Aulia, gadis sederhana yang baru saja bekerja sebagai office girl di kantor megah milik CEO ternama yang dikenal kaku dan sulit didekati, tiba-tiba menjadi pesuruh pribadinya hanya karena kopi buatan Aulia.
Hayalannya menjadi karyawan yang baik dan tenang hancur seketika akibat bosnya yang tukang suruh-suruh hal yang tidak-tidak semakin membuatnya jengkel.
Sifatnya yang ceria dan kelewat batas menjadi bulan-bulanan bosnya. Akankah ia mampu bertahan demi uang yang berlimpah? Atau...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harusnya ini Libur
...****************...
Hari libur akhirnya tiba dan Aulia merasa seperti baru keluar dari penjara kerja. Setelah beberapa hari berkutat dengan tugas bersih-bersih dan jadi koki dadakan untuk bosnya yang menyebalkan. Akhirnya dia bisa menikmati waktu santainya.
"Ayo, ayo, cepetan! Aku udah laper banget!" seru Rani sambil menggandeng tangan Aulia.
Mereka bersama beberapa rekan office girl dan office boy lainnya memutuskan untuk makan bersama di luar, sekalian lebih mengenal satu sama lain. Walaupun Aulia sudah cukup akrab dengan Rani dan beberapa orang lainnya, ini pertama kalinya mereka kumpul di luar jam kerja.
"Kita makan di mana nih?" tanya Syahrul, salah satu office boy yang terkenal santai dan doyan ngemil.
"Ada warung seafood enak di dekat sini," kata Togi, rekan office boy lainnya. "Harganya ramah di kantong, tapi rasanya juara!"
"Setuju!" Rani langsung mengacungkan jempol. "Gimana, Aul?"
"Aku sih oke-oke aja! Yang penting murah dan enak!" Jawab Aulia dengan semangat.
Mereka pun berjalan bersama menuju warung seafood yang dimaksud. Begitu sampai, mereka langsung memilih meja panjang dan mulai memesan berbagai macam makanan, dari kepiting saus tiram, cumi goreng tepung, ikan bakar, hingga udang saus Padang.
Saat makanan mulai berdatangan, suasana semakin meriah. Mereka asyik bercengkrama, membicarakan berbagai hal, dari keluhan tentang kerjaan sampai gosip seputar kantor.
"Eh, Aulia," panggil Intan, salah satu office girl. "Kudengar kamu deket sama Pak Aldiano ya?"
Aulia yang sedang menyendok nasi langsung tersedak.
"Hah?! Siapa yang bilang?"
Rani cekikikan. "Yah, sejak kamu sering dipanggil ke ruangannya dan bahkan masakin buat dia, orang-orang jadi kepo, Aul."
"Bukan cuma itu," tambah Togi sambil terkekeh.
"Biasanya Pak Aldiano tuh cuek bebek sama semua orang. Tapi sama kamu, dia sampe repot-repot minta masakin segala."
Aulia mendengus kesal. "Eh, jangan salah paham! Itu bukan keinginan aku! Dia yang tiba-tiba maksa! Aku kan cuma pekerja rendahan di kantor itu."
"Ya, tapi tetep aja menarik," gumam Syahrul. "Selama aku kerja di sana, belum pernah ada office girl yang diperhatiin langsung sama bos besar."
Aulia menatapnya dengan ekspresi datar. "Syahrul, perhatian dari bos macam Aldiano itu bukan berkah, tapi kutukan."
Semua orang tertawa mendengar itu.
Mereka melanjutkan makan dengan lebih santai, menikmati makanan yang lezat sambil bercanda dan berbagi cerita. Untuk sesaat, Aulia bisa melupakan semua keanehan yang terjadi di kantor—terutama soal bosnya yang mulai bersikap aneh padanya.
Tapi jauh di dalam pikirannya, ada sedikit rasa penasaran…
Kenapa hanya dia yang bisa membuat Aldiano merasakan makanan?
...****************...
Aulia baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur. Badannya masih terasa kenyang setelah makan besar bersama teman-temannya tadi siang. Ia bersandar di kasur, menikmati angin sepoi-sepoi dari kipas angin sebelum tiba-tiba ponselnya bergetar.
Nomor tidak dikenal.
Aulia mengernyit. Siapa yang nelpon malam-malam begini?
"Hallo?" jawabnya malas.
"Kemari. Masakkan sesuatu untukku," terdengar suara dingin dan tegas dari seberang.
Aulia langsung bangkit dari kasur.
"Pak Aldiano?! Bapak ngapain nelpon saya malam-malam?! Jangan-jangan bapak kesepian ya?" godanya.
"Aulia," suara Aldiano terdengar lebih rendah, seperti peringatan. "Aku butuh makan malam."
"Ya terus kenapa saya yang harus masak? Saya ini office girl, bukan asisten rumah tangga Bapak!" kesalnya.
"Aku tidak bisa makan sembarang makanan," jawabnya santai. "Kalau bukan makanan yang kamu buat, aku tidak bisa merasakannya."
"Terus? Saya peduli?" Aulia tertawa sinis. "Pak, sekarang itu sudah malam. Saya mau tidur. Silakan cari chef profesional kalau mau makanan enak!"
"Kamu datang atau dipecat?"
Aulia terdiam. Mata terbelalak dan mulutnya menganga.
"Bapak gila ya?! Hanya karena nggak masak, saya dipecat?"
"Aku butuh makan, Aulia. Sekarang," kata Aldiano santai.
Aulia menekan dahinya yang mulai berdenyut karena kesal. "Pak, saya bisa tuntut Bapak loh. Ini eksploitasi tenaga kerja namanya!"
"Aku pastikan gaji tambahan untukmu," kata Aldiano tenang. "Dan kalau kamu menolak, aku bisa mengajukan surat pemecatan besok pagi."
Aulia mengepalkan tangannya. Astaga, ini bos atau mafia?
Setelah beberapa detik mempertimbangkan antara menyerang Aldiano dengan sandal atau menerima nasib, Aulia akhirnya mendesah panjang.
"Baiklah, Pak," katanya dengan suara malas. "Alamatnya mana?"
Tak lama kemudian, Aldiano mengirimkan alamat lewat pesan singkat.
Saat melihat lokasinya, mata Aulia membulat. Apartemen mewah?!
Aulia menghela napas panjang sambil meraih jaketnya. "Ya Tuhan, hidup gue kenapa gini amat sih…"
Dengan berat hati, ia keluar dari kosnya dan memesan ojek online.
Dalam hati, Aulia bersumpah… kalau bosnya ini masih bertingkah aneh, dia nggak akan tinggal diam!
.
.
Next👉🏻
(Fyi, semua nama tokoh itu nama teman-teman saya di kehidupan nyata wkwk) 😭
Dalam dunia kerja, tidak ada adaptasi dengan dikasih waktu berkeliling. Perusahaan manapun waktu adalah uang, dan mereka tidak mau yang namanya rugi.
kalo diterima itu artinya sudah siap langsung bekerja. perkara tidak tahu, biasanya diminta untuk bertanya pada senior/pegawai yang sudah lama bekerja. itu logik bukan hujatan ya.
Tolong riset dulu ya biar logik ceritanya
dibandingkan temui, pilih kata 'menghadap' karena ini lingkungan kerja. Ada SOP jelas yang harus diperhatikan dan ditaati pegawai.
"Silahkan langsung menuju lantai lima belas. Kamu menghadap ke Pak Edwin bagian HRD," jawabnya bla bla
"Permisi. Saya Aulia, Office Girl yang baru. Mau lapor dulu nih, biar dibilang rajin," ujarnya