NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

"Apaa!!!" Pekik Kania.

"Enggak ah, aku belum siap!!" Tolak Kania dengan tegas.

"Ya itu kan satu-satunya cara biar Farel nggak ngancem kamu lagi"

"Tapi kan pernikahan kita cuma en__"

"Apa benar kamu cuma menginginkan pernikahan kita ini hanya sampai di situ saja?? Apa tidak ada sedikit saja keinginan untuk di hati kamu untuk mempertahankan pernahkah kita ini Dek??" Tanya Alam dengan sendu.

"Aku tidak tau" Jawab Kania menunduk.

"Ya sudah tidak usah di pikirkan, ayo kita lanjutkan pekerjaan kamu. Kakak bantu" Alam mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas itu lagi.

Tentu saja Alam merasakan sakit di hatinya kala Kania tidak mampu menjawab pertanyaannya, tapi dia memilih untuk menyembunyikan rasa sakit itu untuk dirinya sendiri.

"Tunggu!!" Kania menahan tangan Alam.

Alam menoleh pada Kania tanpa bersuara.

"Kamu nggak marah aku pergi sama Farel??" Mata Kania menyipit mencari jawaban di mata Alam.

"Enggak, Kakak senang kamu sudah berani jujur. Tapi Kakak akan marah kalau kamu memilih berbohong" Alam mengusap rambut Kania dengan lembut.

"Hufftt tau gitu aku nggak perlu ketar-ketir dong" Batin Kania lega.

"Tapi bukan berarti Kakak akan kasih ijin kamu ketemu sama Farel terus loh ya!!"

"Hah?? Tadi katanya nggak marah??" Kania menggaruk kepalanya bingung.

"Yang tadi kan sudah terlanjur, tapi besok-besok kalau kamu mau pergi bilang dulu sama Kakak, biar Kakak temani" Ucap Alam enteng.

"Mana bisa begitu!!" Kania memprotes ucapan Alam itu.

"Memangnya kenapa?? Kamu istri Kakak, masalah mengijinkan atau tidak itu juga hak Kakak. Dan kamu harus ingat, seorang istri itu akan menerima dosa yang amat sangat besar ketika berduaan dengan pria lain apalagi tanpa ijin dari suami" Alam mulai mengeluarkan siraman rohaninya.

"Ih males deh kalau udah bawa-bawa agama!! Lagian posesif banget jadi orang!!" Gerutu Kania.

"Ya nggak papa dong, itu tandanya Kakak nggak mau kehilangan kamu" Alam menjawab dengan matanya yang fokus pada laptop di depannya.

"Nggak mau kehilangan gimana, lupa ya kalau pernikahan kita akan sege___"

Cup...

Kania diam seketika. Bola matanya seperti akan melompat dari tempatnya. Apalagi Kania mendengar suara kendang yang di tabuh dengan dengan keras dari dalam dadanya.

"Makanya nggak usah protes. Nurut apa kata suami!! Sekarang kita lanjutkan dulu pekerjaan kamu"

Ucap Alam setelah melepaskan kecupan singkatnya pada bibir merah Kania.

Kania hanya mengangguk menurut tanpa berani protes lagi seperti anak yang di marahi ibu tirinya.

Alam tersenyum tipis di dalam diamnya. Namun dia juga heran kenapa berani sekali mencium istrinya itu.

Alam sempat takut jika Kania mengamuk, tapi reaksi Kania yang hanya diam malah membuat Alam semakin melambung.

Sebenarnya pekerjaan Kania sudah hampir selesai, tinggal merapihkan dan menyelesaikan bagian akhirnya saja.

Tapi istrinya itu sudah terlanjur tidak mood maka Alam yang membantu menyelesaikannya.

Sudah hampir satu jam mereka berdua berkutat dnegan pekerjaan kantor Kania, akhirnya semuanya selesai juga.

"Sudah selesai Dek" Alam menutup laptop berwarna putih milik Kania itu.

Tak ada jawaban dari seseorang yang sedari tadi menyandarkan kepalanya di pundak Alam.

"Dek??"

Kania melirik Kania yang masih nayaman tak terganggu dengan suara dan pergerakan Alam.

