Seorang wanita bernama Arabella Gwenevieve berusia 22 tahun.. Hidupnya begitu kelam setelah dijual oleh kedua orang tuanya dan menikah dengan seorang pria yang dijodohkan dengannya.. Namun pernikahan tersebut hanya berlangsung selama beberapa bulan dan suaminya kembali mencampakkannya.. Hidupnya berubah setelah bertemu dengan seorang mafia yang sangat kejam dan di takuti di kota tersebut..
penasaran seperti apa kisahnya?
Ikuti Kisah nya terus.. jgn lupa like and vote sebanyak banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya genza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Kau tidak serius kan.? " Tanya Arabella, wanita itu menyeringai lebar.
"Aku serius. Jadi berhati hatilah nona.! "
Mereka berjalan melintasi taman yang indah. Mengitari sekitar mansion yang luas itu, dan rupanya tidak seburuk yang Arabella pikirkan.
"Apakah kau yakin harimau harimau utu berada di kandang mereka.? " Tanya Arabella memastikan.
"Tentu saja, nona. "
"Apakah mereka pernah melukai tuannya.? "
"Mereka jinak dengan tuan Aldridge. "
Bahkan harimau pun takut pada Charles. Mereka tunduk pada Charles karena pria itu monster.
Mereka terus berjalan. Gaun Arabella berkibar karena angin. Sampailah mereka di halaman hijau yang jaraknya lebih jauh dari mansion.
Arabella melihat banyak kelinci merumput di sekitar sana, dan ia segera kehilangan kendali.
"Aku ingin menangkap mereka.! "
"Silahkan saja, jika anda suka. "
Arabella mengejar kelinci kelinci itu, yang membuat hewan hewan berbulu itu berhamburan melarikan diri. Arabella bahkan meninggalkan pelayannya di belakang. Ia terus berlari mengejar seekor kelinci yang masih kecil, dan Arabella berhasil menangkapnya.
Saat itu, Arabella baru menyadari jika ia tengah berada di area menembak. Di ujung sana, terlihat Charles yang baru saja akan memulai latihan.
Pria itu mengangkat s e n a p a n di bahunya, dan Arabella akan menjadi sasaran pertamanya. Arabella bahkan bisa melihat seringai dan kepuasan di mata lelaki itu.
"Lari.! " Teriak Arabella pada dirinya sendiri.
Tetapi sebelum Arabella berlari, suara t e m b a k a n pertama yang keras mengejutkannya dan tahu tahu saja Arabella sudah ambruk di atas rumput. Dia pingsan.
"Sial.! " Umpat Charles dari jauh.
Arabella Membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa berdenyut. Dan suara riuh burung burung beterbangan terdengar samar di telinganya.
Aroma tanah menyeruak masuk, bercampur dengan aroma khas rerumputan hijau yang ia kenali.
"Apa yang terjadi tadi.? " Pikirnya. Mencoba mengingat apa yang baru saja menimpa dirinya.
Kelinci kecil yang tadi ditangkapnya sidah tidak ada. Yang tersisa hanyalah rasa nyeri di lututnya. Meski tidak ada tanda tanda luka serius dan ia berada di sana, di atas rumput.
Rupanya Arabella tidak sendirian. Pria itu ada di sana. Charles. Membungkuk di atasnya dengan wajah datar.
Tak jauh, pelayan yang tadi menemaninya berdiri dengan tubuh tegang, tak berani mendekat karena takut menghadapi kemarahan sang tuan.
"Apa kau sengaja mencoba membuatku marah, nona.? " Suara Charles terdengar dingin, seperti lapisan es yang tajam menusuk.
Arabella mencoba bangkit, namun lututnya gemetar. Charles meraih lengannya, menariknya agar duduk tegak.
"Kenapa kau menembak ke arahku.?! " Seru Arabella dengan nada marah yang berusaha menyembunyikan ketakutannya.
Charles mendesah panjang, menatap tajam ke arah Arabella. Lalu pria itu menunjuk ke arah sisi Arabella, tempat seekor ular bewarna hitam tergeletak tak berdaya.
"Aku hanya mencoba menyelamatkanmu. " Kata charles. Arabella nyaris tak berkedip.
"Lagi.? " Arabella mengangkat alisnya. Wajah Charles datar.
"Kau berada di area latihan m e n e m b a k, dan kelinci sialan itu melompat tepat di jalur bidikan ku. Kalau saja aku tau kau akan berlari seperti orang bodoh mengejar kelinci di sana, aku tidak akan membiarkanmu keluar dari mansion.! " Ujar Charles.
"Apa sebelumnya kau berniat ingin membunuh kelinci itu.? " Tanya Arabella. Charles mendengus.
