NovelToon NovelToon
Pemilik Hati Eliza

Pemilik Hati Eliza

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: erulia

Eliza yang belum move on dari mantan tunangannya-Aizel- menikah karena dijebak oleh Raiyan yang merupakan ipar tiri Aizel , sedangkan Raiyan yang awalnya memiliki kesepakatan dengan adik tirinya yaitu Ardini, sengaja melanggar kesepakatan itu demi membalas dendam pada Ardini.

"Kesepakatan Kita hanya sebatas kau membuat nya jatuh cinta, lalu meninggalkannya setelah Aku dan Aizel menikah, Kau melanggar kesepakatan Kita Raiyan. " ~Ardini

"Tapi di surat perjanjian itu juga tidak ada larangan kalau Aku mau menikahinya."
~ Raiyan

akankah kisahnya berakhir indah? akankah Eliza kembali pada Aizel setelah mengetahui semua fakta yang selama ini Raiyan sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Hampir mati

Raiyan kembali ke kantornya dan sempat menelepon Aizel untuk memberitahukan bahwa siang ini jadwal Aizel yang akan menjemput Eliza, Aizel yang mendapat berita gembira itu pun langsung bersemangat seketika.

Raiyan sengaja memberi celah untuk Aizel dan Eliza sering berduaan agar hal itu membuat Ardini cemburu lalu kinerja nya turun.

Niat awal Raiyan hanya menggunakan Eliza sebagai umpan dan Satu persatu rencana Raiyan berhasil, meeting peluncuran produk baru yang dibatalkan Ardini secara tiba-tiba membuat beberapa pemegang saham kecewa, hal itu tentu akan berpengaruh pada perusahaan, penjualan yang seharusnya terjadwal Minggu depan menjadi terlambat dan mendatangkan kerugian.

Aizel langsung menarik berputar-putar di ruangannya sendiri sambil mencium hpnya berkali-kali. Ia tak ubahnya Aizel lima tahun lalu yang dulu melakukan hal serupa saat Eliza menerima cintanya.

Aizel bahkan mempercepat pekerjaannya agar bisa menjemput Eliza tepat waktu, Aizel tersenyum sepanjang jalan karena sebentar lagi ia akan bertemu cinta pertama nya itu.

Eliza yang tak tahu-menahu tentang rencana Raiyan hanya mengikuti perintah suaminya itu dengan polos, seperti belajar makeup, belajar berenang dan selanjutnya belajar bela diri yang sudah menanti Eliza.

Awalnya Raiyan berencana mendanai kuliah atau kursus yang Eliza inginkan, tapi setelah peristiwa tenggelam di kolam renang Raiyan sadar ada banyak bahaya yang akan mengintai Eliza, bagaimanapun niatnya hanya menggunakan Eliza sebagai umpan, bukan ingin mencelakai Eliza. Seperti hal tak terduga yang akan terjadi hari ini.

Eliza yang biasanya dilatih oleh Ziva, hari ini harus bertukar pelatih karena Ziva terus bolak-balik ke kamar kecil, Eliza pun di ajari oleh seorang pria muda bertubuh kekar, pemuda itu bernama Alex, ia mengajari Eliza dan dua orang lainnya bagaimana teknik pernapasan yang benar, dengan alasan Eliza selalu melakukan kesalahan, pria itu mengizinkan kedua muridnya yang lain untuk bergabung dengan pelatih senior lain.

"Sekarang giliranmu mencoba teknik pernapasannya, lakukan seperti perintahku tadi dan Aku akan menghitung berapa lama Kau bisa menahan napas di dalam air, siap?" tanya pria itu sambil memegang stopwatch ditangannya, Eliza pun bersiap mengambil napas dari mulut lalu ia masuk ke dalam air.

Awalnya Eliza merasa baik-baik saja, tapi setelah mulai kehabisan napas Eliza mencoba keluar dari dalam air, sayangnya sebuah tangan menggenggam tengkuk Eliza dan menekan ke bawah hingga Eliza tak dapat keluar dari kolam.

Eliza panik dan berteriak minta tolong, suaranya sama sekali tak terdengar akibatnya Eliza banyak menelan air kolam, dadanya sesak, Eliza kembali teringat kejadian beberapa hari lalu tapi kali ini terasa lebih menyakitkan karena tangan yang menahan tengkuknya.

untungnya Aizel datang di waktu yang tepat, pria itu mencari Eliza di antara sekumpulan orang yang sedang berenang tapi ia tak menemukan Eliza, Aizel mencari Eliza ke kolam sebelah dan kolam-kolam lainnya, begitu melihat seorang pria sedang berdiri bersamaan dengan seseorang di dalam kolam yang meronta-ronta Aizel segera mendekat.

