NovelToon NovelToon
Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara
Popularitas:33.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Serka Davis mencintai adiknya, hal ini membuat sang mama meradang.

"Kamu tidak bisa mencintai Silvani, karena dia adikmu," cegah sang mama tidak suka.

"Kenapa tidak boleh, Ma? Silvani bukan adik kandungku?"

Serka Davis tidak bisa menolak gejolak, ketika rasa cinta itu begitu menggebu terhadap adiknya sendiri, Silvani yang baru saja lulus sekolah SMA.

Lalu kenapa, sang mama tidak mengijinkan Davis mencintai Silvana? Lantas anak siapa sebenarnya Silvana? Ikuti kisah Serka Davis bersama Silvani

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Ingin Merasakan Hembusan Nafasmu

     "Suttt, jangan katakan ada kakak. Nanti mama marah," peringat Davis meletakkan telunjuknya di depan mulut. Mata Silva mendilak sebal.

     "Ya, Maaa." Silva berteriak membalas sahutan sang mama di luar kamar.

     "Kamu lagi nonton apa, kenapa belum tidur?" tanya sang mama.

     Silva memelankan volume TV lalu menjawab sang mama.

     "Sebentar lagi, Ma. Silva sedang nonton film Wakanda," jawabnya mendapat acungan jempol dari Davis.

     "Jangan lama-lama nontonnya. Cepat tidur. Pintu kamarnya sudah kamu kunci, ya?" peringat sang mama.

     "Iya, Ma. Sudah, Ma. Sebentar lagi Silva tidur, kok. Selamat malam Mama," balas Silva cukup meyakinkan Mama Verli. Mama Verli lega, setelah itu ia kembali menuju kamarnya.

     Davis menghela nafasnya dalam saat sang mama sudah pergi dari depan pintu kamar Silva.

     "Kakak, kenapa Kakak masih di sini? Aku pikir Kakak sudah pergi." Silva protes dengan jari yang belum ia lepaskan dari bibirnya.

     "Kakak belum selesai nontonnya, kamu tahu sendiri kakak suka film itu," alasannya sembari duduk santai kembali di samping Silva di atas sofa yang sengaja dipindahkan ke sana.

     "Ya sudah, cepat selesaikan nontonnya, setelah itu cepat keluar dari kamar aku. Mumpung mama sudah pergi," ucap Silva seraya merubah posisi tubuhnya menyamping. Davis kecewa melihat Silva memunggunginya. Davis meraih bahu Silva lalu menariknya supaya Silva kembali menghadapnya atau telentang saja.

     "Kakak, jangan tarik," jeritnya, tak ayal wajah keduanya justru saling berhadapan sangat dekat, bahkan jarak bibir Davis ke bibir Silva begitu dekat.

    Davis menahan bahu Silva di sana, dengan leluasa ia bisa menatap seluruh wajahnya, semakin dekat wajah Davis.

     "Bughhh."

     Sebuah bantal berhasil Silva timpuk di wajah Davis, Davis terkejut menatap Silva penuh kecewa.

     "Kakak ngapain, kakak mau cium aku? Ihhh, jijik. Pergi sana, aku bilang nanti sama mama, ya," sungutnya mengusir Davis.

     "Mana ada kakak mau cium kamu, kakak hanya mau merasakan hembusan nafasmu saja, Dek," sangkalnya tidak kira-kira.

     "Sudah sana pergi, aku mau tidur," usirnya lagi seraya berdiri lalu menarik lengan Davis menuju pintu kamar. Davis tidak menolak, ia terpaksa keluar meskipun hatinya kecewa.

     Seperginya Davis, Silva langsung mengunci pintu kamar, lalu membaringkan kembali tubuhnya. Kelakuan Davis tadi membuatnya berpikir sehingga ia susah tidur.

     "Kak Davis, ada apa dengan Kak Davis? Aneh. Lalu apa benar dia tadi mau mencium aku, dan apa tadi dia bilang ingin merasakan hembusan nafasku?" Silva gelisah dan pikirannya mumet memikirkan sikap Davis tadi.

