Menanggung Beban Orang Tua Toxic

Ema tidak menyangka jika dia dan Grey akan berada di kota X selama tiga hari lamanya dari waktu yang dia tentukan

Dan selama itu juga Ema mendapat pelecehan dari pria itu, Grey selalu memaksanya untuk melakukan hubungan badan bahkan dengan cara yang tidak pernah dia pikirkan

Tubuh Ema enggan keluar dari bawah selimut pandangannya yang kadang kosong dan entah kemana

setelah Grey merebut harta yang dia jaga, sebagian rencana yang dia bangun di masa mendatang hilang begitu saja

Dia belum kembali juga, syukurlah dia membuat ku muak dengan semua yang dia lakukan. Ema bergumam dalam hatinya tubuhnya pun masih terasa lelah

Semalaman Grey menggumulinya seakan tidak pernah puas di tambah tubuh Grey tidak sebanding dengan tubuh mungilnya membuat Ema kadang tidak bisa mengimbangi Grey

“Aku gerah…”. Keluh Ema

Jam sudah menunjukan jam 11 siang dan dia masih saja di kamar dia hanya akan keluar untuk makan malam dan menemani Grey jalan-jalan di sore hari

Pikirannya yang terlalu rumit membuat dia hampir melupakan sesuatu, kedua adiknya dia belum memasitkan kedua anak itu ya meski Leo adalah anak yang mandiri

“Sebaiknya aku menghubungi Michell dan juga Dean, aku tidak bisa mengawasi kedua adik ku jika begini terus”.

Ema menekan nomor Michell di sana sudah lama dia tidak menghubungi sahabatnya itu juga “Halo Michell”

“Hmm”. Terdengar nada ketus dari sana “Baru ingat dengan teman mu ini hmm? Sudah jadi wanita karir ya”

“Maaf Michell, bukan maksud ku mengabaikan mu”. Aku benci pekerjaan ku

“Ah baiklah aku mengerti”. ucap Mihell ‘Ada apa? Kau masih do kota X”

“Benar, masih ada pekerjaan di sini dan akupun tidak tahu sampai kapan”. ucap Ema, sebagai ornag yang sudah lama berteman dengan gadis itu Michell menyadari sesuatu hal

“Apa kau tidak apa? Kau sehat?”. tanya Michell dengan na da yang sangat khawatir “aku tidak sungguhan dengan perkataan ku tadi”.

”Tidak apa, hanya saja aku bisa minta tolong satu hal?”

“Iya”

“Bisakah kau menjenguk kedua adk ku, aku belum bisa memastikan akan pulang dalam waktu dekat”

Michel mengangguk dari ujung sana hanya saja hati gadis itu merasa ada satu hal yang salah dari Ema

“Baiklah Ema santai saja aku akan menjenguk mereka, dan memastikan mereka baik-baik saja”.

“terimakasih”. ema mematikan ponselnya begitu saja dia tidak ingin berbicara banyak hal dengan orang terdekat-nya

Merasa kotor tentu saja begitu dia perlu menetralkan pikiran dan hatinya agar dia bisa bersikap biasa saja ketika berhadapan dengan orang lain terutama orang terdekatnya dia

Ema menarik pakaiannya yang teronggok di bawah lantai tubuhnya begitu gerah dan lengket

Pintu Terbuka.

“Mau kemana?”. Tanya Grey membawa kantong plastik berisi makanan

“Mandi”

Grey tersenyum miring dia mendorong gadis itu kembali ke ranjang mulai mencium bibir Ema berulang kali, lalu kembali ke leher jenjang gadis itu menghirup bau tubuh Ema yang menjadi candu baginya

“Biarkan saya mandi pak, saya lelah”. Ujar Ema dia tidak mendorong pria itu hanya bercap dari bibirnya saja karena jika dia melakukan perlawanan sedikit saja Grey akan semakin menghabisinya

“hmm”. Ujar Grey tanpa mengindahkan perkataan Ema, saat melihat gadis itu berjongkok tanpa pakaian tubuhnya memanas begitu saja “Apa kau punya sihir hmm?”. Tanya Grey masih dengan menciumi leher gadis itu

