Siang hari di kios bunga
"Nek, sudah waktunya pulang!
" ujar Shella.
"Iya Shel !" nenek Shema mulai mengemasi barangnya.
"Nenek pulang dulu ya Sel".
"Iya Nek hati-hati!"
"Kamu harus pulang juga, istirahatlah jangan bekerja terlalu keras."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alap Alap Jagat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal Bersama
Berta dan Nenek Shema sudah janjian untuk mengunjungi Shella karena hari ini dia berhasil menjual begitu banyak bunga sehingga Nenek Shema mendapatkan keuntungan yang besar.
"Berta, antarkan aku ke rumah gadis itu.
Dia benar-benar gadis pembawa keberuntungan untukku."
"Baik Nek, akan aku antarkan kerumah Shella. Nenek beruntung mempekerjakan dia di kios Nenek.
Shella memang bekerja sangat keras dan giat."
"Iya, dia wanita yang hebat.
Berkat dia kiosku berkembang dan semakin banyak pelanggan yang datang .
Nenek Shema dan Berta menuju ke rumah Shella dengan mobil yang di bawa Berta.
Berta termasuk sahabat Shella yang berkecukupan.
Tapi Berta sangat senang berteman dengan Shella, karena berkat Shella yang mengajarkannya tentang pelajaran kuliah nilainya semakin bagus.
Shella juga bisa belajar sambil mengajarkan Berta.
Mereka berteman tanpa memandang status sosial.
Saat mereka sampai dirumah gadis itu,Berta kaget karena begitu banyaknya mobil yang berhenti di depan rumah Shella.
"Kenapa ramai sekali mobil berhenti di depan rumah Shella, Berta?
" Tanya Nenek Shema.
"Aku juga tidak tahu Nek,Shella tidak mengatakan kalau ada acara atau tamu yang datang."
Mereka turun dari mobil dan melihat beberapa orang yang berdiri di dekat pintu.
Berta mulai curiga ada sesuatu yang tidak beres dengan rumah sahabatnya.
"Nek, tunggu aku di dalam mobil."
"Ada apa Berta?", Nenek Shella mulai ketakutan.
Berta mengunci pintu dari luar dan memanggil beberapa orang untuk minta tolong dan menunjuk ke arah rumah Shella.
Beberapa warga dan masyarakat melihat ke arah rumah Shella dan menghubungi polisi untuk meminta bantuan.
Setelah menunggu beberapa menit polisi datang.
Suara sirine mobil polisi membuat pria yang ada di pintu langsung masuk ke dalam rumah.
"Bos, ada polisi sebaiknya kita harus pergi secepatnya."
Mereka semuanya satu persatu meninggalkan rumah Shella.
"Ingat, aku akan menanyakan pria itu nanti.
Aku akan menanyakan kepadamu persiapkan dirimu."
Ancaman pria yang di panggil Bos tadi.
Saat polisi datang dan masuk ke dalam rumah. Polisi melihat Shella yang masih duduk di lantai dengan air mata.
Berta dan Nenek Shema ikut masuk ke dalam dan kaget melihat isi rumah Shella berserakan dan melihat gadis itu duduk di lantai dengan air mata di pipi.
"Shell..kamu baik-baik saja?
" Berta dan Nenek Rosi menanyakan keadaan Shella,,Mereka memeluk gadis itu yang terlihat ketakutan.
Polisi terus menelusuri setiap sudut rumah Shella untuk mencari petunjuk atau jejak dari pelaku yang masuk ke dalam rumah gadis itu.
Setelah semuanya tenang, Shella memberikan keterangan kepada polisi mengenai kejadian yang terjadi.
Tapi ada bagian yang tidak di ceritakn Shella mengenai perihal orang itu datang mencari Willy.
Shella tidak mau masalah ini panjang dan melibatkan Willy.
Shella hanya tahu Willy korban pembunuhan dan dia merasa kasihan dengan pria itu.
Setelah memberikan keterangan kepada polisi Shella diminta Nenek shema untuk tinggal dengannya saja.
Nenek Shema merasa khawatir membiarkan Shella sendirian.
"Nak, tinggallah bersamaku. Aku juga tinggal sendirian, aku takut melihatmu akan dicelakai oleh orang-orang itu."
"Benar Shella, lebih baik kamu tinggal bersama Nenek Shema .
Mereka tidak akan tahu kalau kamu tinggal dirumah Nenek."
