Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Ke Rumah Rangga
Nayla meminjam motor Siska, meski pun jaraknya dekat tapi menurut Nayla tetap saja jauh kalau jalan kaki. Nayla sampai di depan gerbang rumah kakaknya Rangga, dia mengambil ponsel di dalam tas dan menghubungi Rangga.
“Hallo Rangga, aku udah di depan” Ucap Nayla
“Oke, aku ke sana” Jawab Rangga lalu sambungan telpon terputus dan tak lama gerbang terbuka
“Hai, sayang” Panggil Rangga membuat Nayla tersipu
“Hahaha lucu banget sih kamu, ayo masuk” Ajak Rangga membuka pagar agar motor Nayla bisa masuk
“Kak Erika udah nungguin di dalam, pengen banget ketemu kamu katanya” Ucap Rangga
“Oh ya ?, aku jadi nggak enak nih” Jawab Nayla
“Gak papa sayang, udah ayo masuk” Ujar Rangga menarik sebelah tangan Nayla yang tidak membawa sesuatu
Nayla merasa sangat gugup karena ini pertama kalinya dia berkunjung ke rumah kakaknya Rangga.
“Kak, ini Nayla udah datang” Ucap Rangga sambil menggenggam tangan Nayla
“Sini duduk dulu” Jawab Erika
“Iya kak, assalamu’alaikum kak” Ucap Nayla
“Wa’alaikumsalam” Jawab Erika
“Ini saya bawakan sedikit pudding buah dari mamah” Ucap Nayla sambil menyodorkannya kea rah Erika
“Alhamdulillah, jazakallohu. Tahu aja kalau ibu menyusui butuh cemilan yang banyak” Ujar Erika sambil tertawa
Nayla tersenyum, Nayla melihat Erika sangat cantik dengan pakaian syar’inya padahal dia seorang mu’alaf. Lalu dia melihat dirinya sendiri yang masih belum mengenakan hijab padahal dia islam dari lahir. Mamah dan almarhum papahnya dulu selalu menyuruhnya, untuk segera menutup aurat.
“Hey, mikirin apa beb ?” Tanya Rangga menyentuk Pundak Nayla membuatnya tersadar dari lamunannya dan dia baru menyadari kalau Erika sudah tidak ada di tempatnya lagi.
“Enggak, Syifa kemana ?” Ucap Nayla
“Ada di dalam kamar, mau ke sana ?” Ujar Rangga
“Bawa ke sini saja” Jawab Nayla
“Oke” Ucap Rangga berdiri dan masuk ke dalam kamar di samping tangga
“Rangga mana Nay ?” Tanya Erika dari arah dapur sambil membawa pudding yang sudah di pindahkan ke piring
“Lagi ke kamar Syifa mau di bawa ke sini” Jawab Nayla sambi tersenyum canggung
“Hallo onty Nayla” Ucap Rangga menirukan suara anak kecil sambil membawa Syifa
“Hallo juga cantik” Jawab Nayla langsung menggendongnya
“Mamah kemarin seneng banget kak waktu Syifa di titipin di rumah” Ucap Nayla sambil menciumi pipi Syifa yang gembul
“Oh ya, alhamdullah kalau gitu. Kamu mau lanjut kuliah dimana ?” Tanya Erika
“Kayaknya mau ambil keperawatan aja kak, soalnya kalau dokter papah gak ada. Dan gak ada untuk membiayainya juga” Jawab Nayla
“Perawat juga gak apa-apa kok, udah bagus” Ucap Erika tersenyum
“Iya kak” Jawab Nayla
Nayla bermain di rumah kakaknya Rangga kurang lebih 2 jam, lalu dia berpamitan untuk pulang.
*****
“Assalamu’alaikum” Ucap Nayla masuk ke dalam rumah
“Kok sepi mah, Siska sama kakak kemana ?” Tanya Nayla
“Cari Cintiya, Cintiya katanya kabur dari rumah sakit” Jawab Rasti
“Ya Allah, kenapa bisa kabur ?. emang nggak ada yang jagain mah ?” Tanya Nayla
“Ya kalau itu mamah gak tahu, kamu udah makan belum ?” Ucap Rasti
“Belum mah, masakin udang asam manis yah mamah ku yang cantik” Jawab Nayla
“Kalau ada maunya di bilang cantik, ya udah bantun mamah kamu ambil udangnya di kupas sekalian. Bumbunya biar mamah yang siapin” Ucap Rasti
“Asyiaaaap” Jawab Nayla segera mengambil udang dan lengsung mengupasnya
30 menit kemudia masakan buatan Rasti sudah jadi dan Nayla makan begitu lahap.
