#KARYA ORIGINAL!!#
Update setiap hari.
Fang Tian, seorang pemuda berumur sekitar 20 tahun. Saat sedang berjalan santai di tepi pantai, sebuah pesawat kecil menukik tajam kearahnya dan membunuhnya.
Tapi hal yang tidak terduga terjadi, dia menyebrang ke dunia kultivasi, di mana kekuatan adalah segalanya. Hidupnya sangat berat selama tiga bulan, hingga akhirnya dia membangkitkan sistem yang ditunggu-tunggunya. Hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat, menggapai puncak dengan bantuan sistem.
Tidak hanya itu, dia mendapatkan istri yang sangat cantik yang sebenarnya adalah seorang yang sudah bereinkarnasi sebanyak enam kali!!
Tanpa dia sadari, ternyata ada sebuah belenggu yang mengekangnya agar tidak bisa berkembang, memaksimalkan potensi aslinya.
Siapakah yang sebenarnya memasang belenggu pada istri Fang Tian? Apa mereka berdua dapat melepaskan belenggu itu?
Penasaran dengan cerita mereka, silahkan baca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_Afif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Kejadian yang sebenarnya
Fang Tian turun dari gazebo dan berjalan ke pinggir kolam, melihat ikan-ikan berenang. Suasana sangat sunyi sesaat, hanya terdengar suara percikan air dan angin yang berhembus.
"Aku punya pesan untukmu, Qing Lian," kata Fang Tian lembut, memecah keheningan.
Qing Lian menoleh ke arah Fang Tian, "apa itu?"
Fang Tian melirik sebentar, "jangan gunakan esensi permaisuri mu apapun keadaannya sebelum tubuhmu benar-benar kuat! Keadaan jiwamu sudah terluka," Ujarnya lembut, namun penuh penekanan.
Mata Qing Lian terbuka lebar, dia segera melompat menjauh penuh kewaspadaan. "Bagaimana kamu bisa tahu?!... Aku tidak pernah memberitahu siapapun!"
Fang Tian masih tenang, kemudian tersenyum tipis. "Tidak perlu waspada seperti itu, jika aku memiliki niat jahat, sejak kemarin kamu sudah tidak ada di dunia ini! Bagaimanapun juga, sekarang kamu adalah istriku, tidak mungkin aku akan menyakiti istriku sendiri."
Qing Lian masih tidak mengendurkan kewaspadaannya walau dia tahu tidak bisa menang melawan Fang Tian. "Ucapnya memang masuk akal, tapi aku masih tidak boleh lengah."
"Siapa kamu sebenarnya?!" Teriak keras Qing Lian.
Fang Tian menoleh kearahnya, "aku?... Bukankah aku suamimu?... Kenapa tanya hal yang sudah pasti," jawab santai Fang Tian.
"..."
Fang Tian terkekeh kecil melihat ekspresi istrinya yang lucu nan imut. Tidak lama kemudian, ekspresinya kembali menjadi serius.
"Dan satu hal lagi, ada sebuah–..." Fang Tian berhenti berbicara, mengurungkan niatnya. "Sebaiknya aku tidak usah memberitahunya saat ini agar tidak membebaninya," pikirannya.
"??" Qing Lian memiringkan sedikit kepalanya, "ada apa?"
"Ehem... Tidak apa, itu tidak penting," ucap Fang Tian berpura-pura batuk.
Namun, ekspresi Qing Lian tidak berubah, masih waspada dan rasa penasaran.
"Ngomong-ngomong, kenapa kondisimu bisa sangat parah kemarin?" Suara Fang Tian terdengar tepat di samping Qing Lian, mengejutkannya. Kemudian memeluk pinggang ramping Qing Lian. Dia melakukannya untuk mengalihkan topik dan mencairkan suasana.
"Apa!.. aku bahkan tidak menyadari kapan dia bergerak!" Pikir Qing Lian dalam hati.
Sepertinya rencana Fang Tian berhasil, kewaspadaan Qing Lian perlahan menghilang digantikan rasa nyaman dan aman.
"Itu semuanya gara-gara keluarga An......."
Qing Lian mulai bercerita.
***
Flashback.