Shella merasa terharu karena dia masih memiliki orang peduli kepadanya setelah kepergian orang tuanya.
"Baiklah, aku akan tinggal bersama Nenek.
Terima kasih kalian masih peduli denganku. Aku menyayangi kalian berdua.
" Mereka berpelukan.
Berta mengantar Shella dan Nenek Shema kembali ke rumah.
Shella hanya membawa beberapa baju dan sebuah kotak berisi jam tangan yang ditinggalkan Willy.
"Bos, kami belum mendapatkan informasi dari wanita itu.
Dia tidak mau mengatakannya dan polisi lebih dulu datang."
"Sial! Kita kehilangan dia lagi.
Terus cari informasi dari gadis itu.
Jangan biarkan Willy hidup dengan nyaman.
Dia harus mati di tangan kita."
Semua anak buahnya menunduk mendengar umpatan kemarahan dari Bos mereka.
Seseorang menginginkan kematian dari ketua geng mafia itu.
Willy kini tengah sibuk melihat anak buahnya memindahkan kokain kedalam sebuah sepatu yang akan di kirim ke luar Meksiko.
Kokain sengaja di masukkan ke dalam sepatu agar tidak diketahui oleh pihak kepolisian.
Selama ini Willy selalu mengirim barang-barangnya melalui penyamaran dalam pengiriman.
Mulai menyimpannya dalam boneka, kemasan makanan hingga perabot rumah tangga.
"Jack,apa semua barang sudah siap dikirim?", tanya Willy
“Sudah Bos, kita tinggal mengirimnya 10 menit lagi.
Uangnya sudah masuk kerekening."
“Baiklah. Bagaimana dengan Willshen? Apa dia masih membuat ulah lagi?".
"Tidak Bos, dia saat ini lebih banyak dirumah bersama Nyonya.
Dia juga jarang keluar rumah karena mukanya masih belum pulih "
"Terus awasi dia. Jangan membuat masalah yang membuat semuanya kacau."
"Baik Bos."
Willy kembali melihat semua kotak-kotak sepatu yang berjejer dihadapannya.
Kotak sepatu yang berisikan kokain dengan jumlah yang banyak.
Setelah semua barang terkirim, Willy kembali merasakan nyeri di bagian perut bekas luka tembakan.
"Bos, baju anda berdarah."
Jack menunjuk kearah jas Willy yang terkena noda.
Willy berjalan menuju ruangan kerjanya dan membuka jas serta kemeja yang sudah berubah warna menjadi merah.
"Jack bantu aku ambilkan kotak obat,,Aku akan mengganti perbannya."
"Apa tidak sebaiknya kita ke rumah sakit Bos,Dokter Ana bisa mengobatinya."
Willy memberikan tatapan tajam kepada Jack.
Pria itu segera menunduk karena dia salah bicara dan menyebut nama Dokter Ana.
Willy tidak menyukai Ana yang selalu mengejarnya.
Ana merupakan adik dari sahabatnya Santos.
Ana sangat menyukai sahabat saudaranya sendiri dan selalu mengejar cinta Willy.
Willy tidak pernah menyukai Ana dan selalu menghindar dari wanita itu.
Jack memberikan kotak obat dan melihat luka tembak Willy kembali berdarah karena Willy tidak istirahat dan meminum obat yang telah di belikan oleh Shella.
Saat mengganti perban, Willy teringat kembali dengan sosok wanita bernama Shella.
Dia baru ingat kalau dia telah mengambil ponsel wanita itu tanpa memberitahunya.
"Jack, belikan aku sebuah ponsel terbaru dan kamu suruh seseorang mengantarkannya ke Queretaro.
Nanti aku berikan alamatnya."
Jack yang memperhatikan Bosnya semenjak pulang dari Queretaro sedikit berubah.
Willy seperti memiliki dua kepribadian dalam tubuhnya.
Jack langsung meminta seeorang untuk mengantarkan ponsel keluaran terbaru sesuai perintah Bosnya.
Saat malam tiba,Willy yang berada di ruang kerjanya mendapatkan kabar dari Jack bahwa alamat yang di berikan oleh Willy tidak ada penghuninya.
"Apa maksudmu Jack kalau wanita itu tidak ada disana?".
“Iya Bos, anak buah kita sudah sampai dirumah itu.
Tapi tidak ada satupun orang di dalam rumah."
"Coba cari informasi kemana wanita itu pergi."
Willy melempar ponselnya di atas meja yang dipenuhi dengan kertas kerjaannya.
