Zoe Harper, seorang agen rahasia elit dari Norwegia, menerima misi rahasia dari mentornya, Johan Jensen, untuk mencuri "Scriptum Mortis", sebuah buku rahasia yang berisi informasi tentang operasi kartel terbesar di Meksiko. Buku tersebut berada di tangan Axel von Bergen, seorang pengusaha kaya dan berpengaruh.
Namun, misi ini diwarnai dengan kehadiran Axelrod River (Maverick), pemimpin kartel berbahaya yang menguasai jalanan Meksiko. Axelrod River dikenal sebagai pria yang kejam, cerdas dan memiliki jaringan yang luas. Mentor Zoe memperingatkan bahwa Axelrod River adalah musuh yang tidak terduga dan harus diwaspadai.
Dengan kecerdasan, keberanian dan kemampuan analisis yang tajam, Zoe harus menghadapi Axelrod River dan mengungkap kebenaran tentang buku tersebut. Sementara itu, dia juga harus menghadapi konflik internal tentang motifnya sendiri dan moralitas misinya.
Apakah Zoe berhasil menyelesaikan misinya dan mengungkap kebenaran tentang "Scriptum Mortis"?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertanyaan
Zoe tidak membuat tanggapan. Dia hanya makan dan minum sampai kenyang. Sama halnya dengan Maverick, dia mulai menghabiskan makanan di piring tanpa percakapan lanjutan.
*
*
*
Di malam hari, saat Zoe pergi untuk mandi, Maverick tiba-tiba masuk ke kamarnya dan duduk di meja makan. Dia menyalakan cerutu, menuangkan anggur dan menikmatinya. Sampai Zoe keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di tubuh dan kepala, dia menemukan pria itu sedang mencelupkan cerutu baru ke dalam alkohol.
"Maverick?! A-apa yang kau lakukan disini?!"
Maverick menoleh. Dia menghisap kembali cerutunya, sambil memperhatikan Zoe dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Jika di lihat, Maverick seperti pria cabul saat ini.
Karena tidak ada sahutan dari pria itu, Zoe mendekatinya dan memukul meja dengan kuat. "Hei. Aku akan mencungkil matamu jika kau menatapku seperti itu."
Namun, Maverick malah menertawakan gertakan keras tersebut. Dia bangkit dari kursi dan berdiri di hadapan Zoe yang hanya berbalut handuk. Dia menarik handuk yang melingkar di rambut Zoe, dan membuat rambutnya yang tertutup kini berjatuhan ke atas pundak.
"Kau! Apa yang kau lakukan?!"
Zoe menatapnya dengan tajam seolah memiliki niat untuk mengancam dan mencabik-cabik tubuh besar pria itu. Sekali lagi Maverick menertawakannya. Namun kali ini terdengar begitu menyeramkan.
"Zoe Harper.. Aku punya satu pertanyaan untukmu."
Suara tawanya yang tajam perlahan hilang, dan berganti dengan sebuah ungkapan absurd yang membutuhkan waktu untuk memahaminya. Zoe yang bingung dengan cepat menjauhkan tangan Maverick dari pundaknya dan beringsut mundur.
"Apa itu?"
Sebelum menyahut, Maverick membuang cerutunya ke dalam alkohol dan kembali duduk di kursi lain. Matanya yang hitam dan penuh intimidasi masih menatap lurus ke arah Zoe.
"Scriptum Mortis.. Apa kau tahu buku tentang apa itu?"
Mendengar pertanyaan tersebut, Zoe mengangkat ujung alisnya. Sebenarnya dia tidak tahu apapun tentang buku sialan itu. Namun, jika dia mengatakan hal sebenarnya pada Maverick, pria aneh itu pasti akan menertawakannya lagi. Takut akan ejekan, Zoe berakhir membual.
"Buku itu bisa membahayakan dunia."
Maverick tampak sangat terkejut mendengar jawaban Zoe. Matanya membola, tangan dan tubuhnya membatu. Lalu, beberapa detik setelahnya seluruh tubuhnya mulai bergetar hebat. Wajahnya menunduk dengan tangan yang menutupi kedua matanya.
"M-Maverick?"