"Hei!" pekik Aizel kuat mengalihkan perhatian beberapa orang yang ada di kolam sebelah. Aizel melompat dan menendang punggung pria itu.

Pria itu tentu tak ingin tertangkap, ia terpaksa melarikan diri meskipun Eliza belum mati.

Eliza sudah tak punya tenaga untuk sekedar membuka mata, yang ia rasakan seseorang mengangkat tubuhnya dan memukul pipinya berkali-kali sambil memanggil namanya.

Aizel sampai harus melakukan hal serupa seperti Eliza tenggelam dulu.

"Uhuk!" Eliza terbatuk-batuk

"Aizel, Aku takut." tangis Eliza saat membuka mata. beberapa orang berkumpul menyaksikan Eliza yang pingsan.

"Iya, Aku tahu, tenanglah, Kau aman sekarang." Aizel mendekapnya sambil menepuk-nepuk punggung dan mencium pucuk kepalanya.

"Siapa pria itu?" Tanya Aizel lagi.

"Dia adalah salah satu pelatih di sini, tapi kenapa dia harus melakukan hal itu padaku, apa teknik mengajarnya memang harus seperti itu? Aku hampir mati tenggelam dua kali Aizel." ujar Eliza sambil terisak

"Apa yang terjadi tuan?" tanya Ziva setelah mulas perutnya mereda,ia baru saja keluar dari kamar kecil.

"Eliza hampir mati karena di tenggelamkan oleh pelatihnya, kenapa bisa seperti itu?" Pertanyaan itu mengarah pada semua pelatih yang sedang menatap Eliza.

Sudah lepas dari maut mereka datang berkerumun, tadi sewaktu Eliza lemas tak ada satupun yang muncul.

"Tadi perut ku sakit Pak, jadi Aku meminta Alex untuk mengajarkan Eliza, Tiara dan Dina, lalu kenapa Eliza hanya berdua dengan Alex di sini?" jelas Ziva pada seniornya.

"Tiara, kenapa kalian terpisah dari Eliza?" tanya Ziva sekali lagi.

"Tadi kak Alex yang meminta kami bergabung dengan yang lain karena katanya hanya Eliza yang belum menguasai teknik pernapasan dengan benar Kak." jawab Tiara

"Tentu Kalian punya alamat pria itu kan?" Semua pelatih saling berpandangan sebelum akhirnya mengangguk, tentu saja data pelatih di sini tersimpan lengkap.

"Berikan padaku segera, hal ini harus di selidiki sampai tuntas, apa motifnya melakukan percobaan pembunuhan pada Eliza." Eliza meninggalkan nomor wa nya pada Ziva lalu menuntun Eliza.

"Aizel, jangan pergi, Aku... Takut." ujar Eliza sebelum masuk ke kamar mandi.

"Aku menunggu di sini, gantilah pakaianmu Eliza." meski Eliza tak menjawab lagi, Aizel mengerti dari tatapan memelas dan memohon Eliza, Aizel sampai harus menunggu di depan Pintu toilet yang kebetulan tidak ada siapapun di sana.

"Kau mengenal pria itu sebelumnya?" tanya Aizel saat mereka menuju mobil.

"Aku hanya tahu namanya."

"Apa Kau punya musuh?" tanya Aizel lagi sambil membukakan pintu mobil untuk Eliza

Meskipun tak memiliki banyak teman Eliza yakin dirinya tak pernah bermasalah dengan siapapun kecuali Ardini, tapi tak mungkin Eliza mengatakan hal itu di depan suami Ardini langsung.

"Entahlah, Aku tak tahu, sejauh ini yang kutahu tak ada yang membenciku kecuali Ardini." jawab Eliza hati-hati

Aizel memasang seat belt nya dan Eliza, di hidung Eliza, wangi parfum Aizel masih sama seperti yang dulu, sekilas bayangan mereka di masa lalu melintas di pikiran Eliza, kalau dulu Aizel berjodoh dengannya, mungkin Eliza tak akan merasakan kejadian yang seperti tadi, mungkin Eliza dan Aizel sudah bahagia dan memiliki anak-anak yang lucu.

"Ardini? Apa mungkin dia dibalik semua ini? Kalau iya, darimana dia tahu Kamu belajar berenang di sini?"ucap Aizel seakan bergumam pada dirinya sendiri.

"El, maaf kalau semua ini terjadi karena ku, tapi Aku tak bisa membiarkan Kamu menjadi istri Raiyan yang sesungguhnya, cintanya tidak setulus cintaku El." Aizel ingin memberitahukan sesuatu yang tak sengaja di dengar nya ketika Pertama kali Eliza datang ke rumah utama, tapi ia tak memiliki bukti,mustahil Eliza akan percaya begitu saja.

