NovelToon NovelToon
Pesona Ibu Susu Baby Elnan

Pesona Ibu Susu Baby Elnan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Nikahmuda / Cintamanis
Popularitas:51.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Yoyota

Anaya Devaloka (21), seorang gadis muda yang terpaksa menjadi ibu susu bayi bernama Elnan Kavindra demi melunasi hutang ayah tirinya dan membiayai pengobatan mamanya.

Richard Kavindra (29), seorang CEO muda nan tampan dan terkenal playboy. Ia menyukai gadis seksi yang bertubuh langsing. Namun, ketika ia melihat Naya, semua tipe gadis idealnya seakan tak berlaku sama sekali. Ia terjebak pada pesona ibu susu baby Elnan anaknya.

Akankah Richard mampu meluluhkan hati Naya? dan bisakah Naya tetap teguh pada hatinya tanpa tergoda oleh Richard?

Follow Ig : @yoyotaa_
Dilarang keras untuk menjadikan cerita saya jadi konten!!!!!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 - Butuh Energi

Hari demi hari telah berlalu, ASI Naya semakin harinya bertambah banyak. Ia sampai harus memompa ASI nya dan menyimpannya ke dalam botol kemudian ditaruh ke dalam kulkas.

Sesuai permintaan Richard, Naya kini tak lagi memanggilnya 'Tuan', melainkan 'Richard'. Richard sungguh senang karenanya. Perlahan-lahan Naya mengikuti perintahnya. Setelah kejadian itu, Richard jarang sekali berada di rumah. Terkadang Richard hanya punya waktu pagi hari ketika sarapan dan malam hari saat ia diam-diam memasuki kamar Elnan.

"Haah, sampai kapan dokumen-dokumen ini terus menumpuk? Aku ingin sekali pulang." keluh Richard di ruangan kerjanya.

Tak lama kemudian, Leon mengetuk pintu. Ia pun dipersilahkan masuk oleh Richard.

"Maaf Bos. Setelah ini Anda ada jadwal meeting dengan pemilik Jeka Group. Beliau sudah sampai di kantor kita dan sedang menunggu di lobi." Leon memberitahukan jadwal kegiatan Richard.

"Baiklah, aku akan menemui mereka sekarang."

Richard langsung berdiri dari duduknya. Ia berjalan keluar dari ruangannya diikuti Leon di belakangnya. Mereka memasuki lift dan menekan tombol lift untuk ke lantai satu.

"Leon, apa data-data yang aku suruh untuk kau analisis dan pelajari telah kau temukan kejanggalannya?" tanya Richard.

"Sudah bos. Kemungkinan besar mereka ingin bekerja sama dengan kita dengan tujuan tidak baik. Saya sudah meneliti semua datanya. Mereka memalsukan beberapa biaya pengeluaran untuk menekan biaya produksi."

"Haah ..." Rich menarik nafas pelan. Hanya demi meraup keuntungan, mereka sampai tega memalsukan data-data penting.

Kepala Richard dipenuhi dengan banyak hal yang harus ia pikirkan dan urusi. Rasanya ia sudah tak sanggup lagi jika harus menyelesaikannya hari ini juga. Ia butuh tenaga. Butuh sesuatu yang bisa memberikannya energi.

"Mari bos, mereka duduk di sebelah sana," ucap Leon ketika lift sudah terbuka dan memberitahukan posisi klien mereka.

Richard berjalan dengan memasukkan salah satu tangannya ke saku yang ada di depan celananya. Ia berjalan bagaikan model yang sedang memperagakan busana di catwalk. Aura dingin menyelimuti raut wajah Richard. Ia pun sudah berada di hadapan klien nya.

"Selamat sore, Tuan Richard. Senang sekali saya bisa bertemu Anda kembali setelah satu tahun lebih kita tidak saling menyapa," sapa si klien sambil berdiri.

"Sore juga Rico. Ya, kita memang sudah lama sekali tidak bertemu. Padahal proyek kita sudah dimulai beberapa bulan yang lalu. Namun, kita belum bisa dipertemukan seperti ini," jawab Richard seadanya.