Zoe mendekat untuk melihat apa yang terjadi pada pria itu. Namun, saat dia menyentuh pundaknya yang kokoh dan lebar, suara tawa mulai menggema.
"Haha.. Zoe, itu hanya sebuah buku. Bukan sebuah Nuklir."
Maverick kembali mengangkat wajahnya. Namun entah kenapa, saat pria itu menatapnya kembali, hatinya tiba-tiba saja berdebar kencang. Zoe tidak pernah sekalipun melihat Maverick yang tertawa sebanyak itu. Raut wajahnya yang sering terlihat tajam dan dingin, kini tampak lembut dan tenang.
Mungkin Zoe bisa menerima ejekan itu jika dia bisa melihat wajah Maverick yang lebih lembut dari biasanya. Berapa kalipun Maverick berniat mengejeknya karena jawaban yang dia buat, dia mungkin akan menerimanya dengan senang hati.
Maverick kembali bertanya, "Siapa yang mengatakannya padamu?" sambil beranjak dari kursi dan memakai kembali mantel yang dia letakkan di sandaran kursi.
"... Mentorku." Zoe menjawab tanpa ragu.
Lalu, Maverick memasangkan kembali handuk kecil yang dia tarik sebelumnya. Dia memasangkannya di atas rambut Zoe dan membantu gadis itu untuk mengeringkan rambutnya yang masih sangat basah. Kemudian, dia menepuk kepala Zoe dan berbalik untuk pergi.
"Gadis bodoh."
Zoe menoleh, mengikuti kemana pria itu melangkah. Suara derakan pintu kayu terdengar dan sosoknya menghilang. Tubuh besar dan tinggi itu kini lenyap. Hanya tersisa cerutu yang di campur dengan alkohol dan bau parfum yang menyatu dengan udara.
*
*
*
Di pagi buta keesokan harinya, Zoe keluar untuk berolahraga. Dia berlari di sekitar taman di area penginapan. Dengan musik yang tenang dan angin yang sejuk, dia tampak begitu menikmati waktunya di tempat itu.
Saat dia duduk untuk beristirahat, dia melihat Maverick yang baru saja turun dari mobil. Namun, pria itu tidak sendirian. Dia pergi dengan seorang gadis memasuki toko perhiasan. Mantel coklat yang di padu dengan syal hitam tampak sangat cocok di tubuh besarnya. Sepatu kulit buaya yang di desain sempurna dan sangat langka, dengan harga yang fantastis membuat auranya semakin terpancar. Dia seperti seorang tuan muda dari keluarga kaya.
Zoe memperhatikannya dari jauh. Dia sangat penasaran dengan sosok wanita yang saat ini berada di sampingnya, berjalan bersama dan memilih sebuah perhiasan.
Tanpa sadar, dia mendekat ke arah toko untuk melihat lebih jelas. Namun sialnya, saat dia memperhatikan keduanya dari kaca, Maverick tiba-tiba menoleh. Dia membuang wajahnya dengan cepat dan berlagak seolah sedang berolahraga di pinggir jalan.
"Hupp.. 1.. 2.. 3.."
Dia mengangkat tangan dan menggerakkan kakinya berulang kali. Namun, Maverick tidak mudah di tipu. Instingnya sangat tajam seperti hewan buas. Dia sadar gadis yang saat ini bertingkah sangat bodoh dan ceroboh adalah Zoe.
"Jose, tunggu sebentar. Aku akan segera kembali."
Maverick mendekat ke arah pintu masuk dan menatap Zoe dari dekat. Sementara itu, Zoe tidak sadar bahwa dirinya sedang di perhatikan dari belakang. Dia masih bertingkah konyol dengan menghitung setiap gerakan yang dia lakukan.
"Apa tugas tambahan seorang agen adalah memata-matai seorang pria tampan?"
Zoe menoleh dengan cepat, setelah pria itu menyelesaikan kalimatnya. Dia membola terkejut melihat Maverick yang tiba-tiba berada sedekat itu dengannya. Saat dia beringsut ke samping, Maverick memegang tangannya.
"Kemana kau akan pergi, nona Agen?"
"A-aku hanya lewat. Sungguh, aku tidak tahu kau ada di dalam."