     Sementara itu, Davis segera menuju kamarnya setelah diusir Silva, ia sangat kecewa karena gagal mencium Silva, padahal ia tadi sudah berhasil mencium gadis itu saat tidur, tapi masih saja belum puas.

     "Dav, kamu dari mana? Mama pikir kamu sudah tidur dan di kamar." Davis mendadak menghentikan langkahnya karena sang mama tiba-tiba mengejutkannya.

     Dada Davis sampai dag dig dug, sebab dia takut ketahuan sudah dari kamar Silva.

     "Belum, Ma. Davis baru dari ruang perpustakaan. Davis cari buku yang Davis mau, tapi tidak ketemu," jawab Davis ngarang. Ia pun segera melanjutkan langkah menuju kamarnya untuk menghindari sang mama bertanya lebih lanjut.

     Mama Verli menatap kepergian Davis menuju kamarnya dengan tatap sedikit curiga.

     "Ahkkk, kenapa aku jadi separno ini, pikiranku selalu dipenuhi rasa takut kalau Davis sudah dari kamar Silva," bisik Mama Verli seraya menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan langkah menuju kamarnya.

     Di dalam kamar Davis, ia tidak segera membaringkan tubuh, tapi pikirannya terus melayang pada Silva. Rasa cintanya tidak bisa lagi dibendung terhadap Silva. Dia tidak mau Silva dekat dengan pria lain karena ia sungguh-sungguh mencintai Silva.

     "Bagaimana caranya aku mengatakan kalau Silva bukan anak kandung mama dan papa, lalu aku mencintai Silva? Apakah Silva akan membalas cinta aku sebagai kekasih atau justru malah menjauh? Ya Tuhan, aku sungguh mencintai Silva, tolong beri jalan," harapnya dalam.

     Paginya setelah sarapan, Davis berlari kecil menuju kamarnya, untuk merapikan dandanannya. Sebelum masuk kamar ia bertemu Silva, sepertinya Silva juga akan bersiap untuk pergi.

     "Dek, nanti berangkatnya bareng kakak. Kamu kakak antar sampai UDL."

     "Nggak usah, Kak. UDL itu kan lumayan menyita waktu, aku mau naik gojek saja. Nanti Kak Davis telat masuk kantor," tolak Silva.

     "Ya, sudah, nanti kakak jemput di UDL. Kamu kasih tahu kalau kamu sudah selesai. Awas, jangan sampai nggak hubungi kakak!" peringatnya posesif.

     "Ihhhh," protes Silva memajukan bibirnya. Davis justru tersenyum melihat Silva hanya bisa protes tanpa bisa menolak.

Sedangkan Mama Verli dan Papa Verlo masih santai menikmati teh dan kopi panas di depan taman bunga.

Setelah berada di dalam kamar, Davis segera meraih sangkur dan jaket loreng. Setelah selesai memasang sangkur dan jaket, ia kembali menatap cermin, merapikan rambutnya dan memoles wajahnya dengan skin care pria. Tampan, memang wajah Davis tampan, siapa pun perempuannya pasti tertarik dengan Davis, sayangnya Silva masih belum bisa ia taklukan.

     Davis membalikkan badan , sebelum menuju pintu, mata Davis dikejutkan oleh sebuah foto yang tercecer di bawah ranjangnya. Davis meraih foto itu.

     "Kenapa ada di bawah, padahal foto ini tersimpan rapi di dalam plastik yang aku sisipkan di balik lipatan dompet?" renungnya heran.

     Davis membalikkan foto itu, dia terkejut. "Kok bisa foto ini di sini, apa ada yang sudah masuk ke kamarku diam-diam dan memeriksa dompetku? Tapi siapa? Ah, sepertinya." Tebakan Davis berhenti di satu nama, yaitu Silva.

     "Apakah Silva sudah mengetahui foto ini? Baguslah, lebih cepat tahu lebih baik." Senyum Davis mengembang.

     Davis segera keluar dari kamar, lalu ia melihat Silva sudah siap. Dengan hijab segi empat, rok semata kaki dan blus sepinggang. Davis berdecak kagum, karena Silva begitu cantik. Dihijab ataupun tidak, tapi Silva tetap cantik.