Kemerahan di leher Ema bahkan belum menghilang juga tapi pria itu seakan tidak tahan untuk tidak mengecup-nya kembali

“Ah…”.Satu erangan akhirnya lolos dari bibir mungil Ema membangkitkan hasrat dalam diri Grey, pria itu melucuti pakaian lalu mengangkat Ema ke atas meja

Ema hanya bisa berdiam diri tanpa emlawan pria itu menginginkannya dan dia harus menuruti semuanya, ini sudah kesekian kali mereka bercinta rasanya tidak lagi sakit

“Kita main sebentar, aku akan membantu mu mandi nanti”. ucap grey mencium pipi Ema dengan gemas

Tubuh Ema merespon perbuatan Grey membuat Ema bahkan membenci dirinya sendiri karena ikut menikmati permainan pria itu

“Emh…”. Ema meringis merasakan sesuatu yang kembali masuk kedalam tubuhnya, sudut matanya kembali berair karena apa yang di lakukan grey kepadanya penghinaan itu rasa sakitnya masih tetap sama meski tubuhnya berkata lain

Sampai beberapa menit Grey selesai dengan tubuh gadis itu dia mencium kening Ema dia menyukai apa yang dia lakukan. “terimakasih sayang”.

Grey menggendong gadis itu kedalam bathroom dia memandikan Ema, bahkan cenderung memnajakan gadis itu menggosok tubuh Ema tanpa berniat meniduri gadis itu lagi di sana

“Kenapa kau berpaling begitu, tatap aku”. Grey merasa sedikit kesal setiap kali gadis itu di bantu Ema selalu menatap tembok

“Saya bisa sendiri pak, kenapa anda melakukan ini? Ini bukan keinginan anda kan”. Ucap Ema nada sedihnya tidak berubah membuat hati Grey berdesir “Ahk!”. teriak Ema kesakitan kala Grey mencengkram dagunya

“Apa kau memaksa mu melayani ku?”. Tanya Grey dengan nada tinggi, ema hanya menggeleng jika sudah marah begini gadis itu hanya bisa bersandirawa saja

“Saya hanya tidak ingin menyusahkan anda, saya baik-baik saja”. Ema menempelkan kedua tangannya di dada bidang Grey “anda tidak ingin ikut mandi? Anda kan juga butuh… ehmm”. nada suara Ema yang sedikit menggoda

Grey tersenyum picik dia menyukai cara ema meredakan emosinya, pria itu ikut masuk ke dalam Bathub air yang hangat dengan aroma terapy cukup membuat kedua insan itu relax

Kedua tangan grey kini memeluk Ema dari belakang sembari menepelkan kepalanya di pundak Ema, berada di dekat Ema membuat pria itu menunjukan beberapa hal yang bahkan dia sendiri tidak mengerti

Gadis ini, aku tidak akan membirkannya berada bersama dengan orang lain, bahkan jika kami tidak memiliki status apapun

“Pak… kapan kita akan pulang?”. Tanya Ema mulai jenuh “Banyak pekerjaan kantor yang akan kita selesaikan”.

“Besok”

‘Tapi anda sudah mengatakan itu dua hari yang lalu”. Aku tidak ingin bertemu dengan beberapa jam saja

“Entahlah aku nyaman seperti itu”. Ujar Grey mempererat pelukannya pada gadis itu “oh ya sebelum pulang aku ingin kau mengerti satu hal”

Ema mengangguk dia menoleh pada Grey yang ada di belakangnya pria itu masih bergelayut manja

“Aku tidak ingin tahu orang tentang ini, ya tentang apa yang kita lakukan”. Grey tersenyum menciumi wajah gadis itu “Aku sungguh ingin kau berada di sisi ku, tapi biarlah hanya kita yang tahu kau akan menjadi orang yang spesial bagi ku dengan cara ku”

“Maksud anda?”. ema bahkan tidak mengharapkan apapun lagi

“Kita adalah pasangan kekasih, dan berhenti memanggil ku pak ketika kita sedang berdua”

Pasangan kekasih apa maksud mu, aku tidak merasa seperti itu. “Apa karena kita melakukan hubungan badan?”

“Emh anggap saja begitu”.

Aku lebih merasa ini seperti penjara, dan aku hanya wanita simpanan mu