"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam! makan nasi sama tempe gorng aja! itu udah cukup,biar bayimu nanti lahiranya nggak kegedean!ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean." . Suara makian dari ibu mertua selalu didengar oleh alma setiap kali ia hendak menikmati makananya. . Ia tak pernah menyangkah,kepindahannya dengan sang suami dari kontrakan ke rumah sang ibu mertua justru menjadi awal penderitaan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab lima belas
...****************...
Setelah beberapa hari di rumah sakit,akhirnya alma hari ini diperbolehkan untuk pulang,yudi sedang mengemasi barang-barang alma bersama bu asri, sedangkan aninda dan lendra menunggu alma yang sedang dilepaskan infusnya.
"Alma, hari ini kamu sudah boleh pulang dari rumah sakit,kita akan pergi kemakan anak kamu,setelah itu,kamu mau pulang ketempatku apa ke rumah suamimu?." Pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari bibir aninda membuat yudi menghentikan aktivitas dan mendekat ke arah sang istri.
"Kamu jawab saja sesuai keinginan kamu al, nggak akan ada yang melarang kamu untuk pulang ke rumah siapa pun, karena kita semua keluarga kamu,"lendra ikut menimpali ucapan sang istri.
Yudi tak berhenti berkata apa-apa,ia membiarkan alma mengambil keputusan sendiri.
Alma terdiam selama beberapa saat,menatap semua orang dihadapanya satu persatu sebelum mengambil keputusan.
"Aku...."
Alma menghentikan kalimatnya, pandangan kosongnya menatap satu per satu manusia dihadapannya, ada raut ketakutan saat tatapan matanya berserobok dan pandangan tajam bu asri.
"A-aku ingin pulang ke tempat mas lendra dan mbak aninda saja!" alma langsung menunduk setelah melanjutkan kalimatnya.
Aninda dan lendra saling melempar senyum mendengar jawaban alma, sementara wajah bu asri seketika memerah, ia tak bisa lahi menyembunyikan kekesalan karena keputusan yang diambil oleh sang menantu.
"Apa-apaan sih kamu alma? kamu itu sudah jadi seorang istri, harusnya kamu ikut pulang ke rumah suamimu!" bentak bu asri dengan nyaring.
Alma ketakutan, ia langsung memeluk erat tubuh aninda yang berada di sebelahnya,bahkan tubuh alma menggigil akibat bentakan dari sang ibu mertua, lagi-lagi aninda dibuat miris, dalam kondisi sakit saja, bu asri masih tega memperlakukan alma dengan kasar. Lalu, bagaimana perlakuan wanita paruh baya itu saat alma sehat'
Yudi menghela napas, ia melirik ke arah snag ibu dan memberikan kode kepada bu asri agar tenang menggunakan tangan.
"Mbak aninda, mas lendra, aku nggak bisa mengizinkan alma untuk pulang ke rumah kalian, Alma adalah istriku dan dia tangung jawabku, dia harus pulang ke rumahku, biar aku dan ibu yang merawatnya." Ujar yudi memberanikan diri.
"Yud, aku minta tolong, kali ini aja kamu jangan egois, alma sudah memilih tempat yang menurut dia aman dan nyaman, biarkan dia tinggal dirumahku sampai sembuh nanti, apa kamu tega melihat alma histeris dan mengamuk setiap hari karena tak nyaman dengan tempat tinggal?." Lendra mulai angkat bicara, nada suara rendah karena tak ingin membuat sang adik semakin ketakutan.
"Tapi aku nggak bisa jauh-jauh dari alma, mas. Aku ingin selalu ada disampinhnya dalam keadaan apa pun, aku juga ingin iku merawatnya." Ujar yudi dengan berat hati, ia masih tak bisa merelakan alma untuk tinggal dengan lendra atas alasan apa pun.
Lendra dan aninda saling melempar pandangan selema beberapa saat, mereka sudah memikirkan jika hal ini psti akan terjadi, kepala aninda mengangguk, seolah memberi izin kepada sang suami untuk menjalankan apa yang sudah mereka rencanakan sebelumnya.
"Gini aja yud, kalau kamu emang nggak bisa jauh dari alma, ya kamu ikut tinggal di rumahku aja sekalian," ucap lendra dengan entengnya."
Yudi melongo selama beberapa saat, ia benar-benar tak oercaya bahwa lendra akan memberikan izin untuk dirinya ikut tinggal dirumah besar tersebut.