"Benar, lalu aku melihat ular itu berada di kakimu" Kata Charles menunjuk ular itu dengan dagunya.
"Aku melihatmu tadi. Jelas jelas kau berniat menembak ke arahku. "
"Aku hanya bermain. " Charles menyeringai.
Arabella merasa darahnya mendidih. Ia tahu ia salah, tapi ucapan Charles membuatnya marah.
"Kau seharusnya memperingatkanku.! Apa kau pikir aku tahu bahwa tempat ini digunakan untuk bermain main dengan s e n a p a n.?! "
Arabella mencoba bangkit, sepertinya ia pingsan selama beberapa detik saja karena terlalu terkejut, dan sadar secepat ia pingsan. Meskipun begitu, tubuhnya masih terasa lemas.
" Bermain main.? " Charles tertawa sinis.
"Aku tidak bermain main. Kegiatan ini adalah latihan yang serius. Hanya orang bodoh yang tidak memahami batasan wilayah ini.! " Sarkasnya.
Arabella mengerutkan kening, menahan dorongan untuk membalasnya.
"Kau tidak perlu berbicara seolah aku adalah tahananmu. Lagi pula aku tidak tahu kau ada disini.! "
"Aku baru akan mulai menembak ketika kau muncul. "
Charles mendekatkan wajahnya ke wajah Arabella, membuat gadis itu terdiam seketika. Mata Charles tajam, seperti mata predator yang siap menerkam mangsanya.
"Kau memang tahananku Arabella. Jangan lupakan itu.! "
Arabella bergidik. Tatapan Charles tidak hanya membuatnya merasa seperti mangsa, tapi juga seperti seseorang yang sepenuhnya tidak berdaya di hadapan sosok itu.
Arabella menguatkan hatinya, mencoba menahan pandangannya agar tidak berpaling. Charles berdiri, lalu meraih Arabella agar mengikutinya.
"Kembali ke mansion. Jangan membuat ulah.! "
Arabella mengepalkan tangannya, lalu menunjuk ke bawah.
"Charles, ada ular di sepatumu.! "
Charles termakan umpan. Lalu setelah itu Arabella berlari sangat kencang menuju padang rumput yang luas.
"Nona.! " Pelayan yang tadi berada di sana berusaha mengejarnya, tetapi Charles melarangnya.
"Aku yang akan mengejarnya. Kurasa dia pantas di hukum. Biarkan saja dia. "
Setelah menunggu sekitar 20 menit, Charles berlari mengejar Arabella.
Di sisi lain, Arabella berlari sekuat tenaga menuju wilayah yang lebih rimbun dengan pepohonan besar. Di sana ada jalan setapak, Arabella mengikuti jalan tersebut yang seolah tiada habisnya.
Itu mungkin bisa digunakan untuk jalur berkuda, di depan sana ada danau buatan yang dikelilingi pagar besi. Sangat besar dengan air yang jernih bergelombang terkena angin. Arabella melihat seekor buaya tengah berada di tepinya, tertidur sambil membuka mulut. Arabella bergidik ngeri, berusaha keras agar tak mendekati danau.
Senja perlahan berubah menjadi kelabu, tanda bahwa sebentar lagi petang akan tiba. Arabella terengah engah, ia hampir kehabisan nafas dan saat itu barulah ia menyadari bahwa ia berada entah dimana.
"Aku berlari tak tentu arah. Sekarang aku dimana.? Astaga.! Aku tersesat.? Bagaimana kalau Charles sengaja melepaskan harimau harimau itu agar memakanku.? "
Arabella menjadi panik dan hampir menangis. Namun secara mendadak tiba tiba saja Charles muncul.
"K.. Kau.! "
Charles tidak mengatakan apa apa, tetapi pria itu meraih tangan Arabella, mendorongnya, hingga punggung gadis itu menyentuh permukaan kasar batang pohon besar.
"Sudah lelah berlari.? "
Arabella masih tersengal sengal karena berlari. Untuk sepersekian detik kemudian Charles mendekatkan wajahnya ke wajah Arabella. Arabella mencoba melawan, tetapi sekali lagi ia tak berdaya.
"Katakan padaku Arabella. Katakan padaku bahwa kau bersedia menikah denganku."
"Kau akan menikah dengan gadis yang akan dijodohkan oleh kakekmu, dan kau berencana menjadikanku seorang gundik.? "
"Daripada hidup di jalanan tanpa tujuan, lebih baik kau menjadi gundikku. Makanan, pakaian, tempat tinggal. Kau akan memiliki semuanya. Kau tidak akan kekurangan apapun jika kau bersedia menjadi milikku. "
"Tidak, aku tidak mau.! "
HAPPY READING♥
Jangan Lupa Like, Komen, Subscribe Sayangku♥
kake nya Carles atau musuhnya tour