Pagi hari, kota Tianshan.
"Minggir-minggir!... Tuan muda kedua keluarga An mau lewat!"
Teriakan keras terdengar di jalanan kota Tianshan menarik perhatian semua orang yang mendengarnya. Mereka menoleh ke arah sumber suara.
Di sana, terlihat segerombol pria mengenakan pakaian hijau rumput, dengan pedang di pinggang mereka. Di tengah gerombolan itu, seorang remaja yang terlihat berumur sekitar lima belas tahun berjalan dengan angkuh.
Badannya gemuk, pendek dan wajahnya terlihat tidak enak dipandang. Matanya menyapu semua orang di sekitar dengan tatapan merendahkan dan senyum sinis.
"Lihat itu, wajahnya sangat jelek," ucap seorang pejalan kaki tanpa pikir panjang.
Orang disampingnya langsung panik mendengarnya dan menutup mulut pejalan kaki itu, "apa yang kamu lakukan, jika dia mendengarnya, kepalamu pasti sudah terlepas dari badanmu!"
"!!!"
Pejalan kaki yang mendengar penjelasan itu langsung ketakutan, kakinya bergetar hebat, hampir mengompol di celana.
"Untunglah dia tidak mendengarnya, kalau tidak...." Dia merinding membayangkannya.
"Iya, tuan muda An Jing sangat terkenal dengan sifat buruknya. Jadi, jaga ucapanmu saat melihatnya."
Pejalan kaki itu mengangguk.
Tuan muda kedua keluarga An yang bernama An Jing terkenal dengan sifat busuknya. Dia memandang semua orang seakan budaknya yang tidak berguna, suka semena-mena dan juga, dia terkenal dengan kecabulannya.
Hal ini dikarenakan sejak kecil dia selalu di manja dan selalu dituruti kemauannya. Selain itu, kondisi keluarganya mendukung untuk melakukannya.
An Jing hanya melihat-lihat saja, hingga akhirnya dia menemukan seorang gadis yang sangat cantik dengan rambut perak dan mata biru cerah.
Ya, gadis itu adalah Qing Lian. Dia sedang menata bunga di depan rumahnya, membantu ibunya. Berbagai jenis bunga dia jual untuk memenuhi kebutuhannya.
Semuanya masih tenang-tenang saja sampai pada akhirnya si An Jing datang menghampirinya.
"Hai cantik, apa kamu mau bermain denganku," ajak An Jing dengan senyum mesum.
Qing Lian tidak menggubrisnya sama sekali, menoleh pun tidak. Dia masih fokus dengan bunga-bunga yang di tatanya.
Merasa terhina karena di abaikan, An Jing menjadi kesal. Dia memberi kode pada bawahannya untuk bergerak. Melihat kode yang di beri tuan mudanya, salah satu penjaga bergerak.
Brak....
Tempat bunga di tendang keras oleh bawahan An Jing hingga hancur, tidak hanya itu, dia juga menginjak-injak bunga yang jatuh ke tanah hingga tidak berbentuk.
Sekarang, mereka menjadi pusat perhatian semua orang. Walau banyak yang melihatnya, tidak ada seorangpun yang berani bergerak, seolah tidak melihat apapun.
"WOY!... Kalau dipanggil itu di jawab!..." Teriak penjaga itu.
Qing Lian masih mencoba tenang, saat ini dia tidak ingin membuat kekacauan walau sangatlah mudah baginya untuk mengalahkan mereka semua.
Qing Lian mengambil bunga-bunga yang masih utuh di tanah dengan ekspresi tidak peduli, wajahnya benar-benar datar.
Merasa di abaikan, penjaga itu tidak terima. Dia mengambil pedang di pinggangnya dan mengacungkannya ke arah Qing Lian.
Qing Lian melirik dan menatap tajam penjaga itu dengan niat membunuh. Hanya sebagai peringatan saja.
Melihat tatapan tajam Qing Lian yang penuh hawa membunuh, penjaga itu merasa gemetar ketakutan. "A-aku ketakutan?!... Tidak mungkin!..." Pikir penjaga itu tidak percaya.
