Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istriku yang menyebalkan
Bias cahaya matahari mulai menerobos masuk kedalam kamar melalui jendela kaca. Suara dering ponsel membuat Rini terbangun. Hari ini adalah hari dimana Rini di janjikan untuk bertemu dengan putrinya.
"Jangan lupa membawa bingkisan dan uang untukku. Ingat aku tidak akan mengizinkan mu bertemu dengan Caca jika kamu datang dengan tangan kosong,"
Rini berdecih kesal saat membaca pesan dari sang ibu tiri. Ia pun segera turun dari ranjangnya dan menuju ke meja makan. Semua keluarga besar Wibisono sudah berkumpul di meja makan. Tatapan sinis Carlen membuatnya enggan untuk duduk di samping suaminya itu.
"Mama!" seru Gala dengan wajah sumringah
Ya... Hanya Gala yang selalu menyambutnya dengan ceria di rumah itu.
Rini pun melambaikan tangannya dan memilih duduk di sampingnya.
"Selamat pagi mamah,"
"Pagi sayang," jawab Rini dengan senyum manisnya
Gala buru-buru mengambilkan roti untuk sang ibu, ia bahkan menanyakan kepadanya selai apa yang ia suka.
"Mamah suka selai kacang,"
"Ok mamah,"
Dengan cekatan bocah tujuh tahun itu langsung mengoles roti tawar di tangannya dengan selai kacang kemudian memberikannya kepada sang ibu.
"Selamat makan mamah,"
"Terimakasih sayang,"
Pandangan mata Carlen terus tertuju kepada keduanya, ia tak menyangka jika putra semata wayangnya begitu menyukai ibu tirinya.
"Papah mau makan apa?" tanya Gala
"Ah, papah sudah ambil nasi goreng," jawab Carlen gugup
"Ok, selamat makan,"
Ricky yang baru bergabung di meja makan tampak terus memperhatikan sang kaka. Ia benar-benar tak suka saat kakak tirinya itu sudah kembali bugar meskipun ia masih harus menggunakan kursi roda.
"Kenapa wajahnya segar sekali pagi ini, apa sebenarnya iya sudah bisa jalan lalu pura-pura atau memang dia belum bisa berjalan," gumamnya
Rasa curiga membuat Ricky tak bisa berkonsentrasi untuk menikmati sarapan paginya
Ia bahkan berpikir untuk mengetes sendiri apakah sang kakak sudah bisa berjalan atau tidak.
Ia pun sengaja menyenggol cangkir berisi kopi panas hingga tumpah membasahi celana Carlen.
Lelaki itu hanya diam tanpa ekspresi.
"Maaf kak," seru Ricky
Ia pun buru-buru bangun kemudian membersihkan celana sang kakak yang terkena kopi panas.
"Ia tak bereaksi apa-apa, berarti memang dia belum bisa berjalan," ucap Ricky dalam hati
"Enyah!" seru Carlen tiba-tiba membuat Ricky berhenti membersihkan celananya.
"Sekali lagi maaf kaka, saya tidak sengaja!"
"Ku bilang enyah bangs*t!" seru Carlen lelaki itu buru-buru menepis lengan sang adik kemudian bergegas pergi meninggalkan ruang makan.
Rini tampak melirik sinis kearah sang suami.
"Ah tidak ku sangka selain arogan dia juga orang yang sangat kasar, pantas saja ia sampai di racun!" gumam Rini
Selesai makan ia pun meminta izin kepada sang mertua untuk pulang.
"Kalau boleh hari ini saya mau izin untuk menjenguk ibu saya, maklum sebagai anak tertua aku harus selalu mengecek kondisi kesehatannya dan mencukupi kebutuhannya," ucap Rini
"Tentu saja kamu boleh menjenguk ibumu kapanpun, oh iya karena aku belum pernah bertemu dengannya aku akan menitipkan sesuatu untuknya," jawab Maudy dengan suara lembut
Tentu saja sikap ramah Maudy yang tiba-tiba itu membuat Rini sedikit kaget. Apalagi selama ini wanita itu tak pernah menyukainya dan selalu berusaha untuk mengusirnya.
"Terimakasih ibu, sebenarnya gak usah repot-repot membawakan oleh-oleh untuk ibuku," sahut Rini
"Gak repot kok, kan kamu yang bawa. Lagipula sebagai menantu keluarga Wibisono sudah seharusnya aku memberikan hadiah untuk besanku,"
"Iya ibu terimakasih,"
Tidak lama Maudy pun menyuruh pelayan untuk mengeluarkan beberapa parsel. Rini sangat terkejut saat sang mertua membawakan banyak parsel untuk ibu tirinya.