"Mas lendra serius?" tanya yudi memastikan.
Kepala lendra mengangguk samar, ia merasa bawa mengizinkan yudi tinggal di rumahnya menjadi satu-satunya jalan agar bisa memberikan yang terbaik untuk sang adik.
"Serius, dengan begitu kita sama-sama tenang," aku dengan aninda bisa pstikan alma mendapatkan perawatan yang baik, dan kamu bisa ketemu serta mengawasi dia juga,gimana? kamu mau kan?" ucap lendra menyakinkan.
"Iya mas, kalau begitu aku setuju, alma bisa nyaman dan aku tetap bisa dekat dengannya," ucap yudi antusias.
"Eeehhh tunggu!" bu asri langsung mengubterupsi obrolan tersebut.
Fokus pandangan lendra dan yudi secara otomatis tertuju ke arah bu asri.
"Yud, kalau kamu tinggal sama mereka terus ibu gimana? masa ibu harus tinggal sendirian di rumah?" tanya wanita paru baya tersebut.
Yudi menggaruk dahinya, sepertinya ia harus mengambil ketegasan atas sang ibu kali ini.
"Ibu kan bisa tinggal sendiri, dulu waktu alma dan yudi masih ngontrak juga ibu tinggal sendiri dan nggak ada masalah kan?" jawab yudi dengan santai.
Bu asri membukatkan mata, ia hampir tak percaya jika yudi akan lebih berat kepada alma dibandingkan dirinya.
"Ya sudah, kalau itu keputusan kamu, tapi nanti tolong antarkan ibu pulang dulu, sekalian kamu ambil baju dan barang-barang untuk dibawah ke rumah lendra," ujar bu asri pasrah.
Lendra dan aninda tersenyum penuh kemenangan atas keputusan yang telah diambil oleh yudi.
"Mbak, mas, kita kan mau kemakan anakku dulu, alma biar satu mobil sama aku dan ibu ya, nanti setelah dari pemakaman baru kita pisah, aku antar ibu pulang dan alma langsung ikut ke rumah kalian aja." Yudi menatap kakak iparnya dari lamunan.
"Al, kamu mau satu mobil sama yudi untuk ke tempat pemakaman anakmu?" tanya aninda dengan lembut.
Alma melirik ke arah yudi kemudian mengangguk,"tapi aku mau duduk di depan sama mas yudi ya?" pintanya kemudian.
"Iya, dek, yasudah, aku lanjut beresin barang kamu dulu ya," yudi kembali melanjutkan aktivitasnya.
Setelah mengemasi semua barang alma yang berada di rumah sakit, mereka berjalan beriringan menuju parkiran dan berpisah untuk masuk ke dalam mobil. Yudi dengan sigap membukakan pintu untuk alma,lalu berganti membukakan pintu untuk bu asri, sedangkan aninda satu mobil dengan lendra, kedua kebdaraan roda empat itu berjalan secara konvoi menuju tempat pemakaman umun yang ketaknua tak terlalu jauh dari kediaman bu asri.
"Yud!" suara bu asri memecah keheningan didalam mobil.
Alma hanya diam dengan pandangan lurus kedepan,sedangkan tudi menatap sekilas sang ibu melalui kaca sepion.
"Ada apa,Bu?" tanya yudi tanpa menoleh.
"Kamu dan alma mau berapa lama tinggal di tempat lendra? ibu bisa kesepian kalau di rumah sendiri terlalu lama, biasa ada teman makan dan ngobrol, sekarang rumah jadi sepi dan apa-apa sendiri," Ujar bu asri dengan wajha sedih yang sengaja ia buat-buat.
Suasana di dalam mobil kembali hening untuk beberapa saat setelah bu asri berbicara, yudi terlihat berpikir,kemudian menghela napas berat.
"Aku nggak bisa pastikan berapa lama, Bu, yang jelas aku harus tunggu sampai keadaan alma benar-benar mebaik,kalau ada apa-apa ibu bisa telepon, psti aku langsung datang kok." Jawab yudi seadanya.
alma gugat cerai aja ke yudi
semoga aja secpt mertu alma kena karma 😅😅😅
semoga aja mertua alma mimpi tetang cucu nya biar mertua nya jdi ketakutan sendiri 🤣🤣🤣🤣
gimna kelanjutan nya 😭😭😭😭