Penjaga itu mengayunkan pedangnya kearah Qing Lian dengan brutal tanpa peduli apapun. "Matilah!..."
"Jangan menggores wajahnya," teriak An Jing pada bawahannya sambil melumat bibirnya sendiri.
Pedang menari dengan enerjik dan sangat cepat, namun itu masih dapat dihindari Qing Lian dengan mudah.
"Lemah," gumam Qing Lian.
Merasa kondisi ini sudah tidak bisa diabaikan, Qing Lian memutuskan untuk bergerak. Dia memutar badannya, melakukan akrobatik, kemudian menendang penjaga yang menyerangnya hingga terpental.
Whush.... Brak....
Penjaga itu menabrak kios hingga hancur, pedangnya terlepas dari genggamannya dan jatuh didepan Qing Lian.
An Jing dan bawahannya yang lain tidak percaya melihat itu, mata mereka terbuka lebar. Tidak terima dengan itu, An Jing memerintah bawahannya yang lain untuk menyerang.
Dengan gerakan cepat dan presisi, Qing Lian mengalahkan mereka satu persatu dengan mudah.
Slash... Dam... Brak...
Mendengar keributan di depan rumah, Qing Yue–ibu Qing Lian keluar untuk mengeceknya. Alangkah terkejutnya dia saat melihat anaknya sedang bertarung dengan segerombol orang.
"Qing Lian!" Panggil Qing Yue.
Namun, Qing Lian yang sedang fokus dengan pertarungannya tidak mendengar panggilannya. Malahan, seorang pria yang mendatangi Qing Yue dengan pedang digenggamannya.
Disisi lain, Qing Lian hampir mengalahkan semua bawahan An Jing. Dia berjalan perlahan ke arah An Jing dan bawahannya yang tersisa dengan tatapan tajam. Namun, langkahnya terhenti setelah mendengar teriakan seseorang.
"Berhenti atau aku bunuh ibumu!" Teriak keras pria yang menyandra Qing Yue. Bilah pedang sudah tepat didepan leher Qing Yue.
"Jangan hiraukan aku Yue'er. Larilah dan selamatkan nyawamu," ucap Qing Yue khawatir dengan kondisi anaknya.
Pria itu semakin mendekatkan pedangnya, "diamlah! Kamu bicara lagi dan aku akan membunuhmu!" Ancamnya.
Melihat ibunya di sandra membuat Qing Lian menjadi gelisah, walau tidak diperlihatkannya. Pada akhirnya, dia memilih untuk menyerah.
Dia melepas pedang di tangannya dan mengangkat kedua tangannya. "Lepaskan ibuku! Aku akan ikut dengan kalian."
An Jing yang melihat Qing Lian menyerah menjadi bersemangat, air liurnya sedikit menetes. "Lepaskan ibunya dan cepat tangkap dia," perintahnya.
Mendengar perintah tuan mudanya, segera pria itu menurunkan pedangnya dan melepas Qing Yue. Kemudian mendekati Qing Lian dengan waspada.
Qing Lian tidak melawan saat ditangkap, dia masih khawatir dengan apa yang akan terjadi pada ibunya. "Ibu, masuk kedalam rumah dan jangan keluar dari sana sampai aku kembali, apapun yang terjadi," teriakan sebelum dibawa pergi.
Qing Yue merasa sangat khawatir dengan kondisi anaknya, namun dia percaya dengan Qing Lian. Selama ini, dia tidak pernah di bohongi oleh anaknya.
Sesaat setelah perginya tuan muda An Jing dan bawahannya, banyak warga yang mulai bergosip.
"Cih.... Sikapnya benar-benar sampah. Kalah dengan seorang wanita, beraninya pakai sandra, benar-benar sampah."
Warga lainnya mengangguk, "iya, sangat menyedihkan, keluarga besar seperti mereka melakukan hal licik."
Disisi lain, Qing Yue yang mendengarnya diam saja, dia masih khawatir dengan Qing Lian. "Saat sudah pergi saja banyak gaya, tadi saat ada kekacauan kemana perginya kalian?!..." Pikirannya.
Kemudian, Qing Lian masuk kedalam rumahnya dan menguncinya rapat-rapat, sesuai permintaan anaknya.