Karina mengusap airmatanya yang sejak tadi dia tahan tangisan Karina pecah saat mendengar Dipta suami yang dia cintai tidak menginginkan keturunannya lahir dari rahim Karina.
Selama ini Karina dibohongi dengan kata manis Dipta yang menyuruh Karina menunda kehamilannya karena dia masih ingin menikmati kebersamaan dengan Karina.
Kenyataan yang Karina lihat hari ini Dipta suaminya sangat bahagia dengan kehamilan istri keduanya..Hati karina benar benar hancur melihat semua ini.
Dan yang lebih menyakitkan dengan lantangnya Gina istri muda Dipta mengatakan kalau Dipta tidak menginginkan anak yang lahir dari Karina didepan tamu undangan yang hadir.
Akankah Karina sanggup melanjutkan pernikahan yang sudah ternoda ini?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 Hari Hari Karina
Sudah hampir satu bulan kepergian Karina dari kediaman mereka, sampai saat ini Dipta masih belum bisa menemukan keberadaannya. Karina saat ini focus dengan kehamilannya dia sangat bersukur tidak mengalami ngidam yang terlalu menyusahkan nya, sedangkan Yuda sedang sibuk dengan perusahaan yang baru didirkan,
Saat ini Yuda sudah berkantor disalah satu Gedung yang ada diibukota ini, pekerjaan yang dikerjakan cukup banyak, dan mempersiapkan keberangkatan kakaknya ke negeri singa itu. Daniel sudah mengurus semuanya mereka sudah mendapatkan kediaman untuk Karina disana, sekarang tinggal mengatur keberangkatan Karina agar tidak diketahui oleh orang orang Dipta.
Yuda tahu saat ini Dipta lagi mengerahkan orang orangnya untuk mencari Karina, dengan kondisi karina yang sedang hamil kemungkinan Dipta akan bersikeras untuk kembali pada Karina.
“Daniel apa semuanya sudah siap untuk keberangkatan kakak ke sana.” Tanya Yuda yang saat ini sedang ada diruangan kerjanya.
“Beres, tinggal berangkat.” Jelas Daniel, Yuda menganggukkan kepalanya.
“Papa gimana keadaannya? Gw masih belum sempat jenguk papa.” terang yuda dia ingin sekali bertemu dengan Tuan darsono tapi pekerjaannya banyak sekali.
“sudah banyak kemajuan, terima kasih sudah bantuin papa dan keluarga gw.” Daniel terlihat senang menceritakan keadaan papanya.
“Kayak apaan aja lo, Tuan Darsono itu juga orang tua gw, lo jangan nolak gw kalau jadi anak Tuan Darsono.” Seloroh Yuda pada sahabatnya itu. Daniel yang mendengar candaan Yuda jadi tertawa.
“Mana berani gw nolak, yang ada gw diomelin mama kalau sampai nolak lo.” balas Daniel dan merekapun ketawa bersama.
“beberapa hari kedepan kita akan sangat sibuk, karena nanti kita akan banyak melakukan perjalanan keluar kota”. Yuda menatap kearah Daniel sambil memainkan pulpen yang ada ditangannya.
“semangat bro kita akan buktikan pada keluarga Darmawan itu, kalau mereka salah sudah membuat masalah dengan kita.” Tukas Yuda sambil melakukan tos tangan dengan Daniel yang juga sangat besemangat.
“kita akan buktikan bro, kita harus bisa memberi pelajaran pada mereka.” balas Daniel dengan tatapan tajam nya***
Sabtu pagi Karina mengajak Yuda dan ibunya untuk pergi kesuatu tempat, “kak mau kemana? Masih pagi ini.” Ucap Yuda pada karina sewaktu mereka sarapan.
“ada deehhh, kamu kasih tau Daniel ya suruh bawa semua keluarganya kesana nanti kakak share alamatnya”. Balas Karina sambil tersenyum kecil, melihat senyum kakaknya Yuda jadi waspada.
“jangan bilang ngidam lagi kak alasannya”. Imbuh yuda, Karina langsung ketawa mendengar ucapan Yuda.
“hahahha trauma ya dek dengar kata ngidam.” Seloroh karina yang masih saja ketawa, ibu mereka hanya senyum melihat keakraban kedua anaknya itu. Karina sudah kembali ceria walau kadang kadang rasa sedih nya masih kelihatan. Yuda ikutan ketawa mendengar canda kakaknya itu.
“nanti pakai masker sama topi kalau mau keluar dari sini kak, takut ada anak buah Dipta melihat kakak”. Jelas Yuda, karina mengangkat tangannya sambil berkata oke.
Sekarang mereka sudah sampai ditempat tujuannya sebuah rumah yang cukup mewah walau tidak terlalu besar tapi penjagaan perumahan ini cukup ketat. Mobil yang dibawa Yuda sudah terpakir dihalaman rumah itu Yuda masih bingung melihat kearah kakaknya itu. Karina mengajak masuk adik dan ibuknya kedalam rumah itu.