"Kamu ini bicara apa sih? Aku memang sudah menjadi istri Raiyan, tak ada lagi cerita diantara kita Zel,Ngomong-ngomong kenapa Kau yang menjemput ku?" Eliza baru menyadari hal itu

"Tadi Raiyan yang memintaku menjemputmu, dia tak mengatakan alasannya, tapi kurasa dia sedang sibuk sekarang." bohong Aizel.

"Sekarang Kau mau ku antar kemana?" Eliza menimbang kemana tujuannya setelah perutnya kembung meminum air kolam.

"Aku ingin istirahat dan pulang saja."

"Eliza... Aku akan mengumpulkan bukti kalau Raiyan bukan pria yang baik untukmu, selagi Aku mencari buktinya, tolong jangan menutup diri padaku, Aku janji kali ini tak akan mengecewakanmu,kumohon..." ujar Aizel masih tak menyerah.

"Perasaan ku padamu tak pernah berubah, Aku hanya terpaksa memutuskan pertunangan karena orangtuaku, El." Eliza malas sebenarnya percaya begitu saja, tapi Eliza juga penasaran bilamana ada cerita yang sebenarnya tak ia ketahui.

"Orangtuaku hampir bangkrut, lalu Ardini menawarkan bantuan dengan syarat Aku harus menikahinya jadi Aku terpaksa memutuskan mu." Antara percaya dan tak percaya, tapi Eliza masih ingin mendengar kelanjutannya.

"Aku bahkan tak bisa langsung menikahinya setelah itu karena takut Kau lebih sakit hati, Aku hanya akan menikah bila Kau sudah punya pacar, itu juga alasan kenapa Aku masih selalu datang ke kafe tempat mu bekerja,hanya untuk mengintip dan mencari tahu Kau sedang dekat dengan siapa." Eliza kembali mengingat masa-masa Aizel selalu mampir ke kafe dan memesan menu yang sama, ini terdengar masuk akal baginya.

"Awalnya Kupikir semua semudah itu, tapi melihatmu dekat dengan pria lain, Aku jadi tahu bagaimana rasanya cemburu, awalnya aku ingin Kau dapat yang terbaik, tapi nyatanya hatiku tidak pernah rela bila Kau mencintai pria lain El." entah bohong atau benar, nyatanya penjelasan Aizel mampu menyurutkan amarah dan dendam yang selama ini membayangi Eliza.

"Apa ini bualanmu saja? Lalu bagaimana dengan hinaanmu waktu itu yang mengatai wajahku berjerawat dan tak lebih cantik dari Ardini? Apa iya ada lelaki yang sanggup mengatai wanita yang dia cintai?" cecar Eliza penasaran dengan hal satu itu.

"Aku kenal Ardini dan tempramen nya buruk, lebih baik Aku melakukan itu daripada Dia mengacak apa yang ada di depannya. Dia itu Badas, apalah artinya dirimu kalau berhadapan dengannya El, apalagi Aku TK memiliki status apapun lagi denganmu dan tak bisa melindungimu,setidaknya hanya itu cara yang bisa kulakukan." sesal Aizel pada dirinya sendiri.

"Oh ya, soal mengatai jerawatmu Aku juga minta maaf ya. Kalau Aku memilih fisik dan kecantikan, Aku tak akan bertahan selama itu denganmu El, Aku hanya terpaksa memutuskan mu, bukan atas keinginanku." dipikir-pikir Eliza setuju dengan Aizel, dirinya yang dulu jauh dari kata cantik dan feminim, tapi Aizel bertahan selama itu, tak ada lelaki yang bertahan dalam hitungan tahun kalau dari awal kriterianya adalah kecantikan.

"Ya, Aku sudah maafkan." suara Eliza tertahan, tak banyak yang dapat ia katakan karena sekarang mereka terpaksa menjadi asing atas status yang sama-sama sudah menikah.

Eliza tak berharap kembali seperti dulu, tapi Aizel sangat berharap, bahkan meminta Eliza memberinya waktu untuk mengakhiri pernikahan dengan Ardini.

Baginya tak ada yang lebih baik kecuali Eliza, dari dulu pandangan nya terhadap Eliza tak pernah berubah, hal itu tidak demikian dengan Eliza, hati yang sudah di sakiti akan memaafkan, lukanya akan sembuh, tapi bekasnya akan sulit sekali untuk hilang.

Sejujurnya, saat ini Eliza bingung dengan perasaannya, apakah masih tertinggal di Aizel, atau sudah ada pada suaminya.

1
Wayan Sucani
Gebrakan yg mantap
Mưa buồn
Masukin ke list favorite aku deh, seru banget pokoknya.
erulia: terimakasih sudah membaca novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
Its_PurpleColor
Endingnya puas. 🎉
erulia: halo kak,masih banyak konflik yang seru di novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!