menuju Turnamen
23 Bab 23 : Guil Arc
24 Bab 24 : Trisstan Kalah?
25 Bab 25 : Arc Heart
26 Bab 26 : Apa??
27 Bab 27 : Kudapatkan [End Bagian 1]
28 Bab 28 : Prolog 2
29 Bab 29 : Badai Gelap Terlihat
30 Bab 30 : Turning Point
31 Bab 31 : Demon Queen?
32 Bab 32 : Nano Aethna
33 Bab 33 : Alice Aethna
34 Bab 34 : Runeweavers
35 Bab 35 : Kekhawatiran Liana, Kebingungan Matsuri
36 Bab 36 : Rahasia Besar Terungkap
37 Bab 37 : Zarudac
38 Bab 38 : Percayalah Padaku! [End Bagian 2]
39 Bab 39 : Prolog 3
40 Bab 40 : Sedikit Khawatir
41 Bab 41 : Medan Perang Kuno
42 Bab 42 : Rencana Yang Bagus
43 Bab 43 : Sejarah Babylonia
44 Bab 44 : Aku Merindukanmu
45 Bab 45 : Benua Viva - Mizuki Midgar
46 Bab 46 : Leywin Vs Mizuki!
47 Bab 47 : Mizuki Memasuki Medan Perang Kuno
48 Bab 48 : Artefak
49 Bab 49 : Lantai Dua Babylonia
50 Bab 50 : Kaisar Peri Es
51 Bab 51 : Qulsue
52 Bab 52 : Sanctum Igneus
53 Bab 53 : Lautan Kesadaran
54 Bab 54 : Langit Merah
55 Bab 55 : Itu Bukan Aku! Bukan!
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Makan Di Kedai
3
Bab 3 : Slime Cantikku
4
Bab 4 : Guild
5
Bab 5 : Ujian Lise
6
Bab 6 : Pengawas Vena
7
Bab 7 : Hadiah Kecil
8
Bab 8 : Pemberat, Peringan
9
Bab 9 : Lise Vs Monster Besar
10
Bab 10 : Kencan
11
Bab 11 : Berita
12
Bab 12 : Rasa Sakit
13
Bab 13 : Ikatan
14
Bab 14 : Dragon
15
Bab 15 : Peninggalan Raja
16
Bab 16 : Liana Dragonist
17
Bab 17 : Putri Thivaani
18
Bab 18 : Lampaui
19
Bab 19 : Sujud!
20
Bab 20 : Perasaan Liana
21
Bab 21 : Sebegitu Nyamannya, kah?
22
Bab 22 : Menuju Turnamen
23
Bab 23 : Guil Arc
24
Bab 24 : Trisstan Kalah?
25
Bab 25 : Arc Heart
26
Bab 26 : Apa??
27
Bab 27 : Kudapatkan [End Bagian 1]
28
Bab 28 : Prolog 2
29
Bab 29 : Badai Gelap Terlihat
30
Bab 30 : Turning Point
31
Bab 31 : Demon Queen?
32
Bab 32 : Nano Aethna
33
Bab 33 : Alice Aethna
34
Bab 34 : Runeweavers
35
Bab 35 : Kekhawatiran Liana, Kebingungan Matsuri
36
Bab 36 : Rahasia Besar Terungkap
37
Bab 37 : Zarudac
38
Bab 38 : Percayalah Padaku! [End Bagian 2]
39
Bab 39 : Prolog 3
40
Bab 40 : Sedikit Khawatir
41
Bab 41 : Medan Perang Kuno
42
Bab 42 : Rencana Yang Bagus
43
Bab 43 : Sejarah Babylonia
44
Bab 44 : Aku Merindukanmu
45
Bab 45 : Benua Viva - Mizuki Midgar
46
Bab 46 : Leywin Vs Mizuki!
47
Bab 47 : Mizuki Memasuki Medan Perang Kuno
48
Bab 48 : Artefak
49
Bab 49 : Lantai Dua Babylonia
50
Bab 50 : Kaisar Peri Es
51
Bab 51 : Qulsue
52
Bab 52 : Sanctum Igneus
53
Bab 53 : Lautan Kesadaran
54
Bab 54 : Langit Merah
55
Bab 55 : Itu Bukan Aku! Bukan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!