Alam justru merasakan kepala Kania makin berat di pundaknya.

"Hufftr ternyata ketiduran, aku kira kamu dengan bersandar di pundak ku dalam keadaan sadar Dek"

Alam tau jika tidak mungkin Kania secara suka rela bersandar di bahunya.

Alam merebahkan Kania dengan pelan, tak ingin mengganggu tidur istrinya itu. Kemudian Alam.membereskan semua kertas yang berada di ranjangnya, lalu dengan cepat menyusul Kania berbaring di ranjang.

"Selamat malam Dek, Kakak mencintaimu"

Cup..

Lagi-lagi satu kecupan Alam berikan pada Kania di malam ini. Namun kali ini Alam mendaratkannya di kening, bukan di bibir. Alam memejamkan matanya dengan posisi terlentang, tepat di sisi Kania tanpa pembatas sekalipun.

GREEPPP...

Alam yang sudah mulai terlelap harus kembali terjaga karena tangan Kania yang mulai lancang melingkar di pinggangnya.

"Dek?" Panggil Alam.

Tak ada jawaban dari Kania, maka sudah di pastikan jika Kania tidak sadar melakukan itu.

"Baiklah kalau ini yang kamu mau Dek. Jangan salahkan Kakak karena kamu yang memulainya!!"

Alam menyelipkan tangannya di leher Kania, menarik istrinya itu agar semakin menempel padanya. Tangan Alam satu lagi tak dibiarkan menganggur. Dia meraih pinggang ramping milik istrinya.

Kini dua makhluk yang terlibat percintaan rumit itu untuk pertama kalinya saling merengkuh dalam kehangatan. Malam ini sepertinya menjadi malam membahagiakan bagi Alam.

-

-

-

Kania mulai terusik dari tidurnya karena merasakan pegal di pinggangnya. Kania ingin mengubah posisi tidurnya namun badannya susah di gerakkan karena terhalang sesuatu. Bantalnya yang tadinya empuk kini berubah keras namun nyaman dan pas sesuai dengan lekuk lehernya.

Kania meraba sesuatu yang terasa berat di pinggangnya. Dia masih malas membuka matanya hingga tangannya merasakan sebuah tangan kekar melilit pinggangnya.

Deg..

Mata Kania langsung membuka sempurna tanpa harus mengerjab terlebih dahulu.

"Selamat pagi istri Kakak" Ucap Alam tanpa membuka matanya.

Alam sudah bangun dari tadi tapi ia tidak mau membuang kesempatan langka itu. Alam terus saja menikmati momen indah itu sampai akhirnya Kania mulai gelisah dalam tidurnya.

Kania buru-buru ingin melepaskan tangan Alam yang mengunci pinggangnya. Dengan secepat kilat Kania juga menjauh dari suaminya itu.

"Kamu apa-apaan sih!! Sudah mulai berani ya?? Tau gitu aku biarin kamu tidur di kamar lain saja!!" Omel Kania di pagi hari. Dia sengaja melakukan itu untuk menutupi kegugupannya.

"Apa maksud kamu Dek, jangan asal marah-marah gitu dong!! Lihat saja siapa yang salah. Kakak masih di posisi semula tanpa bergeser. Sedangkan kamu kenapa bisa sampai kesini??" Tunjuk Alam pada kasur yang tadi menjadi tempat Kania.

"Mana mungkin aku bergeser menghampirinya!!" Batin Kani setelah melihat betapa jauhnya Kania meninggalkan tempatnya sendiri.

"Enggak pasti kamu mengambil kesempatan dalam kesempitan!!" Kania berkacak pinggang dengan tatapan yang menajam.

"Tentu saja!!" Jawab Alam dengan santai.

"Apa Kamu bilang?? Tentu saja??" Kania sempat syok mendengar jawaban Alam yang tak membantah itu.

"Ya kan namanya suami di peluk istrinya masa mau nolak. Lagian Kakak juga pingin dong di peluk-peluk sama kamu saat tidur seperti suami-suami yang lain" Jawab Alam dengan tenang.