"Terimakasih banyak ibu, unch aku jadi terharu...." ucap Rini
"Ini belum seberapa dengan keberanian mu menyelamatkan aku dan cucuku. Kalau masih kurang kamu tinggal bilang saja, ibu akan memberikan semua yang kamu inginkan,"
"Ya ampun gak ku sangka ternyata ibu mertua ku sangat baik, padahal aku kira kamu itu mak lampir," ucap Rini yang di sambut tawa renyah Wibisono dan Gala
"Astaga!" seru Maudy seketika menutup mulutnya
"Hahahahaha mamah lucu sekali!" seru Gala
Selesai berpamitan dengan ibu mertua dan kakek Wibisono, Rini pun bergegas untuk berpamitan dengan sang suami.
Sementara itu Carlen tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Di jemput oleh assisten pribadinya, Carlen begitu bersemangat di hari pertamanya.
"Tuan, Kakek Anda menjadwalkan pertemuan dengan dokter ortopedi dari Rumah sakit Harapan Kasih, tapi sepertinya dokter itu membatalkannya," ucap Reynold
"Siapa dia, berani sekali dia membatalkan janji dengan keluarga Wibisono," jawab Carlen
"Dia adalah dokter Hanggarini Yusuf, spesialis Ortopedi terbaik di negeri ini. Dia adalah satu-satunya dokter yang mampu membuat anda bisa jalan kembali. Kemampuannya sudah tidak di ragukan lagi, dia bahkan pernah menjadi dokter spesialis kepresidenan, namun tidak lama ia mengundurkan diri karena lebih memilih untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Dokter Hanggarini lebih suka mengobati orang-orang tak mampu daripada pejabat, dan yang uniknya dia tidak membuka praktik seperti dokter lainnya. Dia malah suka mengunjungi orang-orang miskin yang membutuhkan bantuannya atau mengundang mereka saat ia bertugas di rumah sakit,"
"Wah menarik sekali, aku baru tahu jika ada orang seperti itu di dunia ini. Kalau begitu beritahu dia kalau ada orang miskin bernama Carlen yang membutuhkan bantuannya, buat wanita itu mengundangku ke tempat prakteknya,"
"Baik Tuan," jawab Reynold
Reynold pun segera mendorong kursi roda Carlen saat pria itu memberikan perintah. Ricky yang juga hendak berangkat ke kantor pun sengaja menghampiri sang kaka.
"Kalau kaka masih sakit sebaiknya kaka istirahat di rumah saja, jangan khawatir aku bisa menghandle semuanya," ucap Ricky dengan sombongnya
"Tidak mungkin aku percaya dengan sampah seperti mu, jika aku lama-lama menitipkan perusahaan ku padamu aku takut perusahaan ku akan bangkrut," jawab Carlen membuat Ricky naik darah
"Jaga ucapan mu kaka, ingat kamu itu hanya orang cacat yang tidak bisa apa-apa sekarang. Tanpa bantuanku perusahaan mu itu tidak akan berkembang!" sahut Ricky
*Buughhh!!
Ricky seketika memegangi wajahnya setelah Carlen melepaskan tinjunya ke wajahnya.
"Sudah lama aku tidak menghajar orang, dan ternyata pukulan ku masih lumayan juga," tandas Carlen
"Jangan arogan kaka, aku bisa saja melaporkan mu kepada kakek karena sudah menganiaya aku,"
"Laporkan saja, sampah seperti mu memang tidak akan pernah bisa mengalahkan aku bahkan saat aku cacat seperti ini,"
"Dasar brengsek!" seru Ricky
Merasa di remehkan oleh sang kakak, ia pun berniat membalas perlakuannya. Namun saat ia hendak melepaskan serangan kearahnya Reynold langsung melepaskan tendangan kearahnya hingga ia terjungkal.
"Singkirkan dia, aku muak melihatnya!" seru Carlen
Kedua bodyguard yang berdiri di belakangnya segera meringkus Ricky dan membawanya pergi.
"Wah, wah, tidak ku sangka ternyata selain sebagai seorang CEO suamiku juga seorang mafia!" seru Rini sambil bertepuk tangan
"Kalau kau sudah tahu, sebaiknya kau juga menyingkir dari hadapanku. Karena aku bisa melakukan apapun saat mood ku sedang tidak baik,"
"Uhh, takut!" seru Rini dengan ekspresi wajah ketakutan
"Santai saja Tuan, aku hanya Tuan, aku tidak suka mencari masalah dengan serigala seperti mu. Sebagai istri yang baik aku hanya ingin berpamitan padamu, karena selama dua hari aku akan menginap di rumah ibuku," sahut Rini
"Tidak perlu meminta izin padaku, kau bebas melakukan apapun, lagipula aku tidak pernah menganggap mu sebagai istriku,"
Rini tampak menarik nafas dalam-dalam sambil mengusap dadanya.
"Sabar Rini, sabar!" serunya membuat Reynold tertawa kecil melihat tingkah konyolnya
"Singkirkan wanita itu, aku muak melihatnya!" seru Carlen
Namun saat dua bodyguardnya berusaha menyentuh Rini, wanita itu langsung menghajar keduanya hingga membuat Carlen melotot kearahnya.