Rico Jekano, pemilik Jeka Group yang sudah menjadi partner perusahaan Richard bertahun-tahun yang lalu. Ia merupakan pengusaha muda seperti Richard. Sayangnya, ia kalah terkenal dengan Richard. Karena Richard hampir memiliki segalanya.

"Anda benar. Mari kita langsung saja ke intinya," saran Rico.

Leon dengan sigap membawa mereka ke ruang meeting yang berada di lantai satu. Di ruangan tersebut, hanya ada 4 orang saja. Richard dengan Leon, Rico dengan asistennya. Mereka membahas hal yang akan dilakukan untuk memperluas lahan yang akan dibuat perumahan untuk warga kelas menengah ke bawah.

Kesepakatan pun terjalin. Rico langsung pamit pada Richard kemudian meninggalkan perusahaan Richard. Setelah mereka pergi, Richard mengendurkan ikatan dasinya.

"Berani-beraninya mereka berusaha menipuku? Bodohnya aku sudah menjalin kerja sama begitu lama dengannya," teriak Richard.

"Jika suatu kepercayaan telah dirusak. Lebih baik jangan dipertahankan bos. Hal tersebut hanya akan menjadi duri ataupun penghalang kita untuk maju. Saya akan sekuat tenaga membantu anda untuk menemukan hal ganjal lainnya lagi."

Bicara tentang kepercayaan, Richard jadi teringat mantan tunangannya yang memilih karier daripada dirinya. Padahal, ia sudah percaya sepenuhnya pada wanita itu. Nasi sudah menjadi bubur. Semua yang terjadi tak akan pernah bisa kembali.

"Kau urus saja semuanya sebelum pulang. Aku cape. Aku akan pulang cepat hari ini. Aku percayakan semuanya padamu. Jangan pernah kau mencoba untuk mengkhianati kepercayaan ku, Leon," pesan Richard.

"Tentu bos. Saya akan menjaga kepercayaan anda sepenuhnya."

"Baguslah," ucap Richard sambil berjalan keluar dari ruangan meeting. Ia berjalan menuju basemen lalu menjalankan mobilnya keluar dari pintu gerbang perusahaan.

Sesampainya di rumah, yang ia butuhkan hanya satu yaitu Naya. Naya seolah-olah menjadi daya tarik tersendiri dalam mengisi energi pada tubuh Richard. Ingin sekali Richard melakukan hal yang sama seperti waktu. Namun, ia belum memiliki alasan yang kuat untuk melakukannya.

"Naya," panggil Richard yang melihat Naya sedang membereskan beberapa makanan ruangan di dapur.

"Iya, ada apa? Tak biasanya kau pulang cepat, Rich," ucap Naya keheranan. Selain memutuskan untuk menyetujui memanggil Richard dengan nama, Naya juga menyamakan panggilan Richard dengan teman-teman Richard.

"Aku cape. Aku kehabisan tenaga. Aku ingin beristirahat dan mengisi baterai tubuhku. Siapkan aku pakaian casual. Aku akan ke atas dan mandi."

Setelah mengatakan itu, Richard langsung berjalan ke kamarnya. Sementara Naya masih sibuk dengan toples-toples yang berisi makanan gurih itu. Saat semuanya sudah beres dan kembali ke tempatnya, Naya bergegas pergi ke kamar Richard.

Pintu kamar Richard sudah terbuka sedikit saat Naya sudah berada di depan kamar Richard. Naya pun masuk tanpa permisi. Matanya langsung tertuju pada lemari besar yang menampilkan pakaian Richard dari model yang formal sampai yang tidak formal.

"Casual? Berarti dia ingin bersantai? Apa aku siapkan kaos saja?" Naya bertanya pada dirinya sendiri.

Tangannya langsung berhenti tepat di kaos hitam polos yang menggantung di lemari tersebut. Kemudian untuk celananya, Naya memilih model celana joger berwarna krem agar tetap fashionable.

"Nah, begini bagus. Semoga dia suka dengan pilihanku," gumam Naya.