Willy merasa bersalah karena terlambat mengetahui keberadaan Shella dan terlambat mengembalikan ponsel yang telah di ambilnya.
"Kemana kamu Shell? Apa kamu baik-baik saja?",gumam Willy dalam hati.
Willy dalam kegundahan hatinya menunggu kabar dari anak buah yang mencari informasi mengenai keberadaan Shella, gadis yang rela membantunya dan merawatnya dalam keadaan sekarat.
Willy terus memperhatikan setiap foto Shella dari ponsel milik gadis itu yang tidak pernah di tinggalkannya.
Willy selalu membawanya kemanapun dia pergi.
"Shell, senyummu kenapa terus terbanyang.
Aku bisa segera melupakan pengkhianatan Beggi setelah melihat bagaimana kamu berjuang untuk hidup"
Willy berbicara sendiri dengan dirinya sambil memperhatikan setiap foto keceriaan Shella saat berjualan bunga.
Tok...
Tok.. Tok..
Jack menemui Willy yang sibuk melihat foto Shella.
Jack sudah mendapatkan informasi dari anak buah yang di tugaskan untuk mencari keberadaan Shella.
"Masuk Jack. Apa kamu sudah mendapatkan informasi nya"Sudah Bos."
“Ceritakan, apa yang terjadi.
"Willy meletakkan ponsel milik Shella dan melihat Jack yang berdiri di depan meja kerjanya.
"Nona Shella yang anda cari sudah tidak tinggal disana Bos.
Menurut warga sekitar, rumah Nona Shella di datangi oleh beberapa orang pria menggunakan mobil dan berpakaian hitam.
Mereka merusak isi rumah Nona itu dan mengacak-acaknya."
Willy mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
Apa yang dicemaskannya terjadi.
Willy terus mendengar penjelasannya dari orang kepercayaannya itu.
"Menurut tetangga Nona Shella itu pergi setelah kejadian itu dengan menangis dan ada bagian merah bekas tangan seseorang di bagian rahangnya.
Tapi polisi sudah mengambil alih kasus ini dan di nyatakan bukan perampokan karena tidak ada barang yang hilang menurut pengakuan Shella.
Brakkkk!!!!
Willy memukul meja setelah mendengar kalau Shella mendapatkan perlakuan kasar dan meneteskan air mata.
Willy merasa bersalah karena melibatkan Shella ke dalam pusaran dunia hitamnya.
"Maaf Bos, kalau boleh tahu.
Apa Nona Shella ini yang menyelamatkan anda?
"Iya Jack dia yang menyelamatkan nyawa saya dan memberikan obat dengan hasil kerjanya sampai tengah malam.
Jack kita harus berangkat ke Queretaro sekarang juga.
Siapkan mobil dan bawa beberapa anak buah saja."
Willy meninggalkan ruang kerjanya menuju kamarnya.
Willy mengganti baju dan mengambil senjatanya yang di simpan di balik jaket yang di gunakannya.
"Mobil sudah siap Bos".
Willy berjalan diikuti oleh Jack dari belakang.
Mereka hanya membawa satu mobil anak buah yang berisikan 5 orang.
Willy tidak mau mereka terlihat mencolok di kota kecil itu apalagi di hadapan Shella yang tidak mengetahui siapa sebenarnya Willy Sandros.
"Mudah-mudahan kamu sudah menjual jam tangan yang aku tinggalkan dan kamu bisa melunasi semua hutangmu.
" Ucap Nick dalam hati sambil melihat ke arah jendela mobil.
Baru setengah jam perjalanan Willy mendapatkan telepon dari Willshen kalau ibunya pingsan.
"Kak... Kak... tolong Ibu.
Ibu tiba-tiba saja pingsan.
Cepat datang kesini Kak."
Willshen menghubungi Willy sambil menangis dan kehilangan akal.
"Kamu tenang, apa kamu sudah menghubungi dokter? Atau kamu minta pengawal membawa Ibu kerumah sakit secepatnya.
JANGAN MENANGIS BODOH!" Umpatan Willy yang kesal karena adiknya hanya bisa menangis tanpa tanggap menyelamatkan ibunya.
"Jack putar balik.
Ibuku masuk rumah sakit.
Segera tambah kecepatan".
Willy terlihat cemas karena semenjak kematian ayahnya, Willy begitu menjaga Ibunya sesuai permintaan sang ayah yang mencintai Ibunya.