Sesampai didalam mereka duduk di ruang tamu sambil menunggu kedatangan Daniel dan keluarganya.
“kak ini rumah buat siapa? Kok aku nggak tau kakak beli rumah ini.” Tanya Yuda, melihat wajah Yuda yang penasaran Karina senyum senyum sendiri.
“kalau kasih tau kamu, namanya nggak kejutan dong, ya nggak buk?.” Terang Karina sambil memeluk ibu titi, Yuda berpikir sesaat lalu dia menatap kakaknya lagi.
“kak kan mau pergi ke singapore minggu ini, terus ini rumah siapa yang tempati?.” Yuda masih penasaran ingin mengetahui maksud kakaknya itu.belum sempat karina menjawab terdengar suara mobil Daniel yang sudah sampai dikediaman itu.
Yuda yang melihat kedatangan Daniel beserta keluarganya langsung paham “kak ini….”. belum selesai Yuda bicara sudah dipotong Karina.
“cerdas.. nggak sia sia punya adik pinter kayak kamu, sudah cakep, pinter, sayang masih jomlo”. canda Karina sambil ketawa lepas, yuda yang di kerjain karina hanya bisa mencibirkan bibirnya.
Daniel sudah turun dari mobil dengan keluarganya dan berjalan masuk kedalam rumah disambut salam dari mereka.
“apa kabar ma pa." sapa yuda pada kedua orangtua Daniel, Yuda mencium kedua tangan keduanya setelah itu Yuda memeluk satu satu adik Daniel.
Setelah semua berkenalan dan sekarang mereka duduk pindah keruang keluarga yang luas, Daniel melirik Yuda yang saat ini melihat kearahnya sambil senyum tipis.
“selamat datang dirumah ini Tuan darsono dan Nyonya arum maaf mengganggu hari liburnya karena Karina minta datang kesini.” ucap Karina sopan pada kedua orangtua Daniel.
“nggak papa nak Karin, mama sama papa malah senang tadi diajak Daniel untuk ketemu Karina sama buk titi”. Jawab Nyonya Arum lembut sambil senyum kearah buk titi, dulu mereka sempat bertemu tapi setelahnya mereka kehilangan kontak.
“Gini ma pa, Daniel akan sangat sibuk dengan yuda mengurus perusahaan yang baru, minggu ini Karina juga mau pindah ke Singapore, Karina beli rumah ini buat mama papa dan adik adik biar Daniel lebih tenang kerja nya, mau ya mah pah tinggal disini, Karina….” belum selesai karina bicara.
“jangan pakai alasan ngidam lagi kak.” Sela Yuda pada kakaknya itu.
“iiihhss Yuda jadi hilang konsentrasi kakak, lupa mau bicara apa lagi.” Protes karina sambil melempar Yuda pakai tissue yang ada ditangannya.Yuda ketawa ngakak melihat wajah sewot karina.
“Mama sama papa dan adik adik mulai saat ini tinggal dirumah ini, kakak beliin rumah ini biar Daniel kerja merasa tenang karena keluarganya sudah ditempat yang aman.” Terang Yuda pada mereka semua.
“iya ma, maksud karina itu ma, semoga mama suka rumah ini mah.” Imbuh Karina sambil menggenggam tangan Nyonya Arum. Mamanya Daniel melihat kearah anaknya yang saat ini juga sedang melihat kearahnya dengan mata yang berkaca kaca menahan tangis.
Nyonya arum menoleh kearah suaminya yang juga terlihat haru mendengar niat baik Karina itu. “mau yah ma,pa please biar karina juga tenang ma.” tambah karina lagi.
“iya Nyonya arum terimalah, karina sangat bersemangat mengurus ini kemaren tanpa diketahui yuda dan Daniel, alasannya ngidam waktu saya tanya kenapa beli rumah ini.” terang bu titi sambil tersenyum pada Nyonya arum.
Nyonya arum memeluk karina “terimakasih nak karina, terimakasih “. ucap nyonya arum semua orang disana menjadi ikut menangis bahagia.
“benerkan apa yang yuda bilang , pasti ngidam lagi jadi alasan beli rumah.” ujar Yuda menggoda kakaknya itu. Semua yang disana ketawa mendengar celotehan yuda.
Karina yang digoda oleh adiknya hanya tersenyum. Dia tersenyum bahagia bisa membantu Daniel dan Keluarganya yang dulu sangat baik sama yuda dan buk titi.
“mudah mudahan mama, papa dan adik adik senang tinggal disini.” Doa karina pada keluarga Daniel
“Papa sangat senang nak tinggal disini, semoga Tuhan membalas semua kebaikan nak Karina pada kami sekeluarga.” ucap Tuan darsono dengan suara serak menahan tangis.