Satu set kaos dan celana yang Naya pilih ia taruh di atas ranjang. Saat Naya akan keluar dari kamar Richard, rupanya pria itu sedang berdiri di dekat pintu kamarnya menggunakan handuk kimono untuk menutup tubuhnya. Rambut yang masih basah, ia biarkan begitu saja.

Kapan dia selesai mandi? Kenapa aku tidak mendengar suaranya saat membuka pintu?

"Sudah selesai memilihkan aku pakaian?" tanya Richard.

"Sudah, silahkan dipakai kalau kau suka dengan pilihanku."

"Aku akan selalu suka dengan pilihanmu. Sama seperti diriku yang selalu suka jika kau berada di dekatku. Naya aku butuh energi."

Ucapan Richard tersebut terdengar seperti gombalan di telinga Naya. Naya pun tak terlalu ambil hati ucapan tersebut. Naya selalu berpikir bahwa itu hanya angin lalu.

"Kalau butuh energi. Cepatlah pakai baju, lalu turun ke bawah. Aku akan menyiapkan makan untukmu," ucap Naya sambil berjalan mendekat ke arah pintu. Richard masih berdiri disana tanpa ingin berpindah sama sekali.

Saat tangan Naya sudah memegang gagang pintu, Richard menarik tangan Naya dan menghadapkan Naya di depannya.

"Naya aku butuh energi. Energi yang hanya kau yang bisa memberikannya, dan itu bukan makanan."

Naya mengernyit bingung. Richard membuat Naya berpikir keras karena tidak mengerti ucapan Richard.

Richard yang gemas dengan ekspresi bingung Naya, langsung menarik tubuh Naya berhimpitan dengan tubuhnya.

"Rich, jangan seperti ini. Lepaskan tanganmu. Aku harus mengurus Elnan kembali." Richard menggeleng pelan. Ia benar-benar lelah dengan rutinitasnya. Tanpa aba-aba Richard langsung memeluk Naya. Ia ingin melepaskan lelah itu dengan pelukan Naya. Berharap Naya akan mentransfer energi padanya.

"Biarkan seperti ini. Aku janji tidak akan meminta lebih. Aku sungguh lelah, Nay. Aku hanya butuh pelukan."

Naya pasrah. Ia membiarkan Richard memeluk tubuhnya. Toh, Richard telah berjanji tidak akan macam-macam padanya.

Kau memang obat yang paling cepat untuk lelahku, Nay. Aku merasa energi ku perlahan-lahan bertambah. Aku benar-benar sudah terjebak dengan pesona mu.

***

Hai semuanya,

Salam hangat dariku ya.

Terima kasih sudah membaca ceritaku sampai di bab ini. Semoga kalian menyukainya.

Jangan lupa berikan like dan vote nya teman-teman.

Ramaikan juga cerita ini dengan komentar-komentar kalian.

Kalian bisa juga memberikan dukungan untuk yoyo dengan menonton iklan yang ada di kolom pemberian hadiah.

1
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
dulu kaya pernah baca ini novel tapi lupa... ya udah deh... dibaca lagi abisnya seru sih.... paling suka novel kalo ada debaynya 😅😅😅
Banu Tyroni
konyol... konyol...
Banu Tyroni
ini mah sdh keterlaluan pisan...
Banu Tyroni
... ini mah gejala ibu hamil
Banu Tyroni
itu si Richard memang luar biasa...
Banu Tyroni
cinta lama telah usang...
Banu Tyroni
... gas pol
Banu Tyroni
ada udang di balik batu....
Banu Tyroni
ya.. ya...mimik susu terus
Banu Tyroni
oh.. begitu toh ceritanya
Banu Tyroni
nyantai aja mas bro... di rumah sdh ada yg jozz
Banu Tyroni
sukses...
Banu Tyroni
... wah seru²nya ini
Banu Tyroni
... ayo lingerie, lanjut
Banu Tyroni
... kasihan deh loe
Banu Tyroni
... badmood
Banu Tyroni
... sabar² bos mah emang begitu
Banu Tyroni
... manis sekali
Banu Tyroni
... anggur merah
Banu Tyroni
siap² perang tanding dimulai...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!