     "Nah, gitu dong. Kalau mau keluar kamu wajib dihijab biar auratnya nggak diumbar buat lelaki lain. Kalau di dalam rumah, nggak apa-apa nggak dihijab, biar auratnya kakak saja yang lihat," celetuk Davis membuat Silva merengut.

     "Maksud Kakak?" heran Silva mengerutkan keningnya.

     "Tidak ada maksud. Sudahlah, kita segera pergi. Kamu sudah pesan gojek belum? Kalau belum, biar kakak pesankan."

     "Sudah. Dia lagi otewe."

     "Awas, ya, jangan pegangan di pinggangnya tukang ojek. Pegangan saja ke besi belakang," peringatnya seraya meraih tangan Silva lalu menuntunnya menuruni tangga.

     Di lantai bawah, Davis dan Silva bertemu Mama Verli dan Papa Vero. Mama Verli langsung fokus ke arah tangan Davis dan Silva yang berpegangan. Entah kenapa Mama Verli akhir-akhir ini parno apabila melihat kedekatan Davis dan Silva, padahal selama ini biasa-biasa saja.

     "Kalian mau berangkat? Kamu mau antar Silva ke kampus, Dav?" tanya Mama Verli dengan kerlingan mata tetap ke arah tangan kedua anaknya.

     "Nggak, Ma. Silva mau naik gojek. Davis hanya jemput saat pulangnya saja," jawab Davis.

     "Baiklah hati-hati," balas Mama Verli seraya menerima uluran tangan kedua anaknya. Davis dan Silva berangkat setelah berpamitan pada mama dan papanya.

1
Niken Yuli Asmoro
lanjuuut
Nasir: Trmksh Kak...
total 1 replies
Sulfiani Asis
lanjut ya Thor,,tetap semngat
Nasir: Terimakasih Kak
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
greget liat kebucinan Davis kk Thor 😆🙏💗
Mrs.Riozelino Fernandez: siip kk Thor...
Nasir: Nanti ya Kak dilanjut.
total 2 replies
Lendra malayu
tetap semangat ya thorr /Rose//Rose/
Nasir: Makasih banyak Kak.... sehat sllu ya.
total 1 replies
hayasna
next
Nasir: Nanti ya...
total 1 replies
Andaru Obix Farfum
luar biasa
Nasir: Makasih Kak..
total 1 replies
Monita Sitoresmi
/Good//Good//Good/
Nasir: Makasih Kak... lanjut dong Kak...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
orang tua Davis gak hadir???
Nasir: Nggak, kan Davis sembunyi2, dia udah g sbr.
total 1 replies
Kesatria Tangguh
buset Davis...
Mrs.Riozelino Fernandez: maksa bener...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
🤦‍♀️
Mrs.Riozelino Fernandez
kesian Silva...😔
Nasir: Iya juga ya.
total 1 replies
Lendra malayu
Silva tertekan jdnya
Nasir: Iya Kak, jadi gmn dong?
Mrs.Riozelino Fernandez: bener banget... di jadikan anak angkat tapi di bahas² statusnya...
serasa Davis dan keluarga nya memperlakukan Silva seenak hatinya aja😒
total 2 replies
Kesatria Tangguh
kasian Silvia🥺
Ariyanti
si Davis udh ngga tahan ya bang hehhee
Nasir: Iya, gak tahan pgn nikah...
total 1 replies
Lendra malayu
next thorrr
Swinarni Ryadi
apakah sdh tamat, kho tidak muncul lanjutanya?
Nasir: Belum Kak, nanti ya dilallnjut.
total 1 replies
Lendra malayu
akhirnyaaaaa
Mrs.Riozelino Fernandez
kode sandi Morse itu kk Thor 😆
Mrs.Riozelino Fernandez
yeeeeey...
akhirnya direstui juga...
nunggu Davis tantrum dulu ya ma
berhasil ya Davis 😆😆😆👍👍
Nasir: Wkwkkwkw btl....
total 1 replies
Ariyanti
enak ya Davis punya kk kaya danis.. bisa diajak kompromi hehhehee
Ariyanti: semangat ya ka..
Nasir: Iya betul sekali Kak....
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!