"Oh gitu, jadi pingin kaya suami-suami yang lain?? Pingin tidurnya di peluk-peluk?? Ya sudah sana cari istri yang lain saja. Ngapain masih pertahankan istri yang nggak mau peluk saat tidur!!" Ucap Kania dengan lembut tapi terdengar menyeramkan bagi Alam.

"Aduh salah ngomong!!" Batin Alam merutuki dirinya sendiri.

"Bukan gitu Dek maksud Kakak" Ucap Alam langsung terduduk dari posisi berbaringnya.

"Terserah aku tidak peduli!!"

Kania melangkah menuju kamar mandi tapi dengan cepat Alam meraih tangan Kania hingga limbung ke samping menimpa tubuh Alam.

Untuk sejenak mata mereka saking beradu. Bola mata mereka saling terkunci. Mengisyaratkan sesuatu yang ada dalam hati mereka masing masing.

Alam membalikkan badan Kania dengan cepat hingga kini posisi mereka bertukar menjadi Kania yang berada di bawah kungkungan Alam.

"Kakak mencintaimu Dek"

Tepat saat kalimat cinta itu selesai di ucapkan dari bibir Alam, bibir itu juga yang langsung menyapa bibir milik Kania di pagi hari itu.

Kania memang sangat terkejut hingga mematung tanpa gerakan dan tanpa penolakan sekalipun. Kania juga bingung dengan reaksi tubuhnya itu. Pikirannya menolak namun hati dan tubuhnya tak mampu bertindak.

Alam terus menggerakkan bibirnya di atas bibir milik istrinya itu. Meski tak ada sambutan dari Kania namun Alam tetap gencar melakukan aksinya.

Alam mulai m***mat bibir yang sedikit terbuka itu, bahkan dengan nakal Alam juga mengh**apnya. Alam tak menyangka akan mendapatkan sarapan yang sangat lezat di pagi ini.

Kania mulai mendapatkan kesadarannya saat merasakan sesuatu yang mengeras di bawah sana.

Kania mulai mendorong dada bidang milik suaminya itu.

"K-kak!!" Ucap Kania di sela bibirnya yang terus di nikmati oleh Alam.

"Apa sayang??" Bisik Alam dengan suara parau.

Kania juga bukan gadis polos yang tak tau apa-apa. Ia sudah bisa melihat kabut gairah yang menyelimuti mata suaminya itu.

Kania menggerakkan kakinya merasa tidak nyaman dengan sesuatu mengenai pahanya itu.

"Jangan banyak bergerak kalau kamu tidak ingin dia lepas dari sangkarnya" Alam bicara hanya dengan memberikan jarak beberapa mili saja dari bibirnya.

Tapi saat Alam ingin memulai aksinya lagi tiba-tiba terdengar bel berbunyi dari balik gerbang rumahnya.

"Lepas Kak, ada tamu!!" Kania mengambil keputusan saat Alam lengah untuk segera berdiri.

"Ahhhh siapa yang mengganggu pagi-pagi begini!!" Kesal Alam.

Alam langsung menuju kamar mandi tanpa protes. Ia harus segera memadamkan sesuatu yang sudah sangat panas dan membakar di dalam tubuhnya itu.

"Huhhh selamet, selamet. Kenapa juga aku malah diam saja tanpa menolak. Badanku rasanya kaku tak bisa di gerakkan" Kania menguap dadanya sambil berjalan keluar.

"Murahan banget sih aku, kasih jawaban aja enggak tapi mau aja di jamah" Kania memukuli kepalanya sambil terus menggerutu.

Kania memakai night robenya, tak mungkin jika ia akan keluar rumah dengan pakaian yang tipis tanpa lengan itu.

Kania tidak bisa melihat siapa yang berada di balik pintu pagar karena memang pintu pagarnya di buat dengan rapat.

Kania membuka sedikit pintu pagarnya itu. Terlihat di sana sosok wanita yang sedang menghadap ke jalan membelakanginya.

"Maaf cari sia___"

-

-

-

-

Happy reading..

jangan lupa berikan liek kalian untuk karya ini yaa...

terimakasih😊

1
Sri Yuni
dr awal baca sdh meng-syedihh thor 😭
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!