“Alhamdulillah enak banget, pasakan mamah emang yang paling the best de pokoknya” Ucap Nayla
“Hahahaha, kamu bisa aja” Jawab Rasti
“Udah kenyang mah, buat nanti aja” Ucap Nayla lalu membawa piring kotor ke wastafel dan mencucinya
“Mah” Panggil Nayla
“Kenapa sayang ?” Tanya Rasti
“Aku mutusin kuliah di keperawatan saja D3 yah” Jawab Nayla
“Katanya mau jadi dokter ?” Tanya Rasti
“Biayanya mahal mah, kakak masih kuliah. Aku gak mau ngebebani mamah dan kak Ali” Jawab Nayla
“Papah udah nyiapin uang buat kuliah kamu sayang, meski pun nggak banyak tapi cukup kalau kamu mau masuk ke dokteran” Jawab Rasti
“D3 keperawatan aja gak papa mah, biar sisanya bisa buat usaha atau buat hidup beberapa bulan ke depan” Ucap Nayla membuat Rasti yang di sambaing Nayla langsung memeluknya
“Maafin mamah yah sayang, kalau papah masih ada pasti kamu mau kan masuk ke kedokteran. Itu impian kamu kan ?” Tanya Rasti lalu Nayla membalas pelukan Rasti
“Iya mah, yang penting masih di bidang Kesehatan jadi perawat pun nggak masalah mah” Jawab Nayla membalas pelukan mamahnya
“Ada apa kok pada sedih begini ?” Tanya Ali yang beru datang mangagetkan Nayla dan Rasti
“Gimana kaka ?, udah ketemu ?” Tanya Rasti
“Alahamdulillah udah mah” Jawab Ali
“Ketemu dimana ?, duduk sini Sis” Ucap Nayla
“Masih di sekitaran rumah sakit, mereka hanya heboh aja kirain hilang kemana” Jawab Ali seperti enggan di tanya-tanya
“Terus kanapa kakak kayak bete begitu ?” Tanya Nayla
“Au malas, ma uke kamar dulu. Sis, entar malam entar malam ikut manggung di café ya. Tdak ada penolakan !” Tegas Ali saat Siska akan membuka mulutnya
Setelah Ali masuk ke dalam kamarnya, Nayla langsung memandang Siska curiga.
“Ayo cerita sekarang, kalau kak Ali nggak mau cerita jadi kamu harus yang cerita” Ucap Nayla memaksa
“Cintya memaksa kak Ali yang dikahin dia, di gak mau nikah sama Surya” Jawab Siska sambil tersenyum kecut
“Mamah gak mau punya menantu kaya gitu” Ucap rasti langsung menolak keras
“Tenang tante, kak Ali juga gak mau. Tadi juga Cintya udah di kasih pengetian sama kak Ali tetapi dianya keras kepala, jadi kaka Ali ninggalin dia di taman rumah sakit. Cintya teriak-teriak sampai pingsan tapi kak Ali nggak berbalik” Jawab Siska
“Wow, kak Ali yang dulunya sangat bucin abis bisa jadi sangat tega ya” Ucap Nayla langsung bertepuk tangan
“Husss, kamu ini ya” Jawab Rasti memperingatkan
“Siska kamu makan dulu, kamu kan belum makan siang” Ucap Rasti
“Udah kok tante, tadi makan dulu sama kak Ali sebelum pulang” Jawab Siska
“Ekhem, jadi lo ceritanya abis kencan sama kak Ali ?” Goda Nayla
“Gak yah, aku bukan teman makan teman. Sisnta yang menyukai kak Ali bukan aku” Jawab Siska sambil mengingat temannya yang menyukai kakaknya Nayla
“Dua-dua juga gak papa, jadi kakak iparku juga. Iya kan mah ?” Goda Nayla
Nayla dan Rasti terus menggodanya